Show simple item record

dc.contributor.advisorKusrini, Mirza Dikari
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.authorAini, Yusratul
dc.date.accessioned2021-02-24T00:54:06Z
dc.date.available2021-02-24T00:54:06Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106074
dc.description.abstractKura-kura ambon (Cuora amboinensis) merupakan salah satu spesies kura-kura air tawar dari famili Geoemydidae yang memiliki persebaran luas dan ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia, namun diperdagangkan secara internasional dalam jumlah besar dalam kurun waktu yang lama. Hingga saat ini perdagangan kura-kura ambon masih mengandalkan tangkapan alam, bukan dari penangkaran. Namun di samping itu, Indonesia juga merupakan eksportir terbesar kura-kura ambon di Asia Tenggara, yang kemudian diekspor ke Cina, Hongkong dan Amerika Serikat. Saat ini, status perlindungan Cuora amboinensis dalam IUCN Redlist terdaftar sebagai kategori Endangered dan APPENDIX II CITES. Hal ini menandakan bahwa seharusnya pemanfaatan kura-kura ambon harus mengikuti aturan kuota yang telah disediakan setiap tahunnya. Walaupun merupakan salah satu jenis kura-kura yang banyak diperdagangkan, hampir tidak ada data mengenai bioekologi ataupun perilaku dari kura-kura ambon. Maka penelitian ini penting dilaksanakan sebagai penelitian pertama yang menyediakan model dasar perilaku berupa pola pergerakan dan wilayah jelajah kura-kura di habitat alaminya. Pola pergerakan dan wilayah jelajah merupakan hasil dari perilaku alami kura-kura ambon dan merupakan hasil interaksi dengan sumberdaya yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai pola pergerakan kura-kura ambon, luasan wilayah jelajah dan penggunaan habitat kura-kura ambon. Penelitian menggunakan radio telemetri dilakukan pada 10 individu kura-kura ambon di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu lokasi habitat alami kura-kura ambon. Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap pertama berupa pemasangan dan pengecekan pada Januari hingga April 2018 dan tahap kedua yaitu pengambilan transmitter pada Maret hingga April 2019. Pola pergerakan kura-kura ambon cenderung menetap di suatu lokasi atau tidak berpindah jauh dari suatu lokasi, baik kura-kura ambon jantan maupun betina. Pergerakan total dan rataan pergerakan harian kura-kura ambon jantan lebih besar dibandingkan betina. Wilayah jelajah kura-kura ambon jantan juga lebih luas dibandingkan betina. Kura-kura ambon dapat berpindah jauh terkait musim kawin yaitu kura-kura jantan untuk menemukan betina (mate seeking) selain menggunakan wilayah jelajah untuk mencari makan, dan berlindung. Kecenderungan kura-kura ambon menetap di suatu lokasi juga diakibatkan karena sumberdaya yang digunakan untuk berlindung, atau mencari makan oleh kura-kura ambon hanya terpusat di sekitar kubangan-kubangan permanen atau semi-permanen yang tersebar di kawasan savana Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Kura-kura ambon akan memanfaatkan satwa kecil, dan buah yang jatuh ke kubangan atau aliran air sebagai sumber pakan. Kemudian kura-kura ambon akan berlindung pada lubang yang terdapat di permukaan tanah, rumpun bambu atau rotan, di bawah tumpukan serasah atau rumput savana, atau berdiam di kubangan air yang tergenang untuk menghindari resiko dimangsa oleh predator. Sehingga variabel yang penting bagi kura-kura ambon yaitu keberadaan air, tutupan tajuk, ground cover, dan vegetasi. Namun dalam penggunaan komponen habitat tersebut tidak ada perbedaan atau pola spesifik penggunaan habitat antara kura-kura jantan ataupun betina. Pada lokasi penelitian ditemukan tumpang tindih penggunaan wilayah jelajah antar kura-kura ambon seluas 3,1 ha. tumpang tindih ini dapat terkait dengan musim kawin dan keterbatasan sumberdaya. Hal ini juga mengakibatkan perbedaan wilayah jelajah antara dua tahap pengamatan pada kura-kura ambon. Pergerakan kura-kura ambon tidak hanya terpusat pada akuatik, namun lebih banyak ditemukan pada terestrial sehingga dapat berasosiasi pada lanskap yang luas. Pada lokasi terdapat area terbangun berupa jalan poros penghubung antar kota/kabupaten yang membagi lokasi savana menjadi dua bagian. Pergerakan terestrial kura-kura ambon yang berasosiasi dengan keberadaan jalan poros tersebut beresiko tertabrak kendaraan atau tertangkap oleh masyarakat.id
dc.description.sponsorshipDana penelitian ini dibantu oleh APEKLI (Asosiasi Pengusaha Eksportir Kura-kura dan Labi-labi) dan APPREPINDO (Asosiasi Penangkar dan Pengedar Reptil Pet Indonesia) serta merupakan bagian dari proyek bersama Nancy E Karraker, Rhode Island University.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleWilayah Jelajah dan Penggunaan Habitat Kura-Kura Ambon di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohaiid
dc.title.alternativeHome Range and Habitat Use of Southeast Asian Box Turtle in Rawa Aopa Watumohai National Parkid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCuora amboinensisid
dc.subject.keywordhabitatid
dc.subject.keywordhome rangeid
dc.subject.keywordradio telemetryid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record