Pertumbuhan Produktivitas dan Tingkat Komponen Dalam Negeri pada Industri Pengolahan di Provinsi Banten

Abstract

Penurunan produktivitas tenaga kerja secara parsial yang terjadi pada sektor industri pengolahan di Provinsi Banten pada akhirnya juga dapat mempengaruhi besarnya nilai produktivitas total dan besarnya kontribusi sektor industri pengolahan terhadap nilai total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten. Produktivitas sektor industri pengolahan perlu dioptimalkan agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan meningkatkan daya saing, sehingga dapat meningkatkan ekspor dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dapat diketahui bahwa nilai ekspor Provinsi Banten mengalami pertumbuhan yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai impornya. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Banten memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap impor, khususnya pada produk bahan baku dan penolong. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pada sektor industri pengolahan adalah dengan menetapkan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dengan kebijakan strategis ini, pemerintah berupaya untuk dapat meningkatkan ekspor dan mengurangi ketergantungan terhadap impor, khususnya yang terkait dengan produk bahan baku dan bahan penolong. Kebijakan TKDN akan membatasi penggunaan input impor, dan meningkatkan penggunaan input lokal pada kegiatan sektor industri pengolahan, sehingga akan memberikan dampak positif bagi keberlangsungan proses produksi dan pada akhirnya juga dapat meningkatkan produktivitas industri pengolahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peta industri pengolahan, bagaimana pertumbuhan produktivitas industri pengolahan, dan bagaimana pengaruh TKDN dan faktor lainnya terhadap pertumbuhan produktivitas industri pengolahan di Provinsi Banten. Tujuan penelitian ini adalah memetakan industri pengolahan, mengukur pertumbuhan produktivitas industri pengolahan, dan menganalisis pengaruh TKDN dan faktor lainnya terhadap pertumbuhan produktivitas industri pengolahan di Provinsi Banten. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel dari 836 perusahaan Industri Besar Sedang (IBS) di Provinsi Banten pada periode tahun 2005 sampai 2017. Data yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Provinsi Banten. Metode analisis yang digunakan adalah analisis klaster dan analisis regresi data panel. Analisis klaster digunakan untuk memetakan industri pengolahan di Provinsi Banten. Sedangkan analisis regresi data panel digunakan untuk mengukur besarnya pertumbuhan produktivitas, dan untuk menganalisis pengaruh TKDN dan faktor lainnya terhadap pertumbuhan produktivitas industri pengolahan di Provinsi Banten. Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan produktivitas adalah Total Factor Productivity (TFP). Sedangkan besarnya TKDN diketahui berdasarkan persentase bahan baku dan penolong lokal yang digunakan dalam proses produksi. Hasil analisis klaster K-Means menunjukkan bahwa industri pengolahan di Provinsi Banten dikelompokkan menjadi tiga klaster dengan karakteristik yang berbeda. Klaster pertama terdiri 83,13 persen perusahaan IBS. Klaster kedua terdiri atas 2,51 persen perusahaan IBS. Klaster ketiga terdiri atas 14,36 persen perusahaan IBS. Berdasarkan klaster yang terbentuk dapat diketahui bahwa sebagian besar perusahaan IBS di Provinsi Banten terletak di wilayah administratif Kabupaten dan Kota Tangerang, berlokasi di luar kawasan industri, dan berasal dari subsektor industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22), berstatus Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN), dengan klasifikasi skala usaha industri sedang dan tingkat persentase TKDN yang telah sesuai dengan ketentuan minimal 25 persen, serta tidak memiliki sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa pertumbuhan produktivitas pada masing-masing subsektor industri pengolahan di Provinsi Banten bernilai positif. Pertumbuhan produktivitas tertinggi terjadi pada subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI 20), sedangkan pertumbuhan produktivitas terendah terjadi pada subsektor industri pencetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI 18). Hasil analisis regresi data panel juga menunjukkan bahwa pertumbuhan produktivitas industri pengolahan dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh TKDN, total produksi, PMDN, impor, dan upah minimum provinsi (UMP). Namun, pengaruh TKDN terhadap petumbuhan produktivitas industri pengolahan adalah yang terkecil dibandingkan dengan faktor lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan TKDN belum mampu berperan optimal dalam meningkatkan pertumbuhan produktivitas industri pengolahan di Provinsi Banten. Pengaruh klaster subsektor industri terhadap pertumbuhan produktivitas industri pengolahan paling cepat terjadi pada klaster dua, dan paling lambat terjadi pada klaster tiga. Berdasarkan hasil penelitian, maka rekomendasi yang dapat disampaikan bagi pemerintah adalah membuat aturan TKDN yang spesifik untuk subsektor industri pada klaster tiga agar dapat meningkatkan kecepatan pengaruhnya terhadap pertumbuhan produktivitas industri pengolahan. Selanjutnya, pemerintah juga perlu melakukan integrasi kebijakan TKDN dengan kebijakan SNI agar dapat meningkatkan penggunaan bahan baku dan penolong lokal yang berkualitas dan bermutu baik sesuai standar nasional. Selain itu, pelaku usaha disarankan melakukan pengembangan produk untuk dapat meningkatkan ketersediaan produk substitusi impor, khususnya pada subsektor industri komputer, barang elektronik dan optik (KBLI 26), dan subsektor industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (KBLI 21).

The partial decline in labor productivity that occurs in the manufacturing industry sector in Banten Province, in the end, can also affect the amount of total productivity and the size of the contribution of the manufacturing industry sector to the total value of Gross Regional Domestic Product (GRDP) Banten Province. The productivity of the manufacturing industry sector needs to be optimized to produce the best quality products and increase competitiveness, so finally, increase exports and reduce dependence on imports. Based on the data of the Central Statistic Agency (BPS), it can be seen that the export value of Banten Province has increased smaller than the import value. This shows that Banten Province has a high level of dependence on imports, especially on products of raw and auxiliary materials. One of the efforts made by the government to increase productivity in the manufacturing sector is to establish a Local Content Requirements (LCR) policy. With this strategic policy, the government seeks to increase exports and reduce dependence on imports, especially those related to products of raw materials and auxiliary materials. The TKDN policy will limit the use of imported inputs, and increase the use of local inputs in the activities of the manufacturing sector so that it will have a positive impact on the sustainability of the production process and ultimately increase the productivity of the manufacturing industry. The problem of this research is how the map of the manufacturing industry, how is the productivity growth of the manufacturing industry, and how the influence of LCR and other factors on the productivity growth of the manufacturing industry in Banten Province. The purpose of this research is to map the manufacturing industry, measure the productivity growth of the manufacturing industry, and analyze the effect of LCR and other factors on the productivity growth of the manufacturing industry in Banten Province. The data type used in this study is secondary data in the form of panel data from 836 Medium-Large Industrial companies (MLI) in Banten Province in the period 2005 to 2017. The data used were obtained from the Central Statistics Agency (BPS) and the Investment Coordinating Board (BKPM). ) Banten Province. The analysis method used is cluster analysis and panel data regression analysis. Cluster analysis is used to map the manufacturing industry in Banten Province. Panel data regression analysis is used to measure the amount of productivity growth, and to analyze the effect of LCR and other factors on the productivity growth of the manufacturing industry in Banten Province. The indicator used to measure productivity growth was Total Factor Productivity (TFP). Meanwhile, the amount of LCR is known based on the percentage of local raw and support materials used in the production process.

The results of the K-Means cluster analysis show that the manufacturing industry in Banten Province is grouped into three clusters with different characteristics, where the first cluster consists of 83,13 percent MLI companies. The second cluster consists of 2,51 percent MLI companies, and the third cluster consists of 14,36 percent. Based on the cluster formed, the characteristics of most MLI companies in Banten Province are located in the administrative area of Tangerang Regency and City, located outside the industrial area, and originate from the sub-sector of the rubber industry, rubber and plastic goods (ISIC 22), domestic investment status, with classification of medium industrial business scale and LCR percentage level as to the minimum requirement, 25 percent, and does not have a national standard certification. The result of panel data regression analysis shows that productivity growth in each manufacturing industry sub-sector in Banten Province is positive. The highest productivity growth occurred in the sub-sector of the chemical industry and goods made of chemicals (ISIC 20), while the lowest productivity growth occurred in the sub-sector for the printing and reproduction of recorded media (ISIC 18). The results of panel data regression analysis also show that the productivity growth of the manufacturing industry is positively and significantly affected by LCR, total production, domestic investment, imports, and the provincial minimum wage. However, the effect of LCR on the productivity growth of the manufacturing industry is the smallest compared to other factors. This shows that the LCR policy has not been able to play an optimal role in increasing the productivity growth of the manufacturing industry in Banten Province. The influence of the industrial sub-sector cluster on the productivity growth of the processing industry is fastest in the second cluster, and the slowest occurs in the third cluster. Based on the results research, the recommendation that can be submitted to the government is to make specific TKDN regulations for the industrial sub-sector in cluster three to increase the speed of its influence on the productivity growth of the processing industry. Furthermore, the government also needs to integrate the TKDN policy with the SNI policy to increase the use of quality and good quality local raw materials and auxiliary materials according to national standards. In addition, business actors are advised to develop products to increase the availability of imported substitute products, particularly in the sub-sector of the computer industry, electronic and optical goods (ISIC 26), and the sub-sector of the pharmaceutical industry, chemical drug products, and traditional medicine (ISIC 21).