Strategi Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Sekolah Menengah Kejuruan Berstatus Badan Layanan Umum Daerah (SMK-BLUD)
Date
2021Author
Khurniawan, Arie Wibowo
Sailah, Illah
Muljono, Pudji
Indriyanto, Bambang
Maarif, M. Syamsul
Metadata
Show full item recordAbstract
Pendidikan vokasi merupakan bagian integral agenda 2030 dan tujuan pendidikan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Pembangunan berkelanjutan tersebut dikonseptualisasikan dalam konteks yang lebih luas, mulai dari pengurangan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, hingga pekerjaan yang layak. Arah kebijakan untuk peningkatkan kualitas pendidikan vokasi sudah dimulai oleh pemerintah Indonesia, yaitu sejak diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Upaya tersebut turut diperkuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020‒2024. Selain itu, kondisi yang ingin dicapai dari peningkatan mutu pendidikan vokasi tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 Program peningkatan kualitas pendidikan SMK yang berstandar industri menghadapi beberapa kesenjangan (gap) antara harapan ideal dan kondisi aktual. Kesenjangan pertama terletak pada pencapaian mutu target yang menunjukkan keberadaan persoalan pengelolaan sekolah, yaitu pada aspek manajemen mutu terpadu atau total quality management (TQM). Kesenjangan kedua terletak pada tata kelola sekolah atau school governance (SG). Kesenjangan ketiga terletak pada efektivitas pengelolaan SMK. Adapun kesenjangan keempat terletak pada ketiadaan model evaluasi kebijakan dan efektivitas pengelolaan SMK-BLUD. Padahal, uji coba SMK-BLUD telah dilakukan sejak tahun 2017 pada 20 SMK negeri di Jawa Timur dan 5 SMK negeri di DKI Jakarta. Urgensi penelitian ini terletak pada perspektif strategi perbaikan manajemen pendidikan. Strategi perbaikan tersebut berfokus pada efektivitas pengelolaan sekolah yang mengisyaratkan bahwa sekolah mampu menyediakan layanan yang bermutu bagi para siswanya. Adapun layanan bermutu tersebut dapat diperoleh melalui pelaksanaan fungsi sekolah sebagai tempat belajar yang paling baik pada kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini secara eksplisit menjadikan efektivitas pengelolaan sekolah sebagai variabel laten tak bebas. Sementara itu, prasyarat variabel laten bebas yang menjadi pusat perhatiannya meliputi variabel laten manajemen mutu terpadu (TQM) dan variabel laten tata kelola sekolah (SG). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguantifikasi data melalui analisis statistik structural equation modeling-partial least square (SEM-PLS). Pendekatan lain yang turut digunakan dalam penelitian ini meliputi pendekatan sistem soft system methodology berupa analytical hierarchy process (AHP) dan interpretive structural modelling (ISM). Pendekatan ini diterapkan melalui penggunaan desain eksplorasi yang tidak terstruktur berdasarkan sampel kecil untuk memberikan wawasan dan pemahaman. Adapun penelitian ini dilakukan pada beberapa SMK yang telah menerapkan BLUD di provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur pada bulan Maret‒Juni 2020. Penelitian ini menggunakan data primer sebagai sumber data dengan menempatkan seluruh SMK-BLUD di Indonesia sebagai populasi. Jumlah sampel representatif yang diambil sebanyak 231 responden yang terdiri atas siswa, guru, kepala sekolah, dan komite sekolah dari 25 SMK BLUD. Selain itu, data primer juga diperoleh melalui wawancara dan forum diskusi terpimpin dengan tujuh orang pakar sebagai key person, yaitu Direktur SMK Kemdikbud, praktisi kelembagaan BLUD, LSM Peduli SMK, praktisi industri, pejabat Kemendagri, serta pejabat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan DKI Jakarta. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan multiphase sampling dengan dua tahapan. Tahap pertama yakni pemilihan responden secara acak (random sampling) dari sejumlah siswa, guru, kepala sekolah serta komite pada SMK-BLUD. Kemudian pada tahap kedua, sejumlah responden terpilih kemudian diseleksi kembali berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (purposive sampling), yakni responden yang mengetahui dan memahami substansi, serta penerapan TQM, SG, dan efektivitas pengelolaan SMK-BLUD. Kebaruan (novelty) penelitian ini berupa Matriks Strategi Keefektifan Sekolah (ES2 Matrix) yang terdiri atas empat kuadran, yaitu (1) excellent, (2) improvement, (3) harmony, dan (4) genesis. Matriks ini dapat digunakan oleh SMK-BLUD sebagai alat penilaian mandiri (self asessment) untuk mengetahui posisi awal dan strategi tepat untuk mencapai efektivitas sekolah dengan kondisi excellent. Berdasarkan hasil analisis, sintesis, strategi, dan model rencana strategis dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan berupa enam poin, yakni (1) penerapan TQM memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan SG di SMK- BLUD, (2) penerapan SG memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap efektivitas pengelolaan SMK-BLUD, (3) penerapan TQM memiliki berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan SMK-BLUD, (4) enerapan TQM berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan SMK- BLUD melalui penerapan SG sebagai variabel laten intervening, (5) strategi prioritas peningkatan efektivitas pengelolaan SMK-BLUD dengan meningkatkan penerapan SG melalui peningkatan kriteria kepemimpinan yang kuat dan tegas pada sumber daya manusia (man) yang ada di SMK-BLUD, (6) model alternatif rencana strategis peningkatan efektivitas pengelolaan SMK-BLUD adalah melakukan pembenahan utama pada kriteria man yang dilanjutkan dengan pembenahan pada sistem kepemimpinan dan pembenahan iklim sekolah. Sementara itu, pembenahan manajemen pendidikan dilakukan melalui pembenahan pada TQM.
Collections
- DT - Business [327]