dc.description.abstract | Permintaan yang semakin tinggi menyebabkan terjadinya perburuan, perdagangan dan penyeludupan secara besar-besaran yang menjadi penyebab berkurangnya populasi harimau sumatera dihabitat alaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alur tata niaga perdagangan ilegal harimau sumatera, karakteristik pelaku, serta menduga volume dan nilai perdagangan ilegal harimau sumatera. Metode yang digunakan yaitu, wawancara dengan BKSDA Jakarta, BKSDA Aceh, Bea Cukai Soekarno Hatta dan studi literatur. Data yang digunakan yaitu data transaksi perdagangan ilegal satwa periode tahun 2015-2020, dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata niaga harimau sumatera melibatkan sejumlah pelaku pemanenan dan membentuk alur tata niaga. Alur tata niaga ilegal memiliki tiga jenis alur utama yang didominasi tipe alur Redundant channels. Pelaku perdagangan ilegal didominasi oleh laki-laki berusia berkisar 15-60 tahun dan cenderung memiliki mata pencaharian sebagai petani. Terdapat 65 transaksi pada periode tahun 2015-2020, dugaan volume perdagangan memiliki total sebanyak 119 satwa yang diperdagangkan, dan didominasi oleh bagian kulit. Pendugaan nilai perdagangan ilegal dari 12 transaksi mendapatkan nilai sebesar Rp819.000.000. | id |