Pengaruh Ukuran Lubang Sadap terhadap Produktivitas Oleoresin Pinus Hasil Uji Keturunan di KPH Banyumas Barat
Abstract
Tanaman hasil uji keturunan menghasilkan pohon Pinus merkusii yang menghasilkan produksi oleoresin tinggi. Penyadapan oleoresin pinus di KPH Banyumas Barat masih menggunakan metode quarre. Penelitian bertujuan untuk mengukur produktivitas penyadapan oleoresin pinus, menentukan pengaruh sub galur dan ukuran lubang sadap terhadap produktivitas oleoresin pinus. Penelitian ini menggunakan metode bor rancangan faktorial 5 x 3 yaitu sub galur Jatim 1, Jatim 2, Cijambu, Sempolan dan pohon pinus reguler sebagai kontrol dengan perlakuan ukuran mata bor 13 mm, 16 mm, dan 19 mm. Sub galur Jatim 1 memperoleh hasil tertinggi pada rata-rata produktivitas oleoresin menggunakan 3 ukuran mata bor yaitu secara berurut sebesar 4,98 g/pohon/hari, 3,74 g/pohon/hari dan 4,26 g/pohon/hari. Sub galur Jatim 2 menghasilkan produktivitas paling rendah menggunakan 3 ukuran mata bor secara berurut sebesar 3,39 g/pohon/hari, 2,96 g/pohon/hari dan 2,91 g/pohon/hari. Sub galur dan ukuran lubang sadap masing-masing mempengaruhi produktivitas oleoresin. Mata bor ukuran 13 mm memperoleh total rata-rata produksi oleoresin tertinggi yaitu 19,70 g/pohon/hari sedangkan mata bor ukuran 19 mm memperoleh total rata-rata produksi oleoresin terendah yaitu 15,28 g/pohon/hari.
Collections
- UT - Forest Management [2836]