dc.description.abstract | Potensi ekonomi oleoresin pinus dinilai lebih besar dibanding kayunya
menjadi salah satu penyebab seleksi pohon bocor getah dilakukan. Pohon bocor
getah dijadikan pohon induk untuk uji keturunan dengan sistem sub galur. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengukur produktivitas sadapan pinus, pengaruh jumlah
lubang sadap per pohon, dan menentukan jumlah lubang bor per pohon yang
optimal dari sub galur yang ada di KPH Banyumas Barat yaitu sub galur KBS
Sempolan dan KBS Baturraden. Penelitian ini menggunakan metode bor dengan
perlakuan jumlah lubang satu sampai enam lubang sadap per pohonnya. Hasil
penelitian menunjukkan semakin banyak lubang sadap maka produksi oleoresin per
pohon akan semakin besar, namun rataan produksi per lubang sadap akan semakin
kecil. Laju pertambahan produksi getah akibat penambahan lubang sadap
meningkat hingga tiga lubang sadap per pohon dan cenderung menurun jika dibuat
lebih dari tiga. Jumlah lubang sadap yang optimal adalah sebanyak tiga lubang
sadap dengan rata-rata produksi sub galur KBS Sempolan 17,48 g/pohon/hari dan
KBS Baturraden 19,93 g/pohon/hari. Produksi oleoresin sub galur KBS Baturraden
memiliki produkifitas lebih tinggi dibanding dengan KBS Sempolan. | id |