Pemanfaatan Khamir Antagonis untuk Memperpanjang Umur Simpan dan Mengendalikan Penyakit Antraknosa Buah Pepaya
Date
2021-01-18Author
Lestari, Mutiara Dwi
Suketi, Ketty
Widodo, Winarso Drajad
Wiyono, Suryo
Metadata
Show full item recordAbstract
Pepaya adalah buah klimakterik yang memiliki umur simpan pendek dan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides. Penanganan pascapanen yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan buah yang berakibat pada penurunan kualitas buah. Kehilangan pascapanen terbesar disebabkan oleh penyakit antraknosa dan karena buah lewat matang. Pemanfaatan khamir antagonis sebagai agens pengendali hayati merupakan salah satu alternatif pengendalian penyakit pascapanen dan untuk menunda proses kematangan buah pepaya. Pencegahan penyakit antraknosa pada buah pepaya umumnya dilakukan dengan menggunakan fungisida. Namun pengendalian dengan fungisida sintetik kurang efektif dan menimbulkan berbagai masalah lingkungan serta residu pada produk pascapanen. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai agens hayati yang sesuai untuk memperpanjang umur simpan dan mengendalikan penyakit antraknosa pada buah pepaya Callina. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji keefektifan beberapa spesies khamir antagonis untuk memperpanjang umur simpan dan mengendalikan penyakit antraknosa pada buah pepaya Callina.
Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan perlakuan lima jenis khamir yaitu Cryptococcus albidus Yp, Aureobasidium pullulans Dmg 30 DEP, Rhodotorula minuta Dmg 16 BEP, Candida tropicalis Lm 13 BE, dan Pseudozyma hubeiensis Dmg 18 BEP, dan sebagai pembanding perlakuan fungisida berbahan aktif azoksistrobin serta tanpa perlakuan sebagai kontrol.
Penggunaan khamir Candida tropicalis, Aureobasidium pullulans, dan Cryptococcus albidus dapat memperpanjang umur simpan buah pepaya Callina masing-masing 12,6, 12,4, dan 12,2 hari, lebih lama dibandingkan kontrol yang hanya 7 hari dan efektif mengendalikan penyakit antraknosa dengan tingkat penekanan secara berturut-turut 58,33%, 54,17%, dan 50,00%, selama penyimpanan. Karakter fisiologi atau biokimia buah lain nya seperti susut bobot, kekerasan kulit buah, kekerasan daging buah, padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), rasio PTT/ATT, dan vitamin C tidak dipengaruhi oleh perlakuan khamir.
Buah pepaya Callina dengan perlakuan khamir Candida tropicalis dan Aureobasidium pullulans lebih disukai panelis karena memiliki rasa manis yang lebih dominan. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa perlakuan khamir Candida tropicalis, Aureobasidium pullulans, dan Cryptococcus albidus paling efektif untuk menekan pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides dengan persentase penghambatan secara berturut-turut 37,67%, 31,33%, dan 28,33% pada 7 hari setelah inokulasi (HSI). Seluruh khamir antagonis memiliki mekanisme pengendalian antraknosa buah pepaya melalui pembentukan senyawa volatil. Papaya is one of the climacteric fruit that has a short shelf life and anthracnose disease caused by Colletotrichum gloeosporioides. Poor postharvest handling can cause fruit damage which results in a decrease in fruit quality. The largest postharvest losses were caused by anthracnose disease and due to late ripening. Utilization of yeasts antagonists as biological control agents is an alternative for postharvest disease control and to delay the ripening process of papaya fruit. Prevention of anthracnose on papaya fruit is generally performed by using fungicide. However, control with synthetic fungicides is less effective and causes various environmental problems and residues in postharvest products. Therefore it is necessary to conduct research on suitable biological agents to extend shelf life and control anthracnose diseases in Callina papaya fruit. The purpose of this study was to investigate the effectiveness of several antagonistic yeast species to extend shelf life and control anthracnose disease on the Callina papaya fruit.
The experiment was arranged in a randomized complete block design with the treatment of five types of yeasts i.e. Cryptococcus albidus Yp, Aureobasidium pullulans Dmg 30 DEP, Rhodotorula minuta Dmg 16 BEP, Candida tropicalis Lm 13 BE, and Pseudozyma hubeiensis Dmg 18 BEP, and as standard of the fungicide treatment with active ingredient azoksistrobin and without treatment as a control.
Use of Candida tropicalis, Aureobasidium pullulans, and Cryptococcus albidus were able to extend the shelf life of Callina papaya fruit 12,6, 12,4, dan 12,2 days, respectively, longer than the control that is only 7 days and to prevent anthracnose disease with suppression rates 58,33%, 54,17%, and 50,00%, respectively, during storage. Other fruit physiological or biochemical properties such as weight loss, hardness of fruit skin, hardness of fruit flesh, total soluble solids (TSS), total titratable acidity (TTA), TSS/TTA ratio, and vitamin C were not affected by all biocontrol yeast treatment.
Panelists preferred Callina papaya fruit with yeast treatment Candida tropicalis and Aureobasidium pullulans because it had a dominant sweet taste. In vitro test results showed that the yeast treatment of Candida tropicalis, Aureobasidium pullulans, and Cryptococcus albidus was the most effective in suppressing the growth of Colletotrichum gloeosporioides with inhibition percentages respectively 37,67%, 31,33%, and 28,33% at 7 days after inoculation. All yeast antagonists have an anthracnose control mechanism through the formation of volatile compounds.
Collections
- MT - Agriculture [3772]