dc.contributor.advisor | Murtilaksono, Kukuh | |
dc.contributor.advisor | Sutandi, Atang | |
dc.contributor.author | Nugraha, Muhammad Fahmy | |
dc.date.accessioned | 2021-02-08T06:19:46Z | |
dc.date.available | 2021-02-08T06:19:46Z | |
dc.date.issued | 2020 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105771 | |
dc.description.abstract | Kota Bandung sebagai pusat perkotaan di Jawa Barat telah mendorong
tumbuh dan berkembangnya berbagai aktivitas sosial ekonomi yang lebih beragam
dengan besar penduduknya mencapai 2,5 juta pada tahun 2016 sehingga
berimplikasi mendorong terbentuknya aglomerasi dan meningkatkan kebutuhan
akan ketersediaan lahan untuk berbagai aktivitas. Penelitian ini bertujuan (1)
menganalisis penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan tahun 2005 dan
tahun 2018, (2) menganalisis perkembangan lahan terbangun tahun 2031, (3)
menganalisis tingkat ketidakselarasan antara perkembangan lahan terbangun
dengan pola ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung, (4)
menyusun arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Bandung.
Penelitian dilakukan di Kota Bandung. Jenis data yang digunakan sebagai
objek penelitan adalah data sekunder, yakni data citra worldview, peta administrasi,
peta kelerengan, peta tanah, peta curah hujan, peta lokasi ekonomi, peta pola ruang
RTRW Kota Bandung, dan dokumen RTRW Kota Bandung. Data tersebut
bersumber dari berbagai instansi yaitu, LAPAN, BAPPELITBANG, dan BPS.
Metode yang diterapkan meliputi analisis spasial, matriks ketidakselarasan,
interpretasi citra terbaru dengan resolusi tinggi, analisis intrepetasi visual, overlay,
Artifical Neural Network with Land Change Modeler, dan Land Change Modeler
with Contrain Scenario. Metode ini menggunakan bantuan software Arcgis dan
software Tersset,
Penggunaan lahan di Kota Bandung terdiri dari 8 jenis penggunaan lahan
meliputi hutan, kebun campuran, ladang/tegalan, lahan terbangun, lahan terbuka,
sawah, semak belukar, dan tubuh air. Luas total perubahan seluruh penggunaan
lahan selama periode 2005-2018 sebesar 7.394 ha atau 44% dari luas wilayah Kota
Bandung. Lahan terbangun mengalami peningkatan luasan terbesar yaitu 3.697 ha
atau 38% dari luas lahan terbangun tahun 2005. Jenis penggunaan lahan yang
mengalami penurunan luasan yang masif meliputi sawah, lahan terbuka, dan ladang
masing-masing yaitu sebesar 1.684 ha (22,8%), 1.223 ha (16,5%), dan 394 ha
(3,47%). Peningkatan luas lahan terbangun dinamis meningkat pada tahun 2031
yaitu sebesar 1.929 ha atau meningkat sebesar 14% dari luas lahan terbangun pada
tahun 2018. Perkembangan lahan terbangun di Kota Bandung berdasarkan hasil
proyeksi tahun 2031 menghasilkan ketidakselarasan dengan Pola Ruang RTRW
Kota Bandung periode tahun 2011-2031 sebesar 2.241 ha atau 14.62%.
Berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah di Kota Bandung, untuk
mengendalikan ketidakselarasan ini pemerintah perlu menerapkan intervensi kuat
di kawasan lindung. Skenario ini dapat mengurangi tingkat inkonsistensi antara
dinamika perkembangan lahan terbangun dengan rencana Pola Ruang RTRW Kota
Bandung periode tahun 2011-2031, yaitu sebesar 6% dari 15% menjadi hanya 9%. | id |
dc.description.abstract | Bandung City is the urban center of West Java Province, Indonesia. The vast
population living in the city, 2.5 million in 2016, has encouraged socio-economic
activities for being more diverse. Agglomeration is one of the inevitable impacts.
Since the city continues to grow in terms of activities and population, pressures on
the agricultural and protected area become a crucial issue dealing with higher land
demand day by day. This study aimed (1) to analyze land use and its changes during
2005-2018, (2) to forecast the growth of the built-up area in 2031, (3) to identify
the level of discrepancy between the growth of built-up land and the designated
pattern of the spatial plan (RTRW), and (4) to arrange the recommendation on how
to control the spatial plan against built-up area growth in Bandung City.
The utilized data in this research was secondary, consisting of worldview
imagery data, administration maps, slope maps, land maps, rainfall maps, economic
location maps, RTRW-based space pattern maps, and RTRW documents. They
were from various agencies, including LAPAN, BAPPELITBANG, and BPS. The
applied methods were spatial analysis, conformity matric, visual interpretation,
overlays, Artificial Neural Networks with Land Change Modelers, and Land
Change Modelers with Constrain Scenarios. These had been performed on Arcgis
and TersSet.
Land use in Bandung City could be categorized into eight types: forest,
mixed garden, paddy field, built-up area, bare land, shrub, and water body. The total
land-use change during the period 2005-2018 was 7.394 hectares or 44%. The builtup
area experienced the most substantial increase, i.e., 3.697 hectares or 38% based
on the 2005 base. Land use types that experienced massive declines were paddy
field, bare land, and mixed garden, respectively 1,684 (22,8%), 1,223 (16,5%), and
394 hectares (3,47%). The built-up land would considerably increase in 2031 in the
amount of 1.929 hectares or 14% increase based on the 2018 base. The growth of
the built-up area in Bandung City, according to our 2031 projections, would have
spurred a mismatch between its spatial spread and the spatial plan of Bandung City
for the period 2011-2031: 2.241 hectares would appear in the protected area
(14,62%). In order to control this mismatch, the government must implement a
robust intervention in the protected area. This scenario, based on our projection,
could decrease the inconsistency level between the possible spread of the built-up
area and the spatial plan in Bandung City from 15% to be 9%. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Perkembangan Lahan Terbangun dalam Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung | id |
dc.title.alternative | Built-up area Growth in the Implementation of Government’s Spatial Plan in Bandung City | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | Lahan Terbangun | id |
dc.subject.keyword | Pemanfaatan Ruang | id |
dc.subject.keyword | Inkonsistensi Kawasan Lindung | id |
dc.subject.keyword | Built-up area | id |
dc.subject.keyword | Space Utilization | id |
dc.subject.keyword | Inconsistency of Protected Areas | id |