Show simple item record

dc.contributor.advisorQayim, Ibnul
dc.contributor.advisorSetiadi, Dede
dc.contributor.advisorSantoso, Nyoto
dc.contributor.authorMaster, Jani
dc.date.accessioned2021-05-28T01:19:14Z
dc.date.available2021-05-28T01:19:14Z
dc.date.issued2021-05-05
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106872
dc.description.abstractTaman Nasional Way Kambas (TNWK) memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, mamalia besar yang dilindungi seperti badak sumatra, gajah sumatra hingga harimau sumatra hidup di sini. Keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh TNWK tidak lepas dari berbagai permasalahan dalam pengelolaannya. Salah satu masalah yang ada yaitu hadirnya jenis tumbuhan invasif. Dua jenis tumbuhan yang dicurigai menjadi invasif di TNWK yaitu Melaleuca leucadendra (gelam) dan Melastoma malabathricum (senggani), namun hingga saat ini belum ada penelitian mengenai invasi tumbuhan di TNWK. Dampak yang muncul dari invasi suatu spesies biasanya tidak langsung terlihat, oleh sebab itu upaya pencegahan dan pengendalian invasi biologi harus dilakukan sedini mungkin. Upaya atau langkah awal untuk mengendalikan invasi spesies adalah mempelajari karakter ekologinya, karena penyebab invasi dari suatu jenis biasanya khas, oleh sebab itu penting untuk memahami autekologi dari jenis-jenis invasif tersebut dalam upaya untuk mengendalikannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kondisi lingkungan dan faktor penyebab invasi gelam dan senggani di TNWK; (2) menganalisis keanekaragaman jenis tumbuhan dan dominasi gelam dan senggani di TNWK; (3) menganalisis peta sebaran invasi gelam dan senggani di TNWK; (4) menganalisis perubahan vegetasi dan pemanfaatan habitat oleh satwa pascapengendalian senggani yang dilakukan secara manual di TNWK; (5) merumuskan upaya pengendalian invasi senggani di TNWK Penelitian di laksanakan pada tahun 2018–2019 di TNWK, meliputi analisis vegetasi dengan menggunakan metode jalur transek yang dipadukan dengan plot kuadrat secara berselang; pengukuran faktor biotik dan abiotik pada lokasi yang terinvasi dan tidak terinvasi; pembuatan plot uji coba pengendalian invasi senggani dengan cara di cabut yang dilanjutkan dengan monitoring perubahan vegetasi pasca pengendalian serta monitoring kunjungan satwa pada lokasi plot pengendalian invasi senggani; dan analisis tutupan lahan berdasarkan citra Landsat untuk memetakan sebaran invasi gelam dan senggani di TNWK. Berdasarkan analisis vegetasi yang dilakukan, ditemukan 11 jenis tumbuhan yang berpotensi invasif di TNWK, dua diantaranya adalah gelam dan senggani yang telah menginvasi rawa-rawa di TNWK. Kekeringan yang terjadi di areal rawa saat musim kemarau panjang diduga menjadi faktor utama invasi gelam dan senggani. Selain itu kemampuan kedua jenis tumbuhan tersebut untuk menghasilkan biji yang banyak menjadi faktor pendukung invasi. Musim kemarau yang panjang memberikan kesempatan biji gelam dan senggani tumbuh dan menginvasi areal rawa yang kering. Biji gelam yang telah jatuh ke tanah memiliki kemampuan untuk bertahan lama di tanah. Pohon gelam banyak tersebar di bagian timur taman nasional terutama di tepi-tepi rawa dan sungai dengan tutupan invasi mencapai luas 9637 ha, sedangkan senggani tersebar hampir di seluruh areal yang terbuka dengan tutupan mencapai 12.077,07 ha. Senggani mampu menyebar lebih luas dibandingkan gelam, karena penyebaran bijinya dibantu oleh burung pemakan buah seperti Pycnonotus goiavier dan P. simplex serta kelompok musang. Kondisi tajuk hutan yang terbuka menjadi salah satu faktor yang mendukung terjadinya invasi kedua jenis tumbuhan tersebut. Kondisi kesuburan tanah pada lokasi yang terinvasi tidak jauh berbeda dengan kesuburan tanah pada lokasi yang tidak terinvasi. Hasil analisis kimia tanah menunjukkan bahwa di bawah tegakan gelam, nilai C-organik, P2O5, Mg dan Al3+ memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan tanah dibawah tegakan hutan. Pada invasi senggani hasil analisis kimia tanah menunjukkan unsur hara esensial berupa P2O5, K2O, Mg, Na, dan nilai kapasitas tukar kation (KTK) di lokasi terinvasi lebih rendah dibandingkan dengan rawa yang tidak terinvasi. Kondisi tanah pada lokasi terinvasi masih memungkinkan untuk ditumbuhi oleh jenis tumbuhan lainnya. Tidak dijumpainya tumbuhan lain di lokasi terinvasi lebih disebabkan oleh persaingan cahaya dan kemampuan tumbuhan invasif menghasilkan alelopati yang menghambat pertumbuhan semai lain disekitarnya. Terdapat asosiasi negatif antara tumbuhan senggani dengan 7 jenis tumbuhan yang ada di lokasi penelitian. Tujuh jenis tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang mampu membentuk tajuk sehingga menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan oleh senggani. Senggani memerlukan intensitas cahaya yang tinggi untuk perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksinya. Hasil analisis komponen utama juga menunjukkan bahwa faktor tutupan tajuk, kelembaban udara dan jarak dari sungai merupakan variabel yang berpengaruh negatif, sedangkan suhu udara dan suhu substrat merupakan variabel yang berpengaruh positif terhadap invasi senggani di TNWK. Pasca uji coba pengendalian invasi senggani dengan cara dicabut, sebanyak 12 jenis rumput tumbuh pada areal tersebut, namun senggani juga kembali tumbuh, oleh sebab itu setelah dilakukan pencabutan perlu dilakukan kegiatan perawatan. Pencabutan senggani sebaiknya dilakukan pada penghujung musim kemarau, sehingga diharapkan setelah senggani dicabut, rawa dapat segera tergenang, karena senggani tidak banyak dijumpai tumbuh kembali pada lokasi yang tergenang. Banyaknya rumput yang tumbuh pada lokasi pengendalian senggani menjadi sumber pakan bagi satwa herbivora, oleh sebab itu tingkat perjumpaan satwa khususnya mamalia di lokasi tersebut lebih tinggi dibandingkan lokasi yang masih terinvasi oleh senggani. Hadirnya satwa herbivora yang melimpah di lokasi pengendalian senggani, menjadi daya tarik bagi predator seperti harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), macan dahan (Prionailurus bengalensis) dan kucing hutan (Neofelis diardi), sehingga berdasarkan hasil jebakan kamera, di lokasi tersebut terekam aktivitas harimau sumatra dan beberapa predator lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleAutekologi Tumbuhan Invasif di Taman Nasional Way Kambas (Studi Kasus Melaleuca leucadendra (L.) L. dan Melastoma malabathricum L.)id
dc.title.alternativeAutecology of Invasive Plants in Way Kambas National Park (Case Study of Melaleuca leucadendra (L.) L. and Melastoma malabathricum L.)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordinvasi tumbuhanid
dc.subject.keywordkeanekaragaman hayatiid
dc.subject.keywordMelaleuca leucadendraid
dc.subject.keywordMelastoma malabathricumid
dc.subject.keywordtumbuhan invasifid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record