Optimalisasi Lahan Pertanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan dengan Tanaman Sela Semusim
Abstract
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan penghasil minyak
nabati. Tujuan penelitian ini adalah (1) menguji pemanfaatan ruang terbuka pada
areal kelapa sawit belum menghasilkan dengan tanaman jagung dan kedelai
menggunakan sistem tumpang sari, (2) menganalisis peningkatan produktivitas
tanaman dengan berbagai dosis pupuk dan (3) menganalisis dosis pupuk optimum
yang digunakan pada tanaman sela.
Peningkatan luas areal kelapa sawit menyebabkan keterbatasan areal
penanaman komoditas lain, salah satunya tanaman pangan. Keterbatasan areal
penanaman ditingkatkan dengan cara mengoptimalisasi lahan kelapa sawit tanaman
belum menghasilkan (TBM). Optimalisasi lahan dapat dilakukan pada ruang
terbuka yang terdapat pada areal kelapa sawit TBM. Optimalisasi lahan pertanaman
kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan teknik budidaya tumpang sari
dengan memanfaatkan gawangan dengan penanaman tanaman semusim.
Penelitian dilaksanakan di Kebun kelapa sawit rakyat, KUD Tunas Muda,
Kabupaten Siak, Riau, sejak bulan November 2018-Maret 2019. Percobaan ini
menggunakan rancangan Rancangan Acak Kelompok (RAK) tersarang (nested)
dengan dua faktor perlakuan, yaitu perlakuan pemupukan sebagai faktor utama dan
perlakuan tanaman sebagai anak petak. Perlakuan pemupukan terdiri dari tiga taraf
yaitu, P1 (pupuk rekomendasi jagung 350 kg ha-1 Urea + 100 kg ha-1 SP-36 + 150
kg ha-1 KCl, pupuk rekomendasi kedelai 50 kg ha-1 Urea + 100 kgha-1 SP-36 + 100
kgha-1 KCl), P2 (pupuk kandang 5 ton ha-1 + ½ pupuk rekomendasi) dan P3 (pupuk
kandang 2.5 ton ha-1 + 1/2 pupuk rekomendasi). Perlakuan tanaman terdiri dari
empat taraf yaitu, T1 (tanpa tanaman sela), T2 (monokultur kedelai), T3 (tumpang
sari jagung + kedelai (1:2)) dan T4 (monokultur jagung.
Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan ruang terbuka diantara areal
kelapa sawit belum menghasilkan umur satu tahun dapat meningkatakan
produktivitas lahan berdasarkan hasil nilai nisbah kesetaraan lahan yang diperoleh.
Penerapan pola tanaman sela di areal kelapa sawit belum menghasilkan umur satu
tahun rata-rata tidak mempengaruhi komponen morfologi, fisiologi dan produksi
tanaman sela. Pola tanaman sela mempengaruhi pertumbuhan diameter batang,
jumlah pelepah dan kerapatan stomata kelapa sawit yang mengalami peningkatan
setiap bulan. Perlakuan dosis pupuk tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dan kedelai di areal kelapa
sawit (TBM-1), sehingga belum dapat memberikan rekomendasi dosis pupuk
optimum yang akan digunakan kembali. Penanaman jagung dan kedelai sebagai
tanaman sela dengan pola tumpang sari dan dipupuk dengan dosis P3 (pupuk
kandang 2.5 ton ha-1 + 1/2 pupuk rekomendasi) memberikan nisbah kesetaraan
lahan tertinggi (1.76).
Collections
- MT - Agriculture [3683]