Strategi Peningkatan Kinerja dan Pertumbuhan BUMD Bidang Pangan Provinsi DKI Jakarta
Date
2021Author
Siahaan, Henry MP
Priyarsono, D.S.
Arifin, Bustanul
Rifin, Amzul
Metadata
Show full item recordAbstract
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang pangan DKI Jakarta yaitu Perumda Pasar Jaya, PD Dharma Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya selama tahun 2014-2018 menunjukkan indikasi tren pertumbuhan aset dan pendapatan yang positif namun tidak stabil di mana nilai Koefisien Variasi berfluktuatif tinggi sehingga cenderung belum menggambarkan tren sesungguhnya. Demikian juga dengan kinerja keuangannya di mana rasio profitabilitas perusahaan relatif rendah dan fluktuatif, rasio likuiditas dengan kecenderungan yang terus membesar bahkan sampai 10 kali. Untuk kinerja non keuangan, realitasnya penguasaan pasar BUMD bidang pangan hanya 2-8 persen. Sinergi bisnis ketiga BUMD masih parsial dan ad-hoc. Begitu juga daya saingnya dibanding dengan para kompetitor disparitasnya cukup besar. Kinerja BUMD bidang pangan belum sepenuhnya memenuhi harapan pemerintah provinsi DKI Jakarta, misalnya target penguasaan pangsa pasar sebesar 30 persen yang belum tercapai. Untuk merebut pangsa pasar yang lebih besar diperlukan strategi yang tepat. Upaya penataan dan terobosan yang berbeda dari yang saat ini dilakukan manajemen BUMD dan pemerintah provinsi DKI Jakarta perlu dilakukan dengan terlebih dahulu mengevaluasi secara menyeluruh atas keberadaannya sebelum mewujudkan klasterisasi lalu Initial Public Offering (IPO), membangun sinergi antar BUMD, dan mendorong kemandirian dengan tidak bergantung pada APBD lagi seperti rencana pada Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-2022. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor internal dan eksternal lingkungan bisnis yang mempengaruhi kinerja dan pertumbuhan BUMD sektor pangan DKI Jakarta, (2) merancang strategi prioritas berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja dan pertumbuhan BUMD di bidang pangan di DKI Jakarta, (3) merumuskan model bisnis operasional BUMD bidang pangan di DKI Jakarta sesuai dengan strategi prioritas untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan BUMD bidang pangan di DKI Jakarta. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode survei menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada manajemen ketiga BUMD. Di samping itu, wawancara dan diskusi juga dilakukan dengan beberapa pakar (narasumber), khususnya praktisi dan pakar restrukturisasi perusahaan. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur, laporan-laporan resmi lembaga-lembaga terkait obyek penelitian di lingkungan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Data diolah dengan metode Structural Equation Model Partial Least Square (SEM PLS) untuk menentukan faktor internal dan eksternal yang signifikan mempengaruhi kinerja tiga BUMD bidang pangan di DKI Jakarta, Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam menganalisis dan merumuskan strategi prioritas dari pertumbuhan perusahaan, dan analisis deskriptif menggunakan model bisnis kanvas (BMC) untuk menyusun rekomendasi implementasi operasional strategi peningkatan kinerja dan pertumbuhan yang paling prioritas. Measurement model pada analisis SEM PLS terdiri dari 12 indikator terbagi ke dalam lima dimensi yaitu manajemen, operasional organisasi, sumberdaya manusia (SDM), kinerja keuangan dan penguasaan teknologi. Dengan 98 responden dari manajemen level menengah sampai top pada tiga BUMD pangan di DKI Jakarta, menunjukkan seluruh indikator mampu menggambarkan seluruh dimensi. Sedangkan lima dimensi yang digunakan pada structural model, hanya dimensi kinerja keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan pertumbuhan BUMD. Adapun dimensi manajemen, organisasi, SDM dan penguasaan teknologi tidak signifikan meningkatkan kinerja dan pertumbuhannya. Hasil analisis AHP dengan lima pakar sebagai responden menyimpulkan Aktor prioritas adalah Manajemen BUMD, Faktor prioritas adalah tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan Strategi prioritas adalah Perusahaan Induk BUMD pangan. Klasifikasi bentuk Perusahaan Induk yang disarankan adalah operating holding company atau perusahaan induk manajemen dengan harapan perusahaan induk dapat mengontrol dan memonitor pengambilan keputusan bisnis dari anak perusahaan. Dari sembilan segmen sesuai BMC yang telah dirumuskan maka segmen hambatan menjadi elemen terpenting yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. Berjalan atau tidaknya perusahaan induk mencapai target yang ditetapkan oleh pihak manajemen maupun pemangku kepentingan lainnya terletak pada bagaimana mengatasi hambatan. Hambatan tersebut adalah faktor disparitas modal diantara ketiga BUMD cukup signifikan di mana Perumda Pasar Jaya relatif unggul dibanding PD Dharma Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya, kondisi keuangan, GCG yang belum optimal dan intervensi politik. Implikasi atas hasil penelitian bahwa manajemen perusahaan dan pemerintah provinsi DKI Jakarta perlu fokus mengevaluasi dan improvisasi peningkatan struktur modal, volume usaha dan memperbaiki GCG. Rekayasa struktur modal dan volume usaha perlu difokuskan pada pemetaan dan evaluasi faktor-faktor spesifik yang mempengaruhinya pada setiap BUMD. Perbaikan GCG misalnya dengan menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Pedoman GCG dan Pedoman Code of Conduct sebagai implementasi teknis dari Peraturan Gubernur Nomor 96 Tahun 2004 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada BUMD di Lingkungan Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Dengan begitu profitabilitas perusahaan diharapkan dapat meningkat dan memberikan multiplier effect terhadap meningkatnya kinerja usaha dan pertumbuhan BUMD bidang pangan. Selain itu, pemerintah provinsi DKI Jakarta perlu mengubah indikator penilaian kinerja dan pertumbuhan BUMD khususnya bagi BUMD bidang pangan di DKI Jakarta dengan mengubah Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan BUMD di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk periode jangka menengah- panjang, perlu dilakukan perubahan kelembagaan ketiga BUMD dari saat ini berdiri sendiri menjadi perusahaan induk BUMD bidang pangan.
Collections
- DT - Business [327]