Keanekaragaman Kedondong (Spondias dulcis Parkinson) di Sumatera Bagian Tengah
Date
2021Author
Hayati, Ibna
Ariyanti, Nunik Sri
Hartana, Alex
Djuita, Nina Ratna
Metadata
Show full item recordAbstract
Kedondong (Spondias dulcis Parkinson) merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari kawasan Malesia Timur dan Kepulauan Pasifik Selatan. Kedondong banyak dibudidayakan di daerah tropik dan subtropik sebagai tanaman buah, makanan dan bahan tanaman obat. Sampai saat ini belum ada koleksi sumber daya plasma nutfah kedondong di Sumatera terutama dari Sumatera bagian tengah. Catatan tentang kedondong di Sumatera Barat dijumpai di satu publikasi tentang keanekaragaman tumbuhan di Sumatera. Sumatera bagian tengah terdiri atas tiga provinsi yaitu Riau, Jambi dan Sumatera Barat. Kondisi geografis kawasan ini memiliki variasi dalam topografinya, mulai dari daerah pesisir, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, dan kepulauan. Pola curah hujan, iklim, dan suhu di Pulau Sumatera mengakibatkan tumbuhan yang ada menjadi khas dan memiliki strategi adaptasi unik, yaitu tahan terhadap curah hujan tinggi dan iklim basah. Kondisi ini juga akan berdampak pada persebaran kedondong yang umumnya menyukai iklim kering. Keberadaan kedondong dapat dianalis berdasarkan faktor lingkungan dan iklim untuk memprediksi wilayah potensial untuk budidaya kedondong. Berdasarkan pembahasan di atas penting untuk menyediakan informasi variasi morfologi kedondong di Sumatera bagian tengah dan pengelompokannya berdasarkan ciri morfologi serta menganalisis model distribusi kedondong dengan menggunakan metode pemodelan spesies berdasarkan faktor klimatik. Penelitian ini bertujuan menginventarisasi tanaman kedondong di Sumatera bagian tengah untuk menyediakan informasi variasi morfologinya, mengelompokkan sampel berdasarkan ciri morfologi, serta menganalisis data keberadaan kedondong dan data klimatik untuk membuat peta prediksi kesesuaian habitat dan distribusi kedondong. Informasi ini berguna untuk kajian lanjutan di kemudian hari untuk memperoleh kedondong unggul dan dijadikan kultivar formal sehingga nilai jual kedondong menjadi lebih tinggi. Selain itu menganalisis model distribusi kedondong dengan menggunakan metode pemodelan spesies berdasarkan faktor klimatik bermanfaat untuk menemukan lokasi potensial untuk budidaya kedondong sehingga pemanfaatan kedondong di masa mendatang akan terus berlanjut. Eksplorasi dan inventarisasi kedondong dilakukan di 6 Kabupaten/Kota dalam tiga propinsi yang termasuk wilayah Sumatera bagian tengah (Jambi, Sumatra Barat, dan Riau). Sebanyak 50 ciri morfologi digunakan untuk mengamati 50 sampel kedondong hasil eksplorasi. Hasil pengamatan morfologi dikoleksi, direkam. dan diskor sebagai matriks data yang dianalis menggunakan metode UPGMA sedangkan untuk pemetaan distribusi jenis lokasi keberadaan kedondong dicatat menggunakan GPS dan bersama dengan 19 variabel bioklimatik yang diekstrak dari basis data iklim global, WorldClim (Versi terbaru 2.0, www.worldclim.org) diolah menggunakan MaxEnt. Model peta yang diperoleh kemudian divisualisasikan menggunakan DIVA-GIS versi 7.5. Sampel kedondong bervariasi pada ciri warna kulit batang kedondong, demikian juga jumlah pasang anak daun lateral, ujung anak daun, tepi anak daun, pangkal anak daun, bentuk anak daun, warna daun mahkota, warna bakal buah, warna buah mengkal, warna buah matang, bentuk buah, warna daging buah dan rasa buah. Dendrogram hasil analisis membagi koleksi kedondong menjadi dua kelompok utama A dan B. Sampel asal Jambi menunjukkan tingkat kemiripan antar individu lebih dari 50%, kelompok kedondong asal Riau memiliki tingkat kemiripan 37% sedangkan kelompok kedondong asal Sumatera Barat dengan kemiripan 48%. Hal ini mengindikasikan Jambi memiliki tingkat keanekaragaman kedondong terendah sedangkan Riau memiliki tingkat keanekaragaman kedondong tertinggi. Model MaxEnt digunakan dalam analisis untuk memprediksi wilayah iklim yang sesuai untuk budidaya kedondong. Hasil analisis menunjukkan wilayah potensial persebaran kedondong yang lebih luas dari titik keberadaan tanaman kedondong yang ada di lapangan. Model ini memiliki nilai AUC yang tinggi 0981. Daerah yang diprediksi cocok untuk budidaya kedondong mulai dari pantai barat Sumatera, Sumatera bagian tengah namun tidak sampai ke pantai timur. Daerah tersebut di antaranya Kuantan Singingi, Indragiri Hulu dan Pelalawan, Batang Hari, dan pantai barat termasuk Agam, Tanah Datar dan Pasaman Barat, Limapuluh kota, Padang Pariaman, Padang dan Pesisir Selatan.