Show simple item record

dc.contributor.advisorNugroho, Naresworo
dc.contributor.advisorBahtiar, Effendi Tri
dc.contributor.authorHarits, Benyamin
dc.date.accessioned2021-02-05T09:59:12Z
dc.date.available2021-02-05T09:59:12Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105723
dc.description.abstractBambu betung potensial digunakan sebagai konstruksi struktural. Tidak seperti bambu kolom pendek, kolom panjang dipengaruhi oleh peristiwa tekuk. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rumus eksperimental hubungan antara angka kelangsingan dan faktor tekuk serta menentukan nilai faktor tekuk bambu betung pada berbagai angka kelangsingan. Bambu betung ditebang dari Jalan Huni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor dengan panjang 13-14 m yang dipotong menjadi dua bagian. Pengukuran kadar air, kerapatan, kerapatan linear, bentuk geometri dan kandungan cacat (dimensi, keruncingan, eccentricity, kelengkungan, ovality) mengacu pada BS ISO 19624:2018 tentang pemilahan buluh bambu. Uji t-test digunakan untuk membandingkan sifat fisis dan mekanis contoh uji berukuran pendek dan contoh uji berukuran panjang. Ukuran contoh uji pendek dan contoh uji panjang yaitu 6.05-15.81 cm dan 40-410.7 cm. Pengujian tekan contoh uji pendek dilakukan menggunakan alat UTM Shimadzu tipe UMH-30, sedangkan pengujian contoh uji panjang menggunakan alat UTM Baldwin dan alat uji tekuk ukuran panjang. Kedua pengujian dilakukan pembebanan secara vertical (sejajar serat). Pengolahan data menggunakan formula Rankin Gordon, Ylinen’s, Euler, Newlin Gahagan’s, dan Euler Johnson. Tekuk merupakan suatu jenis kegagalan yang disebabkan oleh ketidakstabilan suatu elemen struktur yang dipengaruhi oleh aksi (beban tekuk). Angka kelangsingan merupakan panjang tekuk dibagi dengan jari-jari inersia. Kerapatan dan kerapatan linear berhubungan erat dengan kuat tekan dan kapasitas tekan. Semakin tinggi nilai kerapatan dan kerapatan linear, maka nilai kuat tekan dan kapasitas tekan semakin tinggi. Korelasi antara kerapatan dengan kuat tekan dan kerapatan linear dengan kapasitas tekan dapat dibuktikan menggunakan analisis linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan kerapatan linear kondisi 12% dapat digunakan untuk menduga kapasitas tekan lebih baik daripada kerapatan kondisi 12%. Angka kelangsingan semakin tinggi berdampak pada nilai tekuk semakin rendah. Formula Ylinen’s cocok digunakan untuk menduga nilai tekuk pada berbagai angka kelangsingan.id
dc.description.abstractBetung bamboo is a potential material for structural construction. Unlike short bamboo columns, long columns are affected by buckling effect. This study aims to create an experimental formula of the relationship between the number of slenderness ratio and buckling factors and determine the value of the buckling factor of betung bamboo in various numbers of slenderness ratio. Betung bamboo is taken from Huni street, Faculty of Forestry and Environment, IPB University with 13-14 m length which is cut into two parts. Measurement of moisture content, density, linear mass, geometric shapes and defects (dimensions, taper, eccentricity, curvature, ovality) referred to BS ISO 19624:2018 about grading of bamboo culms. T-tests are used to compare the physical and mechanical properties of short test samples and long test samples. The short test sample and long test sample size are 6.05-15.81 cm and 40-410.7 cm length. The short test sample used UTM Shimadzu UMH-30 for compressive test, while the long test sample used UTM Baldwin and a long-size buckling test tool. Both tests were carried out vertically (parallel to grain). Data analysis used Rankin Gordon, Ylinen's, Euler's, Newlin Gahagan's, and Euler Johnson's formula. Buckling is a type of failure caused by the instability of a structural element affected by action (buckling load). Slenderness ratio is the length of bamboo culm divided by the radius of gyration. Linear mass and density are closely related with ultimate compressive load and ultimate compressive stress. The higher linear mass and density value, the higher compressive strength and capacity. The correlation between density with ultimate compressive stress and linear mass with ultimate compressive load could be proven with simple linear analysis. The results showed that linear mass (mc=12%) is better used to suspect ultimate compressive load than density (mc=12%). The higher slenderness ratio impacts on the lower of buckling value. Ylinen's formula is suitable for guessing buckling values at various numbers of slenderness ratio.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleSifat Tekuk Bambu Betung (Dendrocalamus asper)id
dc.title.alternativeBuckling Properties of Betung Bamboo (Dendrocalamus asper)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordslenderness ratioid
dc.subject.keywordbetungid
dc.subject.keywordcolumnid
dc.subject.keywordcompressiveid
dc.subject.keywordbucklingid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record