Keragaman Karakter Agronomi dan Kadar Gula serta Kemampuan Meratun Galur-galur Sorgum Multiguna IPB
View/ Open
Date
2021Author
Wibawa, Rentang Fajar Cakra
Trikoesoemaningtyas
Wirnas, Desta
Metadata
Show full item recordAbstract
Sorgum merupakan tanaman pangan penting ke lima setelah gandum, jagung, padi, dan barley yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, sorgum juga dapat digunakan sebagai pakan dan bioenergi, sehingga sorgum termasuk salah satu tanaman yang multiguna. Sorgum juga dikenal sebagai tanaman yang mempunyai daya adaptasi luas yang dapat dibudidayakan pada berbagai kondisi agroklimat. Selain itu, sorgum juga dapat membentuk ratun sehingga dapat menekan biaya produksi. Berbagai karakteristik tersebut menjadikan sorgum potensial dikembangkan di Indonesia, terutama dalam pemanfaatan lahan marginal untuk pemenuhan kebutuhan pangan, pakan, dan bioenergi serta diversifikasi pangan. Pemenuhan kebutuhan tersebut memerlukan sorgum dengan karakteristik produktivitas biji, kadar gula dan amilosa, dan daya adaptasi yang sesuai.
Pemuliaan tanaman merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan varietas sorgum. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor telah melakukan pemuliaan sorgum secara konvensional dan menghasilkan tiga populasi, yaitu populasi A (PI 10-90-A x Numbu), populasi B (PI-150-20-A x Numbu), dan populasi C (PI-150-20-A x Kawali). Ketiga populasi tersebut telah dilakukan proses seleksi pada generasi F3, yaitu dengan metode seleksi pedigree dan bulk pada masing-masing populasi. Saat ini telah diperoleh galur-galur sorgum generasi F7 kemudian disebut sebagai galur-galur sorgum multiguna IPB. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaan karakter agronomi dan karakter hasil galur-galur tersebut pada dua kondisi lingkungan berbeda serta mengevaluasi kemampuan meratun dan kadar amilosa masing-masing galur.
Penelitian untuk evaluasi keragaan galur-galur sorgum di dua kondisi lingkungan dilakukan pada bulan April – Agustus 2019 dan bulan Januari – Mei 2020. Penelitian untuk evaluasi kemampuan meratun dilakukan pada bulan Januari – Oktober 2020. Masing-masing penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Materi genetik yang digunakan ialah 16 galur sorgum hasil seleksi dan 4 varietas sorgum nasional sebagai pembanding, yaitu Bioguma 1, Bioguma 3, Numbu dan Kawali.
Hasil penelitian menunjukkan keragaan karakter agronomi dan daya hasil galur-galur sorgum IPB selain dipengaruhi oleh genotipe yang digunakan, juga dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara genotipe x lingkungan. Galur sorgum yang mempunyai tinggi tanaman yang tinggi cenderung menghasilkan bobot biji per malai dan kadar gula yang tinggi. Galur PI 150/N-043-16-5-5-P dan PI 150/K-19-6-2-B merupakan galur dengan tinggi tanaman, bobot biji per malai dan kadar gula yang lebih tinggi dibanding genotipe lain setara varietas Bioguma 1, Bioguma 3, dan Numbu. Galur-galur sorgum IPB mempunyai kemampuan meratun yang setara satu dengan yang lain berdasarkan karakter persentase ratun tumbuh, waktu muncul anakan dan jumlah tunas muncul. Kemampuan meratun selanjutnya dilihat berdasarkan perbedaan keragaan antara tanaman utama dan tanaman ratun, yang cenderung mengalami penurunan perfoma pada masing- masing galur. Tidak terdapat keragaman kadar amilosa antar galur-galur sorgum IPB yang mewakili setiap populasi dan metode seleksi dengan kadar amilosa yang setara varietas Bioguma dan Numbu. Kadar amilosa cenderung tinggi di antara galur-galur dan varietas pembanding, termasuk bertekstur pera, baik pada tanaman utama maupun tanaman ratun. Sepuluh galur dengan indeks seleksi tertinggi berdasarkan karakter bobot basah tajuk, kadar gula pada nira, bobot biji per malai tanaman utama dan ratun antara lain galur PI 10/N-21-14-3-B, PI 150/N-182-5-12- 7-P, PI 150/N-043-16-5-5-P, PI 10/N-18-12-7-B, PI 150/K-248-16-5-3-P, PI 150/K-374-7-1-1-P, PI 10/N-324-2-15-2-P, PI 150/K-19-6-2-B, PI 150/N-4-6-7-B, dan PI 150/K-375-17-1-5-P.
Collections
- MT - Agriculture [3696]