dc.description.abstract | Perubahan penggunaan lahan adalah salah satu penyebab terjadinya ketidak
seimbang anatar ketersediaan dan kebutuhan air. Perubahan penggunaan lahan ini
sejalan dengan perkembangan wilayah dan laju pertumbuhan penduduk pada
suatu daerah yang akan menyebabkan kebutuhan air terus meningkat. Daerah
aliran sungai (DAS) Cisadane Hulu merupakan sumber air baku bagi masyarakat
Kota dan Kabupaten Bogor, baik untuk kegiatan domestik maupun non domestik,
sehingga perlu dipertahankan fungsi hidrologinya. Tujuan penelitian ini adalah
mengkaji ketersediaan dan kebutuhan air, mengkaji neraca air di DAS Cisadane
Hulu, serta menyusun rekomendasi perencanaan penggunaan dan pengelolaan
lahan yang optimal.
Penelitian dilaksanakan di DAS Cisadane Hulu pada bulan Januari 2019
sampai dengan Maret 2020. Analisis kebutuhan air menggunakan SNI 19-6728.1-
2002 dan metode FJ Mock digunakan untuk mengetahui ketersediaan air serta
penyusunan skenario perencanaan penggunaan lahan. Enam skenario diterapkan
meliputi 1) Penggunaan lahan eksisting tahun 2018. 2) Penggunaan lahan sesuai
RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2018-2023. 3) Rencana teknik rehabilitasi
hutan dan lahan (RTk-RHL). 4) Implementasi fungsi kawasan hutan di Hulu DAS
Cisadane. 5) Kombinasi antara skenario RTRW, RTk-RHL dan kawasan hutan;
dan 6) Kombinasi skenario 5 dan aplikasi teknik agroforestry pada lahan
pertanian/perkebunan berlereng curam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kebutuhan air di DAS Cianteun
sebesar 108.952.291 m
3
/tahun dan sebesar 308.733.311 m3
/tahun di DAS
Cisadane Hulu. Hasil perhitungan ketersediaan air berdasarkan analisis debit
andalan dengan periode 10 tahun (2009-2018) pada DAS Cianteun diperoleh
sebesar 248.584.986 m3
/tahun, sedangkan pada DAS Cisadane Hulu sebesar
301.882.316 m
3
/tahun. Hasil neraca air menunjukkan nilai surplus sebesar
139.632.695 m3
/tahun pada DAS Cianteun, sedangkan pada DAS Cisadane Hulu
mengalami defisit sebesar -6.850.995 m3
/tahun.
Berdasarkan hasil simulasi model skenario 6 dengan menerapkan berbagai
kebijakan dan aplikasi teknik agroforestry pada lahan pertanian/perkebunan
berlereng curam menghasilkan total limpasan terendah. Simulasi yang
dirumuskan menunjukkan bahwa skenario 6 mengoptimalkan berbagai peran
pemangku kepentingan dengan menerapkan tata guna lahan dari berbagai
kebijakan. Hasil analisis neraca air pada skenario 6 di DAS Cianteun dan DAS
Cisadane Hulu memperoleh nilai surplus sebesar 222.702.559 m
3
/tahun dan
sebesar 73.790.815 m
3
/tahun. Neraca air bulan kemarau dengan penerapan
skenario 6 di DAS Cianteun menghasilkan surplus sebesar 52.234.904 m3 dan
mampu menurunkan nilai defisit yang signifikan pada bulan kemarau di DAS
Cisadane Hulu sebesar -18.216.639 m3
. | id |