Show simple item record

dc.contributor.advisorJayanegara, Anuraga
dc.contributor.advisorLaconi, Erika
dc.contributor.advisorRidla, Muhammad
dc.contributor.advisorSofyan, Ahmad
dc.contributor.authorMulianda, Randi
dc.date.accessioned2021-07-08T12:56:10Z
dc.date.available2021-07-08T12:56:10Z
dc.date.issued2021-06-04
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107295
dc.description.abstractPenyediaan pakan ternak yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan industri peternakan. Semakin meningkatnya harga sumber-sumber protein dan adanya ancaman ketahanan pakan ternak. Oleh karena itu, studi pakan yang berkembang pada saat ini ditujukan untuk mencari sumber protein alternatif dengan memanfaatkan insekta. Salah satu spesies insekta yang berpotensi digunakan sebagai pakan sumber protein terbarukan adalah larva black soldier fly/ BSF (Hermetia illucens) dikarenakan sistem produksinya yang mudah, kecepatan tumbuh yang pesat dan kandungan protein yang tinggi sekitar 40 Namun demikian BSF mengandung lemak yang relative tinggi 29,65%. Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap 1) kajian larva BSF yang telah dihilangkan lemaknya sebagai kandidat bahan pakan ternak: studi in vitro, 2) evaluasi fermentasi ransum komplit yang mengandung larva BSF yang dihilangkan sebagai pakan ternak, dan 3) kinetika degradasi fermentasi ransum komplit yang mengandung larva BSF sebagai pakan ternak melalui kajian in sacco. Penelitian tahap I bertujuan untuk mengetahui tingkat degradasi bahan kering dan bahan organik dari larva BSF sebagai kandidat alternatif protein sumber pakan ternak menggunakan teknik fermentasi secara in vitro. Larva BSF didapat dari pembudidayaan insect BSF Biocycle, di daerah Bogor Jawa barat. Larva BSF di matikan dulu dengan cara dimasukkan ke freezer kemudian di angin anginkan sbelum di oven pada suhu 50 ºC selama 2 x 24 jam. Setelah dilakukan pengeringan menggunakan oven larva BSF dilakukan penghilangan lemak dengan cara mekanik (tekanan tinggi) dan dengan cara kimiawi (pelarut hexane). Cairan rumen didapatkan dari sapi Peranakan Ongole berfistula di Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI Cibinong. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu larva BSF utuh (R1), larva BSF dihilangkan lemaknya secara mekanik (R2), larva BSF dihilangkan lemaknya secara kimiawi (R3), soybean meal (R4). Parameter yang diamati adalah pH, NH3, total Volatile Fatty Acid (tVFA), kecernaan bahan kering dan bahan organik, serta produksi gas pada jam ke-24 dan ke-48. Hasil dari penelitian tahap I menunjukkan penghilangan lemak dari larva BSF dengan metode ekstraksi mekanis atau kimiawi memperlihatkan peningkatan kecernaan dalam sistem fermentasi rumen in vitro. Namun, nilai gizi larva BSF yang dihilangkan lemaknya masih lebih rendah dibandingkan bungkil kedelai. Penelitian tahap II bertujuan untuk mengevaluasi fermentasi ransum komplit yang mengandung larva BSF yang dihilangkan lemaknya sebagai pakan ternak. Rancangan yang digunakan pada penelitian tahap II ini adalah Rancangan Acak Lengkap yaitu, (RK1) fermentasi ransum komplit; (RK2) fermentasi ransum komplit + 50% larva BSF utuh pengganti SBM; (RK3) fermentasi ransum komplit + 50% larva BSF pengganti SBM yang dihilangkan lemaknya secara kimiawi; dan (RK4) fermentasi ransum komplit + 50% larva BSF pengganti SBM yang dihilangkan lemaknya secara mekanis. Fermentasi ransum komplit yang telah dicampurkan dengan larva BSF diangin-anginkan, ditimbang, dimasukkan ke dalam wadah dan kemudian dikumpulkan serta diaduk sampai rata. Bahan tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam silo kemudian ditutup rapat dan ditempatkan pada tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung, dengan suhu penyimpanan 25-27°C. Fermentasi ransum komplit dikeringkan dengan lemari pengering pada suhu 50 ºC selama 48 jam, digiling dan ditapis dengan saringan berdiameter 1 mm. Parameter yang diamati adalah komposisi nutrien fermentasi ransum komplit dan profil fermentasi rumen secara in vitro. Hasil dari penelitian ini adalah komposisi nutrisi fermentasi ransum komplit yang mengandung larva BSF sebelum dan sesudah fermentasi tidak ditemukan perbedaan signifikan terhadap kandungan nutrisi dari pakan fermentasi. Fermentasi ransum komplit mengandung 50% larva BSF sebagai pengganti SBM. Hasil dari penelitian ini larva BSF yang dihilangkan lemaknya dapat dimasukkan dalam fermentasi ransum komplit dan tidak menunjukkan efek negatif/ merugikan terhadap nilai gizi fermentasi. Namun, penyertaan larva BSF utuh dalam fermentasi ransum komplit dapat menurunkan nilai gizi fermentasi. Penelitian tahap III bertujuan untuk mempelajari kinetika degradasi fermentasi ransum komplit yang mengandung larva BSF yang dihilangkan lemaknya melalui kajian in sacco. Fermentasi ransum komplit mengandung larva BSF ditempatkan dengan metode yang sama dengan tahap I dan II. Dua ekor sapi Peranakan Ongole (PO) berfistula dengan bobot 450 kg dan 425 kg digunakan sebagai ternak uji. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap 4 perlakuan dan 6 ulangan. Sampel terlebih dahulu digiling dan ditapis dengan saringan berdiameter 4 mm. Sebanyak 5 g sampel fermentasi ransum komplit dimasukkan ke dalam kantong nilon dan dikoding, lalu masukkan ke dalam rumen dengan titik inkubasi 0, 4, 12, 24, 48 dan 72 jam. Parameter yang diamati adalah degradasi bahan kering dan bahan organik, kinetika degradasi bahan kering dan bahan organik, serta degradasi efektif bahan kering dan bahan organik. Hasil dari penelitian ini penyertaan 50% larva BSF pengganti SBM fermentasi ransum komplit dapat mempengaruhi degradasi bahan kering, bahan organik, protein kasar dan lemak kasar serta nilai kinetika degradasi fermentasi ransum komplit secara in sacco. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah fermentasi ransum komplit yang dicampur dengan larva BSF yang dihilangkan lemaknya dapat dijadikan sebagai komponen pembuatan ransum sebagai sumber alternatif protein secara in vitro dan in sacco. Kata kunci: BSF, ransum komplit, in sacco, in vitro, fermentasiid
dc.description.abstractOne of the determining factors for the livestock industry's performance is the availability of quality animal feed. The price of protein sources and the threat to the safety of animal feed, the rise in the human population and the growing consumer demand for protein have made the price of animal protein more costly. Therefore, the latest production of feed studies aims at discovering alternative sources of protein using insects. The black soldier fly (BSF) larvae are an insect species with the to be used as a source of sustainable protein feed (Hermetia illucens) due to its easy production system, fast growing speed and high protein content of around 40% However, BSF contains a relatively high fat. This research consisted of three phases, namely phase1) study of BSF defatted larvae as animal feed candidates: in vitro studies,2) assessment of the complete ration fermentation containing BSF defatted larvae as animal feed, and 3) degradation kinetics of complete ration fermentation containing BSF larvae as animal feed through in sacco studies. The first phase of the research aims to establish the extent of degradation of dry matter and organic matter from BSF larvae using in vitro fermentation techniques as alternative candidates for animal feed protein sources BSF larvae were collected in Bogor, West Java, from BSF Biocycle insect cultivation. First, the BSF larvae are switched off by putting them in the freezer and then airing them before being shot for 2 x 24 hours at 50 ºC. After drying using a BSF larva oven, fat removal is carried out by mechanical means (high pressure) and by chemical (hexane) methods. Rumen fluid is collected from Ongole crossbreed fistula cows at the LIPI Cibinong Center for Biotechnology Research. The following treatments were tested: intact BSF (T1), BSF low in lipid by mechanical extraction (T2), BSF low in lipid by chemical extraction (T3), and soybean meal (T4). The parameters observed were pH, NH3, total Volatile Fatty Acid (tVFA), digestibility of dry matter and organic matter, and 24 and 48 hours of gas output. The results of the phase I analysis showed that the removal of fat from BSF larvae by mechanical or chemical extraction methods showed improved digestibility in the in vitro fermentation system of rumen. However, the nutritional value of the defatted BSF larvae was still lower than that of soybean meal. The second phase of the study was aimed at evaluating the complete ration fermentation containing defatted BSF larvae as animal feed. the following treatments: fermentation TMR (RK1), fermentation TMR + 50% of BSF intact larvae substitute for SBM (RK2), fermentation TMR + 50% of substitute for SBM chemically defatted BSF larvae (RK3), and fermentation TMR + 50% of substitute for SBM mechanically defatted BSF larvae (RK4). Complete feed fermentation that has been mixed with BSF larvae is aerated, weighed, put in a container, and then collected and stirred until blended. The material is then put into a silo then tightly closed and placed in a place that is not exposed to direct sunlight, with a storage temperature of 25-27 °C. Complete ration fermentation was dried in a drying cabinet at 50 °C for 48 hours, milled and sieved with a 1 mm diameter sieve. The parameters observed were the nutrient composition of the complete fermentation feed and the complete fermentation fermentation ration, and the in vitro fermentation profile of the rumen. The results of this study were the nutritional composition of complete fermentation rations containing BSF larvae before and after fermentation were not found to be significant differences in the nutritional content of fermentation feed. Complete feed fermentation 2% BK each of the total complete ration fermentation. The results of this study were that defatted BSF larvae could be used in the complete fermentation ration and did not have any harmful / adverse effects on fermentation nutritional value. However, the inclusion of whole BSF larvae in the complete fermentation ration can reduce fermentation's nutritional value. The third stage of the research was aimed at studying the kinetic degradation of complete fermentation rations containing defatated BSF larvae in sacco studies. Complete feed fermentation containing BSF larvae were placed using the same method as for stages I and II. Two fistula Ongole (PO) crossbreed cows weighing 450 kg and 425 kg were used as test cattle. The design used in this study was a completely randomized design with 4 treatments and 6 replications. The sample was first ground and sieved with a 4 mm diameter sieve. Then as much as 5 g of the complete ration fermentation sample was put in a nylon bag and encoded, then put in a rumen with incubation points 0, 4, 12, 24, 48 and 72 hoursThe parameters observed were the degradation of dry matter and organic matter, the kinetics of dry matter and organic matter degradation, and the effective degradation of dry matter and organic matter. The results of this study that the inclusion of 50% of BSF larvae substitute for SBM fermentation complete rations containing BSF larvae can affect the degradation of dry matter, organic matter, crude protein and crude fat as well as the kinetics value of complete fermentation degradation in sacco rations. The conclusion of this study is that complete ration fermentation mixed with defatted BSF larvae can be used as a ration component as an alternative source of protein in vitro and in sacco. Keywords: BSF, complate feed, in sacco, in vitro, fermentationid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleFermentasi Ransum Komplit Mengandung Larva Lalat Tentara HItam (Black Soldier Fly) Yang Mengalami Proses Delipidasiid
dc.title.alternativeFermentation Total Mixed Ratio Containing Black Soldier Fly Larvae (Hermetia Hillucens) of Defatted Procces: In Vitro dan In Sacco Studyid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordBSFid
dc.subject.keywordcomplate feedid
dc.subject.keywordin vitroid
dc.subject.keywordin saccoid
dc.subject.keywordfermentationid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record