Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprihatin, Suprihatin
dc.contributor.advisorTarigan, Suria Darma
dc.contributor.advisorEffendi, Heffni
dc.contributor.authorKete, Surya Cipta Ramadhan
dc.date.accessioned2021-05-21T01:24:48Z
dc.date.available2021-05-21T01:24:48Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106811
dc.description.abstractKota Kendari merupakan sebuah kota pesisir dan sekaligus menjadi ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara. Kedudukan wilayah sebagai ibu kota menyebabkan pesatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah. Dalam rangka mewujudkan kota Kendari sebagai Water Sensitivity City (WSC), maka perlu menggali potensi sumber daya air alternatif selain air tanah yang selama ini digunakan untuk berbagai kebutuhan antar sektor di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan mendesain model pengelolaan air tanah secara berkelanjutan di kota Kendari. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan beberapa kajian yaitu: (1) analisis karakteristik hidrogeokimia dan potensi air tanah; (2) penilaian risiko dan kerentanan air tanah; (3) analisis tingkat keberlanjutan air tanah, dan; (4) mengidentifikasi sumberdaya air alternatif untuk keberlanjutan air tanah (5) mendesain model pengelolaan air tanah berkelanjutan. Metode karakteristik hidrogeokimia dan potensi air tanah dilakukan dengan menggunakan diagram piper, diagram scholler, diagram durov dengan software AqQA (Rock ware) versi trial dan analisis regresi, dan debit air tanah dihitung dengan prinsip hukum Darcy dan prinsip imbuhan air tanah, sedangkan kualitas air tanah diketahui dengan indeks pencemaran dan CCME WQI. Penilaian risiko dan kerentanan air tanah menggunakan indeks GALDIT dan DRASTIC+Ri. Analisis tingkat keberlanjutan air tanah menggunakan metode multidimensi scalling (MDS) Rapfish+ versi R. Analisis sumberdaya alternatif menggunakan metode rasional dan Model pengelolaan air tanah menggunakan sistem dinamik. Hasil analisis menunjukkan bahwa hidrogeokimia air tanah didominasi oleh mixed CaNaHCO3 (47.5%) > NaCl (30%) > CaHCO3 (22.5%) dengan proses mekanisme pembentukannya dipengaruhi oleh faktor pelapukan mineral batuan, penguapan dan presipitasi pada setiap satuan geomorfolog, sedangkan ketersediaan dan safety yield air tanah sebesar 40 426 945 m/tahun dan 20 213 472 m/tahun dengan nilai indeks CCME WQI sebesar 59.76% (kurang baik) untuk dikonsumsi. Indeks GALDIT modifikasi menunjukkan sebesar 80.46% rentan rendah, rentan sedang (14.84%), rentan tinggi (2.10%) dan tidak rentan terhadap intrusi laut sebesar 2.60%. Indeks DRASTICRi modifikasi sebesaar 76.95% risko kerentana sedang, risko kerentanan tinggi dan rendah masing-masing sebesar 22.99% dan 0.06%. kerentanan intrusi air laut dipengaruhi faktor geohidrologi dan jebakan air asin masa lampau akibat reklamasi lahan dan perembesan influence yang masuk akibat banjir rob, sedangkan indeks DRASTICRi dipengaruhi oleh sumber polutan yang divisualisasikan dengan penggunan lahan, kedalaman muka air tanah (MAT) dan geohidrologi. Status keberlanjutan air tanah terbagi ke dalam good dan bad. Dimensi ekolog terkategori good (50.81%), dimensi ekonomi (34.47%), dimensi sosial (44.93%), dimensi teknologi (47.28%) dan dimensi kelembagaan (28.47%). Adapun yang menjadi leverage attribute yaitu dimensi ekologi (permukiman kumuh, intrusi air laut, risiko pencemaran air tanah dan imbuhan air tana), dimensi ekonomi (penduduk miskin, pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf/ ZISWAF, dan keuntungan PDAM), dimensi sosial (Pendidikan formal dan kepuasan pelanggan PDAM), dimensi teknologi (sumur resapan, sarana sanitasi dan SPAL dan dimensi kelembagaan (realisasi pajak dan LSM/KPL). Potensi pemanfaatan Reservoir DAM dari DAS Wanggu pada bagian hulu sebesar 2 402 958 m3/tahun dan pada bagian hilir sebesar 7 088 726 m3/tahun dengan total sebesar 9 491 684 m3/tahun. Hal ini dapat mendukung pasokan air di kota Kendari yang saat ini masih memiliki ketergantungan terhadap air tanah dan menurunnya cakupan pelayanan air PDAM. Hasil analisis sistem dinamik, selama periode 2014-2049, kota Kendari berpotensi mengalami krisis air baku mulai periode 2026-2029 sebesar -291 467 m3/tahun. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan pengelolaan agar berkelanjutan dengan penerapan konsep WTC. Pada hasil skenario-1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketersediaan air atau surplus hingga mencapai 118 642 m2/tahun periode 2034-2037, sedangkan skenario-2 dapat surplus hingga akhir simulasi sebesar 3 785 665 m3/tahun. Dengan demikian maka perlu adanya rekomendasi kebijakan Gerakan hemat air multisector, konservasi air tanah, reservoir DAM, dan pengembangan sistem IPAL terintegrasi dengan sarana dan prasarana di wilayah ini, serta membuka peluang kepada pemakai air untuk mengusulkan sendiri SPAL dan sistem penyediaan air baku, selain itu, mendorong PDAM sebagai pemasok air untuk meningkatkan kapasitas layanan dan SDM guna mengurangi kebocoran distribusi air maupun finansial.id
dc.description.abstractKendari City is a coastal city and also the capital city of Southeast Sulawesi province. The position of the region as the capital city causes rapid population growth and regional development. To realize the city of Kendari as Water Sensitivity City (WSC), it is necessary to explore the potential of alternative water resources besides groundwater which has been used for various needs between sectors in this region. This study aims to build a sustainable groundwater management model in the city of Kendari. To achieve this goal, several studies are needed, namely: (1) analysis hydrogeochemical characteristics and groundwater potential; (2) groundwater risk and vulnerability assessment; (3) analysis of the level of groundwater sustainability, and; (4) identifying alternative water resources for groundwater sustainability (5) designing a sustainable groundwater management model. Methods of hydrogeochemical characteristics and groundwater potential were carried out using piper diagrams, scholler diagrams, durov diagrams with trial version AqQA (Rock ware) software and regression analysis, and groundwater discharge was calculated using Darcy's law principle and groundwater recharge principle, while groundwater quality known by the pollution index and CCME WQI. Groundwater vulnerability risk assessment using the GALDIT and DRASTIC + Ri indices. Analysis of the level of sustainability of groundwater using the multi-dimensional scaling method (MDS) Rapfish + version R. The results of the analysis show that the hydrogeochemistry of groundwater is dominated by mixed CaNaHCO3 (47.5%) > NaCl (30%) > CaHCO3 (22.5%) with the formation mechanism being influenced by rock mineral weathering, evaporation, and precipitation in each geomorphological unit. while the availability and safety yield of groundwater was 40 426 945 m / year and 20 213 472 m / year with the CCME WQI index value of 59.76% (not good) for consumption. The modified GALDIT index shows that 80.46% are low susceptible, medium vulnerable (14.84%), high vulnerable (2.10%), and not susceptible to marine intrusion by 2.60%. The modified DRASTICRi index was 76.95% for moderate kerosene risk, high and low-risk vulnerability of 22.99% and 0.06%, respectively. The status of groundwater sustainability is divided into good and bad. The ecological dimension is categorized as good (50.81%), economic dimension (34.47%), social dimension (44.93%), technology dimension (47.28%) and institutional dimension (28.47%). As for the leverage attribute, namely the ecological dimensions (slum settlements, seawater intrusion, risk of groundwater pollution, and groundwater recharge), economic dimensions (poor population, utilization of Zakat, Infaq. Alms, and Waqf/ZIAW, and PDAM benefits), social dimensions (formal education and PDAM customer satisfaction), technological dimensions (infiltration wells, sanitation facilities and SPAL and institutional dimensions (tax realization and NGO / KPL). The potential utilization of the DAM Reservoir from the Wanggu Watershed in the upstream part is 2 402 958 m3 / year and at the downstream part is 7 088 726 m3 / year with a total of 9 491 684 m3 / year. This can support the water supply in the city of Kendari, which currently still has a dependence on groundwater and the decline in the coverage of PDAM water services. The results of the dynamic system analysis, during the period 2014-2049, Kendari city has the potential to experience a raw water crisis starting from the period 2026-2029 of -291 467 m3 / year. Therefore, a management policy is needed to be sustainable with the application of the WTC concept. The results of a scenario-1 show that there is an increase in water availability or a surplus to reach 118 642 m2 / year for the period 2034-2037, while scenario-2 can be a surplus until the end of the simulation of 3 785 665 m2 / year. Thus, it is necessary to have policy recommendations for the multisector water-saving movement, conservation of groundwater, reservoir DAM, and development of an integrated WWTP system with facilities and infrastructure in this area, as well as opening up opportunities for water users to propose their SPAL and raw water supply systemid
dc.description.sponsorshipBUDI DNid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleModel Pengelolaan Air Tanah Berkelanjutan di Kota Kendariid
dc.title.alternativeSustainable Groundwater Management Model in Kendari Cityid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDynamic models, groundwater, potential, sustainability, vulnerabilityid
dc.subject.keywordDynamic modelsid
dc.subject.keywordgroundwaterid
dc.subject.keywordpotentialid
dc.subject.keywordsustainabilityid
dc.subject.keywordvulnerabilityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record