Peningkatan Faktor-Faktor Kompetensi Melalui Praktik Fungsi Manajemen SDM dalam Upaya Ketercapaian Kinerja (Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara VII Lampung)

Abstract

Saat ini merupakan era dimana kompetensi menjadi hal yang diperhatikan dalam sebuah perusahaan. Kompetensi tersebut harus diperhatikan secara khusus oleh setiap lapisan manajemen dalam perusahaan. Kompetensi yang dimiliki dapat membatasi kemampuan dari para karyawan. Kompetensi yang terintegrasi dengan baik akan meningkatkan kinerja perusahaan yang baik sehingga produktivitas meningkat. Kompetensi yang ada di PTPN VII Lampung telah berjalan sesuai dengan kamus kompetensi perusahaan yang sudah ada dengan Integrasi yang baik. Peningkatan daya saing SDM berkaitan dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing individu. Pada karyawan pabrik diperusahaan yang memiliki beban kerja berat, kompetensi sangat diperlukan. Faktor-faktor individu yang menjadi cara untuk mengetahui kompetensi yang sudah ada di dalam diri karyawan. Perbedaan faktor dapat terjadi dengan berbagai alasan yang dimungkinkan pada suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kompetensi antara dua pabrik kelapa sawit KSO Talopino dan Unit Bekri, untuk memberikan implikasi bagi organisasi yang mulai lebih memperhatikan kompetensi karyawannya dalam memaksimalkan pengelolaan kompetensinya. Penelitian ini akan menggunakan kompetensi kompetensi Seema Sanghi dalam memberikan gambaran tentang aktualisasi kompetensi pada karyawan pabrik. Penelitian ini menggunakan Nonprobality Sampling dengan pengambilan sampel secara sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Jumlah populasi pabrik KSO adalah 79 unit sebanyak 76 sampel dengan jumlah sampel 155. Data penelitian menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan wawancara langsung. Menggunakan SEM PLS sebagai penganalisis datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan indikator kompetensi KSO Talopino dengan Unit Bekri berpengaruh terhadap kinerja. Selain itu penelitian ini menggunakan nilai prioritas dengan rata-rata dan QFD untuk melihat dengan jelas kompetensi apa yang diperlukan perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat ketidakseimbangan kompetensi dari kedua PKS tersebut. Kompetensi Unit Bekri lebih baik dari pada KSO Talopino, dengan indikator kompetensi yang lebih banyak diterima oleh Unit Bekri. Nilai tertinggi dari Talopino KSO ada pada indikator pemberdayaan dan indikator Bekri Unit dalam diri sendiri. Karyawan Talopino KSO dapat memberdayakan kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik dan penguasaan bidang serta porsi pekerjaan. Di Unit Bekri, karyawan yang dapat mengatur dirinya sendiri sebagai dasar kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik. Sehingga hal ini dapat meningkatkan peningkatan kinerja karyawan di perusahaan produktivitas perusahaan. Selain itu terdapat 12 kompetensi prioritas yang menjadi bagian penting yang harus dimiliki karyawan, pabrik dan perusahaan yang dituntut lebih dapat memberikan perhatian terhadap hal tersebut bagi peningkatan kinerja karyawan. Nilai tertinggi dari Talopino KSO ada pada indikator pemberdayaan dan indikator Bekri Unit dalam diri sendiri. Karyawan Talopino KSO dapat memberdayakan kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik dan penguasaan bidang serta porsi pekerjaan. Di Unit Bekri, karyawan yang dapat mengatur dirinya sendiri sebagai dasar kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik. Sehingga hal ini dapat meningkatkan peningkatan kinerja karyawan di perusahaan produktivitas perusahaan. Selain itu terdapat 12 kompetensi prioritas yang menjadi bagian penting yang harus dimiliki karyawan, pabrik dan perusahaan yang dituntut lebih dapat memberikan perhatian terhadap hal tersebut bagi peningkatan kinerja karyawan. Nilai tertinggi dari Talopino KSO ada pada indikator pemberdayaan dan indikator Bekri Unit dalam diri sendiri. Karyawan Talopino KSO dapat memberdayakan kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik dan penguasaan bidang serta porsi pekerjaan. Di Unit Bekri, karyawan yang dapat mengatur dirinya sendiri sebagai dasar kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik. Sehingga hal ini dapat meningkatkan peningkatan kinerja karyawan di perusahaan produktivitas perusahaan. Selain itu terdapat 12 kompetensi prioritas yang menjadi bagian penting yang harus dimiliki karyawan, pabrik dan perusahaan yang dituntut lebih dapat memberikan perhatian terhadap hal tersebut bagi peningkatan kinerja karyawan. Karyawan Talopino KSO dapat memberdayakan kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik dan penguasaan bidang serta porsi pekerjaan. Di Unit Bekri, karyawan yang dapat mengatur dirinya sendiri sebagai dasar kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik. Sehingga hal ini dapat meningkatkan peningkatan kinerja karyawan di perusahaan produktivitas perusahaan. Selain itu terdapat 12 kompetensi prioritas yang menjadi bagian penting yang harus dimiliki karyawan, pabrik dan perusahaan yang dituntut lebih dapat memberikan perhatian terhadap hal tersebut bagi peningkatan kinerja karyawan. Karyawan Talopino KSO dapat memberdayakan kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik dan penguasaan bidang serta porsi pekerjaan. Di Unit Bekri, karyawan yang dapat mengatur dirinya sendiri sebagai dasar kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik. Sehingga hal ini dapat meningkatkan peningkatan kinerja karyawan di perusahaan produktivitas perusahaan. Selain itu terdapat 12 kompetensi prioritas yang menjadi bagian penting yang harus dimiliki karyawan, pabrik dan perusahaan yang dituntut lebih dapat memberikan perhatian terhadap hal tersebut bagi peningkatan kinerja karyawan. karyawan yang dapat mengatur dirinya sendiri sebagai dasar kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik. Sehingga hal ini dapat meningkatkan peningkatan kinerja karyawan di perusahaan produktivitas perusahaan. Selain itu terdapat 12 kompetensi prioritas yang menjadi bagian penting yang harus dimiliki karyawan, pabrik dan perusahaan yang dituntut lebih dapat memberikan perhatian terhadap hal tersebut bagi peningkatan kinerja karyawan. karyawan yang dapat mengatur dirinya sendiri sebagai dasar kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik. Sehingga hal ini dapat meningkatkan peningkatan kinerja karyawan di perusahaan produktivitas perusahaan. Selain itu terdapat 12 kompetensi prioritas yang menjadi bagian penting yang harus dimiliki karyawan, pabrik dan perusahaan yang dituntut lebih dapat memberikan perhatian terhadap hal tersebut bagi peningkatan kinerja karyawan.

Ini adalah era dimana kompetensi menjadi hal terpenting dalam sebuah perusahaan. Kompetensi tersebut harus dipertimbangkan secara spesifik oleh setiap lapisan manajemen di perusahaan. Kompetensi yang dimiliki dapat dinilai dari kemampuan karyawan. Kompetensi yang terintegrasi dengan baik akan meningkatkan kinerja perusahaan sehingga produktivitas meningkat. Kompetensi yang ada di PTPN VII Lampung sudah berjalan sesuai dengan kamus kompetensi perusahaan yang ada dengan integrasi yang baik. Peningkatan daya saing sumber daya manusia berkaitan dengan kompetensi masing-masing individu. Bagi karyawan pabrik di perusahaan dengan beban kerja yang berat diperlukan kompetensi. Faktor individu yang ada merupakan cara untuk mengetahui kompetensi yang sudah ada pada diri karyawan. Faktor yang berbeda dapat terjadi karena berbagai alasan yang mungkin terjadi di sebuah perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kompetensi antara dua PKS KSO Talopino dan Unit Bekri, agar dapat berimplikasi pada organisasi yang mulai lebih memperhatikan kompetensi pekerjanya dalam memaksimalkan kompetensi manajemennya. Penelitian ini akan menggunakan kompetensi pemetaan Seema Sanghi dalam memberikan gambaran tentang aktualisasi kompetensi bagi karyawan pabrik. Penelitian ini menggunakan nonprobality sampling dengan sensus sampling, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Total populasi pabrik KSO adalah 79 unit, sebanyak 76 sampel dengan jumlah total sampel 155. Data penelitian menggunakan data primer yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara langsung. Perbandingan menggunakan PLS SEM sebagai penganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan indikator kompetensi KSO Talopino dan Unit Bekri berpengaruh terhadap kinerja. Selain itu, penelitian ini menggunakan nilai prioritas dengan rata-rata dan QFD untuk menentukan secara jelas kompetensi apa yang dibutuhkan perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan kompetensi kedua PKS tersebut. Kompetensi Unit Bekri lebih baik dari pada KSO Talopino, dengan indikator kompetensi yang paling banyak diterima oleh Unit Bekri. Skor tertinggi dari Talopino KSO adalah indikator pemberdayaan dan indikator Unit Bekri dalam memimpin diri. Karyawan Talopino KSO dapat memberdayakan kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik serta penguasaan bidang dan porsi pekerjaan. Di Unit Bekri, karyawan yang dapat memimpin dirinya sendiri sebagai basis kompetensinya dengan memberikan hasil kerja yang baik. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan di perusahaan dengan meningkatkan produktivitas perusahaan. Selain itu, terdapat 12 kompetensi prioritas yang merupakan bagian penting yang harus dimiliki oleh karyawan pabrik dan perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan hal tersebut untuk meningkatkan kinerja karyawan.