Show simple item record

dc.contributor.advisorMakalew, Afra. D.N.
dc.contributor.advisorHadi, Akhmad Arifin
dc.contributor.authorFathurrohman
dc.date.accessioned2021-01-30T03:26:36Z
dc.date.available2021-01-30T03:26:36Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105535
dc.description.abstractKota Batam merupakan salah satu kota industri yang tumbuh pesat di Indonesia berusaha untuk menjaga keseimbangan ekologi dengan menambah jumlah dan kualitas ruang terbuka hijau (RTH) berupa pembangunan Kebun Raya Batam (Kerabat). Kebun Raya memiliki fungsi untuk konservasi tumbuhan, pendidikan, penelitian dan wisata. Pembangunan fisik Kerabat sudah dimulai sejak tahun 2014 berdasarkan masterplan yang dibuat pada tahun 2008 dan 2012. Pada tahun 2018 pembangunan terhenti meskipun pembangunan masih sekitar 35%. Untuk melanjutkan pembangunan, sebelumnya perlu dilakukan evaluasi implementasi masterplan dan analisis biofisik serta persepsi dan preferensi masyarakat agar pembangunan selanjutnya dapat optimal. Sektor industri yang menjadi andalan ekonomi di Kota Batam yang merosot pada tahun 2017 membuat pemerintah berupaya meningkatkan sektor pariwisata. Salah satu upaya yaitu dengan pengembangan Kerabat menjadi kebun raya yang bisa menjadi salah satu andalan wisata di Kota Batam. Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengevaluasi implementasi masterplan awal Kerabat; (2) menganalisis kesesuaian wisata berdasarkan aspek biofisik kawasan; (3) menganalisis persepsi dan preferensi masyarakat untuk pengembangan Kerabat menjadi kawasan wisata berkelanjutan pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya, dan juga objek daya tarik wisata di Kerabat; dan (4) menyusun rencana lanskap pengembangan Kerabat untuk kawasan wisata berkelanjutan. Data penelitian diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, data terpublikasi, data dari pemerintah terkait, wawancara, serta kuisioner secara online maupun tatap muka. Data fisik dan biofisik kawasan Kerabat dievaluasi dengan metode identifikasi foto hasil drone yang dioverlay dengan masterplan awal Kerabat pada aplikasi AutoCAD dan kemudian dinilai oleh para ahli. Untuk kesesuaian wisatanya dianalisis menggunakan metode SIG (Sistem Informasi Geaspasial) sesuai kriteria Kliskey (2000) meliputi tutupan lahan, aksesibilitas, kemiringan lahan, dan ketinggian lahan (topografi) yang kemudian dioverlay kembali dengan kriteria jenis tanah dan curah hujan. Untuk persepsi dan preferensi berdasarkan kuesioner online digunakan metode analisis text explorer dan distribution pada aplikasi JMP SAS pada aspek sosial untuk evaluasi Kerabat saat ini serta pembobotan dan skoring data hasil wawancara dan kuesioner pada aspek sosial akseptibilitas masyarakat, ekonomi dan budaya, serta objek daya tarik wisata. Hasil penelitian diketahui bahwa area Kerabat dengan luas 85,6 ha dimana area yang direncanakan terbangun dalam masterplan awal 49,22 ha, implementasinya sudah mencapai 228.931 m² atau 46,51%, dengan luas yang tidak sesuai masterplan awal yaitu 62.374 m² atau 27,25%. Area atau fasilitas yang sudah terbangun tetapi tidak sesuai masterplan awal dikarenakan tidak ada dalam masterplan ataupun tidak sesuai dengan pola atau bentuk serta tidak sesuai lokasi. Evaluasi juga dilakukan penilaian oleh para pakar terhadap masterplan yang ada dan implementasi pembangunannya, dimana hasilnya didapat nilai 67,17 untuk masterplan yang telah dibuat atau masuk dalam kategori ideal pada aspek ruang, sirkulasi dan fasilitas. Akan tetapi untuk implementasinya area yang sudah terbangun masih belum terpenuhi sebagai sebuah kebun raya. Pengembangan Kerabat menjadi kawasan wisata harus memperhatikan keberlanjutannya diantaranya dengan memperhatikan kondisi biofisik yaitu dengan menganalisis daya dukung kawasan dan analisis kesesuaian wisatanya. Hasil analisis daya dukung fisik saat ini dihasilkan Kerabat dapat menampung pengunjung 3.003 orang/hari, sehingga jika pada hari libur tertentu yang mencapai 1.800 orang pengunjung maka Kerabat masih bisa menampung sebanyak 1.203 orang. Untuk analisis kesesuaian wisata dihasilkan kawasan Kerabat sesuai untuk kawasan wisata, dengan kriteria sangat sesuai (S1) seluas 32,36 ha atau 37,89% dari total luas Kerabat, kriteria sesuai (S2) dengan luas 30,83 ha atau 36,10%, dan kriteria kurang sesuai (S3) seluas 22,22 ha atau 26,01%. Untuk lebih mendapatkan banyak informasi dalam rencana lanskap pengembangan Kerabat agar berkelanjutan dilakukan analisis pada aspek sosial, ekonomi dan budaya berdasarkan persepsi dan preferansi masyarakat serta terhadap objek daya tarik wisata berdasarkan persepsi pengunjung. Hasil persepsi tentang Kerabat saat ini diketahui masyarakat Kota Batam menilai lanskap Kerabat belum memperlihatkan karakter lanskap kebun raya, sedangkan untuk fungsi Kerabat berdasarkan preferensi masyarakat Kota Batam adalah untuk konservasi tumbuhan dan wisata. Adapun akseptibilitas masyarakat dan untuk aspek ekonomi diketahui bahwa masyarakat memberikan tanggapan yang positif terhadap rencana pengembangan Kerabat menjadi kawasan wisata dengan ikut berperan aktif dalam kegiatan yang bisa meningkatkan taraf hidup sosial dan ekonomi masyarakat. Penerapan unsur budaya melayu diinginkan masyarakat dalam rencana pengembangan Kerabat seperti pada fasilitas yang ada di Kerabat. Berdasarkan persepsi pengunjung Kerabat memiliki objek dan daya tarik wisata yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata. Rencana lanskap Kerabat untuk kawasan wisata berkelanjutan berdasarkan hasil analisis berupa arah pengembangan dan menghasilkan konsep tiga zonasi, yaitu wisata, konservasi ex-situ, dan konservasi in-situ. Sesuai arah pengembangan kemudian dikembangkan menjadi empat ruang yang meliputi ruang penerima, ruang rekreasi, ruang koleksi dan edukasi serta ruang konservasi. Aktivitas di ruang wisata bersifat aktif dan pasif. Fasilitas yang diperlukan untuk menunjang aktivitas Kerabat meliputi blok-blok koleksi (vak), sirkulasi berupa jalur koleksi serta fasilitas utama wisata di kebun raya seperti taman warna-warni, taman koleksi labirin, jogging track, food court, playground, guest house, viewing tower, pusat souvenir, golf court, shelter dan amphitheater. Fasilitas pendukung wisata juga diperlukan seperti mushola, signage, bangku taman, tempat sampah dan sebagainya. Dalam pengembangannya perlu diperhatikan budaya setempat yang menjadi karakter identitas Kerabat berada, seperti pola arsitektur bangunan maupun atraksi wisata Melayu. Kerabat yang memiliki luas 85,6 ha juga perlu diperhatikan daya dukung kawasan agar keberlanjutan kawasan dapat terjaga dengan membatasi jumlah pengunjung. Secara perhitungan daya dukung kawasan Kerabat setelah dikembangkan dapat menampung 21.387 orang/hari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcArchitecture Landscapeid
dc.titleRencana Lanskap Pengembangan Kebun Raya Batam untuk Kawasan Wisata Berkelanjutan di Kota Batamid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanalysisid
dc.subject.keywordbatam botanic gardensid
dc.subject.keywordevaluationid
dc.subject.keywordsustainableid
dc.subject.keywordtourism landscape planid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record