Membangun Daya Saing Perguruan Tinggi Swasta Berbasis Resource-Based View Model
Date
2021Author
Mutmainah, Isbandriyati
Suharjo, Budi
Nurmalina, Rita
Kirbrandoko
Metadata
Show full item recordAbstract
PTS memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa melalui
kontribusinya dalam fasilitasi peningkatan partisipasi masyarakat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Walaupun PTS memiliki
peran penting, namun sampai saat ini belum menjadi pilihan utama calon
mahasiswa dan pengguna lainnya. Di tengah tingginya animo masyarakat untuk
melanjutkan pendidikan tinggi ke PTN, posisi PTS justru terancam dengan
banyaknya PTS yang tutup. Kondisi tersebut menunjukkan bukti adanya masalah
daya saing yang dihadapi PTS saat ini.
Daya saing menjadi salah satu faktor yang menentukan keberlangsungan serta
perkembangan PTS, oleh karena itu membangun daya saing menjadi salah satu
aspek kunci. Resource-Based View Model merupakan salah satu pendekatan yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi dan membangun daya saing organisasi tidak
terkecuali perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membangun daya saing
PTS di Indonesia berbasis Resource-Based View Model, dengan melakukan kajian
integratif terhadap pola keterkaitan tujuh aspek, yaitu marketing audit,
entrepreneurial orientation, learning orientation, market orientation, dynamic
capability, performance, dan competitiveness.
Populasi penelitian ini adalah PTS non vokasi di LLDIKTI Wilayah III DKI
Jakarta, dengan sampel meliputi pimpinan PTS yaitu rektor, dekan, kaprodi, dan
ketua penjaminan mutu yang berjumlah 178 mewakili 35 PTS, yang menjadi
sumber informasi yang diperlukan untuk mendapatkan data penelitian. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik pengambilan
sampel multistage purposive sampling, dimana teknik yang digunakan adalah
cluster sampling untuk menentukan jenis PTS, hierarchy sampling untuk
menentukan PTS non vokasi berdasarkan akreditasi institusi, dan purposive
sampling untuk memilih responden di setiap lapisan. Ada dua metode analisis yang
digunakan, yang pertama adalah deskriptif untuk menganalisis persepsi responden
terhadap daya saing dan aspek yang memengaruhinya sebagaimana dalam model,
dan yang kedua adalah SEM untuk menguji model daya saing PTS berbasis RBV
Model dan mengeksplorasi hubungan antara variabel penelitian, yaitu marketing
audit, entrepreneurial orientation, learning orientation, market orientation,
dynamic capability, performance, dan competitiveness.
Hasil penelitian menunjukkan, pimpinan PTS terakreditasi A, B, dan C
sependapat bahwa indikator daya saing paling penting adalah adanya peningkatan
jumlah mahasiswa dan publikasi ilmiah berskala internasional. Namun pada
beberapa indikator lain, ada perbedaan mendasar persepsi antar PTS dengan
akreditasi yang berbeda. PTS terakreditasi A memilih peningkatan jumlah dosen
berpendidikan S3 menjadi indikator penting ketiga, sementara PTS terakreditasi B
memilih kemampuan dalam mempertahankan dosen berkualitas, dan PTS
terakreditasi C memilih peningkatan surplus anggaran.
Hasil penelitian menunjukkan, semakin baik akreditasi yang dicapai oleh
PTS, daya saing dan aspek-aspek penting yang memengaruhi daya saing juga
memiliki level yang semakin tinggi. PTS terakreditasi A memiliki rata-rata nilai
aspek competitiveness, performance, marketing audit, dynamic capability, market
orientation, dan learning orientation lebih tinggi dibanding PTS terakreditasi B dan
C. Namun pada aspek entrepreneurial orientation, PTS terakreditasi B memiliki
rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan PTS terakreditasi A dan C. Dan secara
keseluruhan, aspek performance pada PTS terakreditasi A memiliki rata-rata nilai
yang sangat baik, sementara aspek marketing audit, entrepreneurial orientation,
learning orientation, market orientation, dynamic capability, dan competitiveness
pada PTS terakreditasi A, B, dan C memiliki rata-rata nilai yang baik.
Hasil analisis SEM menunjukkan, competitiveness dipengaruhi secara
langsung dan signifikan oleh performance, marketing audit, dan dynamic
capability, dimana performance memberi pengaruh yang paling besar. Secara tidak
langsung, competitiveness dipengaruhi oleh marketing audit, learning orientation,
entrepreneurial orientation, dan entrepreneurial orientation memiliki pengaruh
paling besar. Competitiveness juga dipengaruhi secara tidak langsung oleh learning
orientation dan entrepreneurial orientation melalui mediasi dynamic capability,
dan learning orientation memiliki pengaruh paling besar. Entrepreneurial
orientation terbukti berpengaruh siginifikan terhadap market orientation baik
secara langsung maupun secara tidak langusng melalui mediasi learning
orientation. Sementara market orientation terbukti tidak berpengaruh signifikan
terhadap performance.
Temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa dalam membangun daya
saing PTS, faktor internal yaitu sumber daya dan kapabilitas sebagai dua faktor
daya saing penting menurut teori RBV, terbukti menjadi aspek penting dalam upaya
membangun daya saing berkelanjutan. Dalam membangun daya saing
berkelanjutan, PTS tidak hanya menggantungkan dari performance namun
diperlukan integrasi berbagai faktor yang memengaruhi daya saing baik yang
memengaruhi secara langsung maupun yang secara tidak langsung yaitu marketing
audit, dynamic capability, learning orientation, dan entrepreneurial orientation.
Temuan penting lainnya adalah implementasi marketing audit terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja dan daya saing PTS, sehingga PTS perlu
secara rutin melakukan audit pemasarannya. Pemerintah memiliki peran penting
untuk mewujudkan ekosistem pendidikan tinggi yang berkualitas dan kompetitif
melalui tiga hal yaitu dukungan pendanaan, penguatan dosen, dan peningkatan
kualitas PTS.
Collections
- DT - Business [89]