dc.description.abstract | Burung hantu merupakan burung pemangsa nokturnal yang saat ini banyak
dijadikan hewan peliharaan di Indonesia. Namun, informasi terkait penyakit dan
pengobatan burung hantu masih sangat terbatas sehingga apabila burung hantu
terjangkit penyakit, maka antibiotik digunakan sebagai pilihan utama untuk
pengobatan. Pengawasan penggunaan antibiotik di Indonesia juga masih lemah
sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh antibiotik, hal ini
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya resistensi antibiotik. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui kepekaan bakteri Staphylococcus Koagulase
Negatif (CoNS) dari swab kloaka satu ekor Javan Owlet dan dua ekor Buffy Fish
Owl yang berasal dari penangkaran burung hantu di Depok terhadap lima jenis
antibiotik. Pengujian resistensi antibiotik dilakukan dengan menggunakan metode
Kirby Bauer test. Hasil penelitian menunjukkan bakteri CoNS dari swab kloaka
satu ekor Javan Owlet dan satu ekor Buffy Fish Owl resisten terhadap eritromisin,
namun kedua isolat ini masih sensitif terhadap gentamisin, siprofloksasin,
doksisiklin dan tetrasiklin. Untuk isolat ketiga yang berasal dari satu ekor Buffy
Fish Owl masih sensitif terhadap kelima antibiotik yang diujikan. | id |