Kadar Air Keseimbangan dan Pola Regangan/ Tegangan pada Beberapa Jenis Kayu yang Dikeringkan ke Kadar Air Tahap Akhir Pengeringan (Over Dry)
Abstract
Pengeringan kayu merupakan suatu proses yang penting dalam proses pengolahan kayu. Pengeringan di industri-industri pengeringan umumnya dilakukan sampai dengan kadar air target (+ 12%) atau 2% di bawah target dan setelah tercapai pengeringan kemudian dihentikan. Suhu yang digunakan biasanya cukup tinggi dan dengan suhu tersebut sebenarnya dapat dicapai kadar air yang lebih rendah. Pada pengeringan tersebut umumnya terjadi bagian luar atau bagian tertentu kayu sudah mencapai 12%, akan tetapi pada bagian tengah atau dalam kayu masih tinggi KA-nya. Dalam penelitian ini dipelajari proses pengeringan ke KA akhir yang lebih rendah sampai tercapai Kadar Air Keseimbangan (KAK) dalam oven, lama waktu yang dibutuhkan, KAK setelah pengkondisian, pola regangan/ tegangan yang terjadi, distribusi KA serta pengaruh jenis kayu yang digunakan dalam pengeringan. Kayu yang dikeringkan sampai dengan KA-akhir rendah atau sampai KAKoven setelah conditioning memiliki nilai KAK yang lebih rendah . Waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan KA dari 12% ke KA 4% (KAK Oven) adalah 4 hari. Pola regangan/tegangan yang terjadi yaitu bagian permukaan kayu mengalami tegangan tekan, sedangkan bagian dalam mengalami tegangan tarik (regangan). Untuk semua perlakuan, regangan belum hilang sepenuhnya meskipun telah mengalami pengkondisian. Distribusi KA pada kayu yang dikeringkan sampai KAakhir yang rendah atau hingga KAK-oven memperlihatkan distribusi lebih seragam antara bagian luar dan bagian dalam kayu. Berdasarkan penelitian ini Meranti memiliki KAK rata-rata yang lebih rendah dibandingkan kamper, sedangkan sengon tidak berbeda baik dengan meranti maupun kamper.
Collections
- MT - Forestry [1416]