dc.description.abstract | Anemia adalah penurunan konsentrasi hemoglobin yang berfungsi untuk
membawa oksigen kedalam jaringan tubuh. Penyimpangan kadar hemoglobin darah
dari nilai normal dapat digunakan sebagai indikator untuk mendiagnosa anemia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Nasional 2018
diperoleh bahwa 23,7% mengalmai anemia. Jumlah ini meningkat sebanyak 2%
dari hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013. Sampai saat ini metode yang
digunakan untuk memperoleh nilai hemoglobin merupakan metode invasive,
dimana pengambilan sampel darah dari pembuluh darah arteri, vena atau kapiler
tidak hanya meninggalkan rasa sakit pada pasien, tetapi juga memungkinkan pasien
terinfeksi penyakit. Selain itu, jangka waktu untuk deteksi yang lumayan panjang
yang tidak memungkinkan untuk pemantauan secara real-time dalam situasi krisis
dan menggunakan barang habis pakai.
Seiring perkembangan zaman, maka metode invasive bisa diganti dengan
metode non-invasive yang tidak perlu melukai pasien. Merode non-invasive yang
diterapkan dalam alat ukur hemoglobin darah menggunakan prinsip spektoskopi
dengan memanfaatkan reflektansi. Selain itu perkembangan dunia digital
memungkinkan sebuah alat untuk menggunakan internet of things (IoT). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat ukur hemoglobin darah noninvasive
berukuran compact, menyederhanakan cara penggunaan alat, menanamkan
sistem IoT, mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pembacaan alat, dan
menambahkan model machine learning. Penelitian yang dilakukan sudah berhasil
mengembangkan alat ukur hemoglobin darah non-invasive dengan ukuran yang
compact. Alat yang dikembangkan dapat terhubung melalui jaringan internet
menggunakan chip ESP8266 sehingga dapat digunakan untuk melakukan proses
monitoring, dan juga ditambahkan baterai li-po untuk sumber listriknya.
Penyederhanaan cara penggunaan alat dilakukan dengan menambahkan graphical
user interface (GUI) pada web server.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat akurasi dan presisi alat ukur
hemoglobin darah non-invasive adalah panjang gelombang, intensitas cahaya,
warna probe, suhu, kelembaban, dan jenis kelamin. Terdapat dua buah alat yang
dibuat, dengan perbedaan warna yaitu probe berwarna hitam dan probe berwarna
putih. Kalibrasi dilakukan terhadap alat dengan membandingkan dengan metode
invasive. Data yang telah diperoleh kemudian diolah menggunakan machine
learning. Persamaan yang diperoleh ditanamkan kedalam alat ukur hemoglobin
darah non-invasive. Alat berwarna hitam memiliki akurasi 87,92% dengan presisi
98,51%. Alat berwarna putih memiliki akurasi 87,09% dan presisi 99,89%. Tingkat
akurasi dan presisi yang cukup tinggi memungkinkan alat yang dikembangkan
untuk mendiagnosa anemia. | id |