Show simple item record

dc.contributor.advisorQadir, Abdul
dc.contributor.advisorWidajati, Eny
dc.contributor.advisorPurwanto, Y. Aris
dc.contributor.authorMaia, Juliana de Jesus
dc.date.accessioned2021-02-05T06:23:16Z
dc.date.available2021-02-05T06:23:16Z
dc.date.issued2021-01-26
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105720
dc.description.abstractBenih cendana merupakan benih yang mempunyai tipe dormansi yaitu dormansi fisik dan dormansi fisiologis yakni kombinasi dari keduanya yang disebut dormansi morfofisiologi. Benih cendana memiliki tipe dormansi fisik karena benih berkulit keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama dipermukaan paling luar, dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. Pada tipe dormansi fisiologis disebabkan oleh zat pengatur tumbuh yang berupa penghambat maupun dapat merangsang pertumbuhan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknologi ultrafine bubbles (UFB) terhadap pematahan dormansi morfofisiologi pada benih cendana dan aplikasi media tanam arang sekam dan cocopeat dengan konsentrasi media yang sesuai untuk meningkatkan vigor bibit. Kedua percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA serta dilanjutkan dengan menggunakan uji DMRT pada tingkat 5%. Percobaan pertama: Teknologi ultrafine bubbles (UFB) untuk pematahan dormansi benih cendana. Penelitian terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama adalah metode pematahan dormansi yang terdiri atas 3 taraf perlakuan (skarifikasi fisik, tanpa skarifikasi, dan skarifikasi kimia). Faktor kedua yaitu lama perendaman yang terdiri atas 8 taraf (tanpa perendaman, Air UFB oksigen 20 ppm selama 24 dan 48 jam, Air UFB tanpa oksigen selama 24 dan 48 jam dan dengan H2SO4 30 menit lalu dilanjuti dengan perendaman dalam air UFB oksigen 20 ppm maupun tanpa oksigen selama 24 dan 48 jam dan perendaman dalam aquades selama 24 dan 48 jam). Hasil penelitian percobaan pertama menunjukkan bahwa perendaman mengunakan air UFB oksigen 20 ppm selama 24 dan 48 jam yang dikombinasikan dengan skarifikasi fisik dapat mempercepat perkecambahan yakni 13 hari setelah semai telah muncul radikula dan pertumbuhan tumbuh maksimum (PTM) dalam jangka waktu 41 hari setelah tanam yaitu 66.67% dengan kecambah normal yakni 2-4 helai daun telah tumbuh. Air UFB mempercepat pelunakan kulit sehingga proses perkecambahannya juga cepat. Perendaman benih dalam air UFB selama 48 jam dengan oksigen 20 ppm menunjukkan persentase kecepatan tumbuh (Kct) 4.67%. Kecambah tumbuh lebih cepat selama pekecambahan. Perendaman pada air UFB dengan oksigen 20 ppm maupun air UFB tanpa oksigen selama 24 dan 48 jam menunjukan konsisten berpengaruh nyata terhadap semua peubah. Pada peubah indeks vigor (IV) yang menunjukkan berpengaruh tertinggi yaitu 4.37%, daya berkecambah yang tertinggi yaitu 5.34%, intensitas dormansi (ID) dan benih mati (BM) tertinggi pada perlakuan tanpa perendaman (kontrol) dan perendaman dengan aquades selama 24 jam. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman benih cendana dalam air UFB salah satu alternatif mematahkan dormansi dalam jangka waktu yang singkat. Percobaan kedua: Aplikasi media arang sekam dan cocopeat dengan konsentrasi setiap media yaitu 0%, 15%, 35%, dan 45% yang dikombinasi dengan media dasar (tanah+pasir+kompos). Pasir dan tanah yang telah disteril dengan di sangrai selama 4 jam kemudian dicampur dengan kompos dikombinasi dengan 2 jenis media tanam sesuai dengan metode yang ditentukan. Hasil kombinasi dari media tanam dimasukkan ke dalam polybag yang berukuran (7 x 20) cm. Masing-masing polybag diisi media tanam sesuai perlakuan yang telah dirancangkan. Kecambah cendana dari hasil percobaan pertama kemudian dipilih hasil kecambah yang sesuai kriteria kecambah normalnya yaitu plumula dan akar sudah tumbuh dan telah mempunyai sepasang daun. Kecambah tanaman inang yang kriteria kecambahnya sama dua minggu kemudian ditanam disamping bibit cendana pada setiap polibag yang telah diisi media tanam dengan kedalaman tanam 0.3 cm. Tujuan dari percobaan kedua untuk mencari kombinasi perlakuan media tanam dan konsentrasi yang terbaik untuk meningkatkan vigor bibit cendana. Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa kombinasi antara bahan dasar (tanah + pasir + kompos) dengan media biochar 30% dan 45% di pengamatan pada variabel pertumbuhan tinggi semai, diameter semai, dan kekokohan semai mendapatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil pengamatan tinggi semai pada pengamatan 6 minggu setelah pengecambahan terjadi interaksi dibandingkan dengan waktu pengamatan yang lain dengan tinggi semainya yaitu 18.80 cm pada perlakuan pemberian arang sekam 45%. Pada pengamatan variabel hasil pemberian arang sekam dengan konsentrasi 30% dan 45% meningkatkan berat kering tanaman sebesar 0.46 g, panjang pucuk 13.82 cm, berat kering pucuk 0.25 g, dan berat kering akar 0.13 g, yang berpengaruh nyata dibandingkan dengan pemberian cocopeat. Hasil percobaan 2 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bibit dengan apilkasi biochar 30% dan 45% yang dikombinasi dengan media dasar (tanah + pasir + kompos) lebih baik dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bibit cendana yang cepat dari pada pemberian dengan media cocopeat.id
dc.description.sponsorshipSearca-seameoid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePematahan dormansi benih dengan teknologi Ultrafine bubbles dan aplikasi media tanam untuk meningkatkan vigor bibit tanaman cendana (Santalum album L)id
dc.title.alternativeBreaking the seed dormancy using the technology of ultrafine bubbles and application of planting media to increase the vigor of sandalwood seedling,(santalum album L)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBiocharid
dc.subject.keywordcocopeatid
dc.subject.keywordimbibitionid
dc.subject.keywordscarificationsid
dc.subject.keywordUFB waterid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record