Show simple item record

dc.contributor.advisorFebrianto, Fauzi
dc.contributor.advisorNawawi, Deded Sarip
dc.contributor.authorDavinsy, Rynaldo
dc.date.accessioned2021-02-02T02:50:36Z
dc.date.available2021-02-02T02:50:36Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105606
dc.description.abstractBambu sebagai bahan baku memiliki kelamahan antara lain diameter kecil dan berlubang pada bagian tengah sehingga memerlukan aplikasi teknologi yang sesuai untuk dibuat produk komposit seperti Oriented Strand Board (OSB). Produk OSB bambu lebih unggul dibandingkan OSB dari kayu dalam sifat fisis dan mekanis. Potensi bambu di Indonesia sangat beragam jenis dan sifat dasarnya sehingga penelitian tentang pemanfaatan berbagai jenis bambu untuk bahan baku produk OSB bambu akan mendukung diversikasi bahan baku. Produk OSB hibrida adalah OSB yang terbuat lebih dari satu jenis bahan baku bambu dan dengan kombinasi penggunaan bahan baku yang sesuai dapat mengatasi kelemahan sifat-sifat dari OSB berbahan baku kayu atau dari satu jenis bahan baku bambu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sifat fisis dan mekanis OSB bambu hibrida dari jenis bambu betung (Dendrocalamus asper (Schult.f.)) dan bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja) dengan berbagai kadar perekat PF. Bahan baku strand diberi perlakuan awal dengan steam dan pembilasan NaOH 1% untuk memperbaiki sifat perekatan. Tahapan penelitian diawali dengan perlakuan steam pada strand bambu suhu 126oC selama 1 jam dengan tekanan 0,14 MPa. Strand bambu kemudian dibilas menggunakan NaOH 1%. Strand yang telah dibilas kemudian dikeringudarakan dan dioven pada suhu 60-80oC hingga mencapai kadar air kurang dari 5%. OSB hibrida bambu dibuat dengan 3 lapisan yang saling tegak lurus pada rasio 25/50/25, ukuran papan 30 cm x 30 cm x 0,9 cm3, kemudian dilakukan pengempaan menggunakan mesin hot press selama 9 menit. Parafin ditambahkan sebanyak 1% dari berat kering oven strand. Variasi kombinasi bahan baku yang digunakan adalah B:B:B, A:A:A, B:A:B, dan A:B:A. Kadar perekat yang digunakan yaitu 8% dan 10% dengan kerapatan papan target 0,7 g.cm-3. Standar pengujian sifat fisis dan mekanis OSB mengacu pada JIS A 5908:2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kadar perekat memberikan pengaruh dalam meningkatkan kualitas OSB hibrida bambu. Kadar perekat semakin tinggi dapat menghasilkan OSB hibrida yang lebih baik. Selain perekat, struktur anatomi bambu sangat mempengaruhi sifat fisis dan mekanis OSB hibrida bambu. Bambu betung memiliki tipe ikatan pembuluh IV, sedangkan andong tipe ikatan pembuluh III. Hasil pengujian bambu betung dengan tipe ikatan pembuluh IV memiliki stabilitas dimensi lebih baik dibandingkan tipe ikatan pembuluh III. OSB hibrida dengan perekat 10% menghasilkan sifat fisis seperti kerapatan, kadar air, serta stabilitas dimensi (pengembangan tebal, daya serap air) lebih baik. Sementara itu, sifat mekanis terdiri modulus patah (MOR), modulus lentur (MOE), dan daya rekat internal (IB), seluruhnya telah memenuhi standar yang telah ditetapkan CSA 0437.0 (Grade O-1) terkecuali nilai IB pada beberapa OSB berkadar perekat 8% yang tidak memenuhi syarat.id
dc.language.isoidid
dc.titleSifat Fisis dan Mekanis Oriented Strand Board Hibrida Bambu pada Berbagai Kadar Perekatid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbetung bambooid
dc.subject.keywordandong bambooid
dc.subject.keywordhybrid oriented strand boardid
dc.subject.keywordadhesive contentid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record