Pengaruh Beberapa Karakter Fisik Daun Kedelai dan Tanaman Pembatas terhadap Kelimpahan Kutukebul Bemisia tabaci (Gennadius) pada Pertanaman Kedelai di Lapangan
Date
2021-01Author
Faiz, Muhammad Fakhri
Hidayat, Purnama
Winasa, I Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Hama merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan produksi kedelai Indonesia tidak dapat memenuhi permintaan pasar yang selalu meningkat setiap tahun. Karakter morfologi tanaman kedelai dapat memengaruhi perilaku makan dan oviposisi kutukebul Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae), salah satunya adalah struktur pada daun yaitu trikoma yang merupakan salah satu mekanisme ketahanan antixenosis. Perilaku oviposisi kutukebul B. tabaci erat kaitannya dengan produktivitas kedelai sehubungan dengan peranan kutukebul B. tabaci sebagai hama dan vektor virus terhadap tanaman kedelai. Salah satu metode yang digunakan untuk mengurangi insidensi penyebaran virus adalah dengan menggunakan tanaman pembatas. Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran kerapatan trikoma, pengukuran panjang trikoma, dan pengukuran ketebalan epidermis pada bagian abaksial daun. Selain itu, penghitungan populasi telur, nimfa, dan imago kutukebul B. tabaci juga dilakukan dalam penelitian ini. Pengamatan persentase parasitisasi nimfa kutukebul B. tabaci dan keberadaan arthropoda selain kutukebul juga diamati dalam penelitian ini agar dapat diketahui pengaruh faktor yang diteliti terhadap komunitas arthropoda lain baik yang berhubungan dengan kutukebul B. tabaci maupun tidak dalam suatu agroekosistem. Sebanyak lima varietas lokal kedelai (‘Anjasmoro’, ‘Argomulyo’, ‘Dena-1’, ‘Grobogan’, dan ‘Devon-1’) ditanam dengan perbedaan perlakuan pengendalian hama (dengan dan tanpa tanaman pembatas jagung dan orok-orok) menggunakan rancangan petak terbagi (split-plot) dengan pola rancangan acak kelompok (RAK) pada lahan kedelai di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pengujian analisis statistik sidik ragam (ANOVA) dan analisis korelasi dilakukan terhadap peubah-peubah yang diteliti. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2019 hingga April 2020. Hasil yang didapatkan adalah tanaman kedelai varietas ‘Devon-1’ memiliki daun dengan kerapatan trikoma tertinggi dan terpanjang. Kerapatan trikoma daun varietas ‘Grobogan’ tidak jauh dari varietas ‘Devon-1’ namun varietas tersebut memiliki trikoma yang cenderung lebih pendek sedangkan varietas ‘Dena-1’ memiliki kerapatan trikoma daun rendah dengan trikoma pendek. Tanaman varietas ‘Devon-1’ yang memiliki trikoma daun rapat dan panjang memiliki populasi imago, nimfa, dan telur kutukebul B. tabaci paling tinggi dan berbeda secara nyata terhadap keempat varietas lain yang diujikan. Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson, kerapatan dan panjang trikoma memiliki korelasi positif dengan populasi telur, nimfa, dan imago kutukebul B. tabaci. Pengaruh tanaman pembatas menggunakan tanaman jagung dan orok-orok teramati pada awal penelitian (2 dan 3 minggu setelah tanam kedelai) terlihat dari populasi nimfa kutukebul B. tabaci, namun tidak teramati pada pengamatan 4 minggu setelah tanam dan pengamatan setelahnya. Dalam penelitian ini, parasitoid Encarsia strenua (Silvestri) (Hymenoptera: Aphelinidae) ditemukan memarasit nimfa kutukebul B. tabaci. Varietas ‘Grobogan’ yang memiliki trikoma daun lebih pendek memiliki persentase parasitisasi oleh parasitoid paling tinggi sedangkan varietas ‘Devon-1’ memiliki persentase parasitisasi yang rendah. Karakter trikoma daun panjang dengan kerapatan tinggi seperti varietas ‘Devon-1’ tidak sesuai untuk digunakan dalam sistem pengendalian terpadu untuk kutukebul B. tabaci karena populasi kutukebul dapat berkembang baik dan aktivitas parasitoid E. strenua terganggu. Dalam penelitian ini ditemukan juga kontradiksi antara kutukebul dengan hama lain di lapangan, yaitu Empoasca sp. (Hemiptera: Cicadellidae) yang populasinya berkembang baik pada pertanaman kedelai dengan kerapatan trikoma daun rendah seperti varietas ‘Dena-1’ namun ditemukan dalam jumlah sedikit pada tanaman yang memiliki trikoma daun panjang dan lebat seperti yang dimiliki varietas ‘Devon-1’. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan karakter trikoma daun sebagai salah satu teknik kultural untuk pengendalian hama harus dengan pertimbangan agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pemulia tanaman untuk menghasilkan varietas unggul yang resisten terhadap serangan kutukebul B. tabaci dengan mengatur karakteristik trikoma daun serta kepada para petani untuk menggunakan varietas dengan karakter trikoma tertentu sesuai keberadaan hama dan penggunaan teknik kultural lain seperti penggunaan tanaman pembatas jika diperlukan. Pest is a considerable factor causing soybean production cannot reaching its market demand in Indonesia which increasing every year. Morphological characteristic of soybean affects the feeding and ovipositional behaviour of tobacco whitefly Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae). Trichomes, a structure on the leaf surface, can act as an antixenosis defense mechanism from plants against pests. Oviposition behavior of tobacco whitefly B. tabaci will have a strong association with the productivity of soybean because of its role as a pest and vector of virus against soybean plants. One of the methods used to reduce virus incidence is to use a barrier plant. In this research, trichome density, trichome length, and epidermal thickness measurements were carried out on the abaxial part of the leaves. Egg, nymph, and adult population of tobacco whiteflies B. tabaci was also counted per trifoliate. Observation of the parasitization percentage of nymphs and the presence of other arthropods beside tobacco whiteflies were also observed in this research to determine the effect of each factor on another arthropod on communities, whether it is related or not to tobacco whiteflies in an agroecosystem. Five local soybean varieties (‘Anjasmoro’, ‘Argomulyo’, ‘Dena-1’, ‘Grobogan’, ‘Devon-1’) with border crop treatment (with and without border crop using corn plant and Crotalaria juncea), are used in this research. Split-plot design with Randomized complete block design pattern are used as experimental design for this experiment. The data obtained from this research was analyzed using analysis of variance (ANOVA) and correlation analysis. This experiment is conducted in a soybean field at Cianjur District, West Java from July 2019 until April 2020. The results obtained were that the ‘Devon-1’ soybean plant had the leaves with the highest trichome density and longest trichome. The abaxial leaf trichome density of ‘Grobogan’ variety is slightly below ‘Devon-1’ variety, but this variety tends to have shorter leaf trichomes, while the ‘Dena-1’ variety has a low abaxial leaf trichome density with short trichomes. The ‘Devon-1’ variety plant which had long and dense trichomes had the highest population of adult, nymphs, and eggs of tobacco whiteflies and was significantly different from the other four varieties tested in this research. Based on Pearson correlation analysis, both abaxial leaf trichome density and its length are positively correlated with the population of egg, nymph, and adult of tobacco whiteflies. The effect of corn and Crotalaria juncea as barrier plant are observed on the beginning of the research (2 and 3 weeks after soybean planting) on its tobacco whiteflies nymph population, while on 4 weeks after planting and forward are not significant. In this research, Encarsia strenua (Silvestri) (Hymenoptera: Aphelinidae) are the only parasitoid founded parasitizing siverleaf whitefly B. tabaci nymphs on the field. ‘Grobogan’ variety which had shorter leaf trichomes had the highest parasitization percentage, while the ‘Devon-1’ variety had a low parasitization percentage. Varieties with long and dense abaxial leaf trichomes characteristic such as the ‘Devon-1’ varieties are not suitable to use in an integrated pest management system for tobacco whiteflies control because the tobacco whiteflies population can develop well and its parasitoid activity is disturbed. There were also contradictions between whiteflies and other pests, namely Empoasca sp. (Hemiptera: Cicadellidae), which their populations develop well in soybean plantations with low leaf trichome density such as ‘Dena-1’ varieties while have a smaller population on ‘Devon-1’ varieties that have a higher leaf trichome density. The use of leaf trichome characters as a cultural technique for pest control must be planned so it will not cause any negative impact. We expecting that plant breeders can use the result of this study as information to create a soybean variety that resistant againts tobacco whiteflies by arranging its leaf trichome characteristics.
Collections
- MT - Agriculture [3683]