The Role of Terraced Paddy Field and Its Critical Issues in Sustaining a Mountainous Tropical Monsoon Rural Community (Case Study of Malasari Village, Bogor Regency, Indonesia)
Abstract
Terraced paddy fields play an important role not only in the food production, but also in flooding control, water source recharge, and soil erosion and landslide prevention in mountainous area. Abandonment has been occurring in many countries due to natural condition climate, low-productive, less economic condition, depopulation, aging, and poor work efficiency. However, the terraced fields in Malasari Village, Bogor Regency are relatively sustained and constantly maintained by traditional local farmers. Therefore, this study aims to seek keys to the sustainability of the terraced paddy fields in Malasari Village. The survey was conducted from 2019 October to 2020 January on Malasari Village (6°40’S and 106°31’E) by using primary and secondary data with a sample of 28 households. A survey was conducted to elicit primary data on farmer’s basic information. Land cover of Malasari Village was digitized based on unmanned aerial vehicle images obtained in 2019. The result shows that two factors contributed in maintaining the terraced paddy fields by local farmers continuously, namely (1) the local wisdom technique that has direct influences on the physical structure of terraced paddy fields such as plowing and making levee, (2) social capital that has indirect influences on the terraced paddy fields. These factors interact with each other to maintain the terraced paddy fields. Sawah terasering memiliki peran penting tidak hanya dalam produksi pangan, tetapi juga dalam pengendalian banjir, sumber air, dan pencegahan erosi tanah dan longsor di daerah pegunungan. Penelantaran lahan telah terjadi di banyak negara karena kondisi iklim yang alami, produktivitas yang rendah, kondisi ekonomi yang kurang, depopulasi, penuaan, dan efisiensi kerja yang buruk. Namun demikian, sawah terasering di Desa Malasari, Kabupaten Bogor relatif bertahan dibantu oleh petani tradisional setempat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari kunci keberlanjutan sawah terasering di Desa Malasari. Survei dilakukan mulai Oktober 2019 hingga Januari 2020 di Desa Malasari (6 ° 40′S dan 106 ° 31′E) dengan menggunakan data primer dan sekunder dengan sampel 28 rumah tangga. Survei dilakukan untuk mendapatkan data primer tentang informasi dasar petani. Digitasi data tutupan lahan tutupan lahan Desa Malasari dilakukan berdasarkan citra kendaraan udara tak berawak (drone) yang diperoleh pada tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua faktor yang berkontribusi dalam pemeliharaan sawah terasering oleh petani lokal secara kontinyu, yaitu: (1) teknik kearifan lokal yang berpengaruh langsung terhadap struktur fisik sawah terasering seperti membajak dan membuat tanggul, dan (2) modal sosial yang berpengaruh tidak langsung pada sawah terasering. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi untuk memelihara sawah bertingkat.
Collections
- MT - Agriculture [3682]