Show simple item record

dc.contributor.advisorKolopaking, Lala
dc.contributor.authorWahyono, Eko
dc.date.accessioned2021-02-08T03:59:45Z
dc.date.available2021-02-08T03:59:45Z
dc.date.issued2021-01-28
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105767
dc.description-id
dc.description.abstractMigrasi internasional pada beberapa dekade terakhir didominasi oleh perempuan (Guest 2003, Martin 2003). Pada konteks Indonesia, perempuan juga mendominasi jumlah pekerja migran yang bekerja keluar negeri (sektor domestik dan informal). Badan Nasional Penyelenggara Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melaporkan bahwa Buruh Migran Perempuan di luar negeri adalah sebesar 62% dari total TKI (BNP2TKI 2016). Buruh Migran Perempuan mengalami berbagai permasalahan baik pada saat keberangkatan, bekerja dan pada saat kembali dari luar negeri. Permasalahan ini tidak terlepas dari tekanan struktur yang memposisikan perempuan pada posisi yang termarjinalkan. Tekanan struktur dari dalam negeri karena tidak memiliki akses dan sumber daya pada pekerjaan yang mengakibatkan perempuan pergi untuk bekerja di luar negeri (Wulan 2010). Kepergian Buruh Migran Perempuan ke luar negeri berlangsung secara terus menerus meskipun memiliki tekanan dan risiko yang tinggi. Massey (1990) pada pisau analisisnya menjelaskan bahwa migrasi dapat berlangsung secara terus menerus dalam sebuah masyarakat. Terdapat enam faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi migrasi secara kumulatif menurut Massey (1990) sebagai berikut pertama, distribusi pendapatan yang memicu peningkatan migrasi internasional karena ketimpangan pendapatan, penguasaan tanah, organisasi produksi, nilai, norma dan persepsi masyarakat terkait, dan keenam, labeling sosial pada pekerjaan di negara tujuan. Kerangka teori Massey ini didukung dengan kerangka teoritik migrasi kembali, teori jaringan dan kewirausahaan sosial untuk membedah fenomena kewirausahaan sosial BMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam, pengamatan, FGD dan didukung dengan kuesioner. Penelitian ini dilakukan di Wonosobo dan Sukabumi secara sengaja dengan pertimbangan seperti pola migrasi dan konteks kondisi sosial ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Buruh Migran Perempuan mengembangkan kewirausahaan sosial karena untuk memanfaatkan dana sisa remitan pembelian aset. Pengembangan wirausaha sosial yang dilakukan para untuk menjaga pendapat alternatif setelah Buruh Migran Perempuan bermigrasi dan menjaga modal agar tidak diklaim oleh pihak suami ketika bercerai. Meskipun, Pengembangan kewirausahaan sosial tidak mampu menahan laju migrasi kembali yang dilakukan para BMP. Kedua, temuan lapangan menunjukkan bahwa Desa Kuripan, Kabupaten Wonosobo pada aspek komunitas dan jaringan kewirausahaan lebih banyak dibandingkan dengan desa Jambenenggang. Keberagaman komunitas berbanding lurus dengan variasi produk yang dihasilkan, Desa Kuripan lebih heterogen jenis usaha yang dikembangkan dimulai dari olahan pangan, warung, souvenir khas, kain batik, dan karya kerajinan sedangkan Jambenenggang hanya bergerak pada komoditas olahan pangan dan warung. Ketiga, aktor-aktor yang terlibat dalam pengembangan dan pemberdayaan kewirausahaan sosial adalah Pemerintah, LSM, dan aktivis memiliki peranan yang penting dalam proses pembentukan komunitas dan pengembangan kewirausahaan sosial. Aktor-aktor ini dalam pendampingan usaha untuk meningkatkan penguasaan teknologi, bantuan modal, dan fasilitas pemasaran. Peran elemen ini belum cukup signifikan dalam membantu para BMP karena secara umum Kedua desa ini masih terkendala ekonomi khususnya Desa Jambenenggang, Sukabumi begitupun desa Kuripan, Wonosobo yang terkendala pemasaran. selain itu, kendala yang mereka hadapi adalah kendala penguasaan teknologi dalam proses produksi yang masih mengandalkan teknologi sederhana dan berbasis rumah tangga. Keempat, peran jaringan offline dalam pengembangan kewirausaahan sosial yakni berperan mendistribusikan produk-produk secara langsung ke konsumen. Jaringan oflline bermanfaat dalam membantu produksi mulai pengolahan, pengemasan, dan pemasaran. Sementara, jaringan online memperluas pemasaran menjangkau berbagai daerah/wilayah, memperlancar komunikasi antara BMP satu sama lain. Keberadaan media sosial dapat memantau perkembangan usaha yang dirintis secara bersama-bersama yang berada di luar negeri. Jaringan online juga berperan mempermudah akses informasi dan pembelajaran seputar dunia usaha maupun jaring pengaman dalam melakukan bermigrasi. Kelima, Kewirausahaan sosial tidak mampu menghentikan aliran tenaga kerja ke luar negeri tetapi mampu memberikan alternatif pekerjaan BMP pada saat kembali dari luar negeri. Meskipun, kewirausahaan sosial yang dikembangkan oleh BMP telah didukung dengan media sosial memberikan peluang dalam mempromosikan hasil produksi para BMP baik lokal, nasional bahkan internasional. Penelitian ini memberikan saran baik secara teoritis, metodologis, praktis dan kebijakan. Pertama secara teoritis perlu ada kajian lebih lanjut mengenai remitan digital dilevel makro, Mezo, dan mikro untuk menyusun kerangka teoritik dan konseptual. Dari aspek metodologis perlu ada pendekatan dengan menggunakan teknologi digital pada penelitian BMP di pedesaan Indonesia. Pada aspek praktis dan kebijakan penelitian ini menyarankan pendidikan keahlian atau profesi khusus kepada BMP terkait pengelolaan keuangan dan pemerintah diharapkan mampu memberikan platform khusus kepada BMP terkait pengelolaan keuangan. Pemerintah dan pemangku kebijakan perlu menguatkan basis data bagi BMP, baik dalam perekrutan, pada saat bekerja dan kembali sehingga kebijakan yang dibuat menjadi akurat dan presisi. Kewirausahaan komunitas perlu didorong lebih kuat dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, UMKM, dan pangan lokal. Pada pengembangan kewirausahaan sosial pada BMP harus mendapatkan dukungan media digital untuk pemasaran dan akses informasi.id
dc.description.sponsorshipBUDI DN-LPDPid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddchuman ecologyid
dc.titlePengembangan Kewirausahaan Sosial Buruh Migran Perempuan di Daerah Asal Pada Era Digitalid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordBuruh Migran Perempuan, Kewirausahaan Sosial, Migrasi Internasional, Era Digitalid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record