Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Yanto
dc.contributor.authorSalamulloh, M. Sambas
dc.date.accessioned2021-07-08T00:52:12Z
dc.date.available2021-07-08T00:52:12Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107280
dc.description.abstractPerburuan dan perdagangan ilegal trenggiling menyebabkan penurunan populasi trenggiling di alam dan menyebabkan negara mengalami kerugian secara ekologi dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alur tata niaga, karakteristik pelaku, serta menduga volume dan nilai perdagangan ilegal trenggiling. Metode yang digunakan yaitu wawancara dengan staf BKSDA Jawa tengah dan BKSDA Yogyakarta, dan studi literatur. Data yang digunakan yaitu data operasi perdagangan satwa liar ilegal tahun 2015-2020 dari Ditjen GAKKUM-KLHK, GAKKUM Sumatera, BKSDA Yogyakarta, BKSDA Jawa Tengah, dan penelusuran dokumen melalui SIPP MA. Data dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian mengidentifikasi 5 jenis alur tata niaga ilegal yang didominasi oleh jenis alur restricted access 49% dan multiple barriers to market 25%. Alur tata niaga melibatkan warga lokal, bersifat tertutup dan kompleks. Pelaku merupakan usia produktif dan didominasi oleh laki-laki. Pemburu cenderung memiliki mata pencaharian sebagai buruh dan perantara sebagai pedagang. Bagian yang dijual dari trenggiling yaitu trenggiling utuh, sisik dan dagingnya dengan volume perdagangan ilegal trenggiling periode 2015-2020 sejumlah 4100 ekor dan nilai perdagangannya sebesar Rp6.032.202.989,00.id
dc.description.abstractPoaching and illegal trade in sunda pangolins cause a decline in population in the wild and detrimental to the country ecologically and economically. This study aims to identify the flow of commerce system, perpetrator’s characteristics, and to estimate the volume and value of illegal trade pangolins. The method used was an interview with the staff of BKSDA Central Java, BKSDA Yogyakarta, and literature studies. Used are data on illegal wildlife trade operations in 2015-2020 from the Directorate General of GAKKUM-KLHK, GAKKUM Sumatra, BKSDA Yogyakarta, BKSDA Central Java, document search through SIPP MA. Data analysis using qualitative and quantitative descriptive. There were 5 types of illegal pangolin commerce systems which were dominated by 49% restricted access and 25% multiple barriers to market. The flow of commerce system involves residents, is closed and complex. Perpetrators are productive age, dominated by men. Hunters tend to have a livelihood as laborers and intermediaries as traders. The parts that are sold from pangolins are whole pangolins, scales, and meat. The illegal trade volume of pangolins for the 2015-2020 period was 4100 animals and illegal trade value was IDR 6.032.202.989.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleTata Niaga dan Pendugaan Volume Perdagangan Ilegal Trenggiling (Manis javanica Desmarest 1822)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordtata niagaid
dc.subject.keywordtrenggilingid
dc.subject.keywordvolume perdaganganid
dc.subject.keywordcommerce systemid
dc.subject.keywordsunda pangolinid
dc.subject.keywordtrading volumeid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record