Perencanaan Pertanian Konservasi pada Pengelolaan Lahan Tradisional di Kecamatan Amarasi Barat, Nusa Tenggara Timur

Abstract

Laju pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan dan untuk memenuhinya, beberapa sistem pengelolaan diterapkan termasuk pengelolaan tradisional. Sistem pengelolaan lahan tradisional untuk kegiatan pertanian dilakukan sepanjang tahun dan diolah terus menerus, jika tidak disertai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah yang memadai, akan memicu terjadinya kerusakan tanah akibat erosi yang dapat mengakibatkan lahan-lahan menjadi kritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keramahan lingkungan dari sistem pengelolaan lahan tradisional berdasarkan analisis prediksi erosi dan menganalisis, merencanakan, dan menentukan perencanaan penggunaan lahan yang tepat atau tindakan konservasi untuk meningkatkan keramahan lingkungannya. Penelitian lapang dan laboratorium dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2019. Lokasi penelitian terdapat ditiga desa dengan sistem pengelolaan tradisional yang berbeda desa Teunbaun sistem mamar, desa Niukbaun sistem tebas bakar dan desa Merbaun sistem wanaternak. Metode penelitian yang digunakan untuk prediksi erosi yaitu model persamaan Universal soil Loss Equation (USLE) oleh Wischmeier dan Smith (1978), kemudian untuk menghitung nilai laju erosi yang masih dapat ditoleransikan (TSL) menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Hammer (1981), serta terdapat tahapan tindakan alternatif KTA atau alternatif pengelolaan lahan pada penelitian ini, ditentukan dengan memodifikasi nilai penutupan lahan (C) dan nilai pengelolan lahan atau konservasi (P), dengan memperhatikan hasil perbandingan antara nilai besaran erosi (A) dan nilai erosi dapat ditoleransi (TSL). Hasil penelitian menunjukan lahan dengan sistem pengelolaan yang sedang dikelola tidak ramah lingkungan yang ditandai dengan hasil prediksi erosi yaitu nilai besaran erosi (A) lebih besar dibandingkan nilai erosi dapat ditoleransi (TSL). Nilai A tertinggi pada lahan tebas bakar, kemudian lahan wanaternak dan terakhir pada sitem mamar. Hasil prediksi erosi menunjukan pentingnya tindakan konservasi untuk meminimalisir nilai besaran erosi dari tiap lahan yang diamati dengan menentukan nilai penutupan lahan dan pengelolaan lahan (CP) yang tepat. terdapat beberapa skenario, dan didapatkan skenario ideal sebagai remokendasi yang dapat menurunkan nilai besaran erosi dari nilai erosi dapat ditoleransi. Skenario ideal menunjukan nilai C dan P yang direkomendasikan dapat menurunkan nilai besaran erosi sehingga lebih kecil dibandingkan nilai erosi dapat ditoleransi. Tindakan konservasi yang perlu diterapkan antara lain teras gulud. Pengelolaan tanaman yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kerapatan tajuk tanaman pada beberapa lahan dengan penggunaan lahan agroforestri, hingga merotasi tanaman disertai mulsa.

High population growth causes an increase in demand and to fulfill it, several management systems have been implemented including traditional management. The traditional land management system for agricultural activities is carried out throughout the year and processed continuously, if not accompanied by adequate soil conservation principles, it will lead to soil damage due to erosion which can result in critical lands. This research aimed to analyze the environmental friendly of traditional land management systems based on soil erosion parameter and to analyze, plan, and determine the appropriate land use management or conservation measure for improving its environmental friendliness. Field and laboratory research were conducted from March to August 2019. Research sites were in three villages with different traditional management systems, Teunbaun village, Mamar system, Niukbaun village, slash and burn system, and Merbaun village silvopasture. Research method applied for erosion prediction was Universal Soil Loss Equation (USLE) equation model by Wischmeier and Smith (1978). Calculation the value of tolerable soil loss (TSL) was using the equation by Hammer (1981). Alternative stages of soil and water conservation actions were determined by modifying the value of land cover (C) and the value of land management or conservation (P), by taking into account the results of the comparison between the value of the amount of erosion (A) and the value of tolerable soil loss (TSL). The results showed that land management system was not environmentally friendly which is characterized by the amount of erosion (A) was greater than the tolerable soil loss (TSL). The highest value of A was found in slash and burn system, followed by silvopasture system, and the lowest was Mamar system. Erosion prediction results shows the importance of conservation measures to minimize erosion in each land observed by determining the value of land cover (C) and appropriate land management (CP). There are several scenarios, ideal scenario is obtained as a recommendation that can reduce the value of erosion from the value of tolerable erosion.The ideal scenario showed the recommended C and P values reduce the value of erosion so that it is smaller than tolerable erosion. Conservation actions that need to be implemented include good construction gulud terraces. Crop management that can be done is to increase the density of plant canopy through high agroforesty, crop rotation, and mulching.