Pemberdayaan Kelompok Usaha Pengrajin Benang (Kasus RW VII Desa Tangsi Mekar, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung)
Abstract
Usaha kerajinan benang, yaitu membuat benang bangunan, benang jahit dan sumbu kompor (gulung/kepang), yang pada awalnya untuk meningkatkan penghasilan, kemudian menjadi pekerjaan tetap. Kegiatan ini menggunakan bahan baku benang gagal (majun) yang merupakan limbah industri tekstil. Salah satu permasalahan yang timbul dari usaha ini yaitu pola hubungan antara pemborong (majikan) dengan pengrajin benang (buruh) dalam hal upah yang lebih banyak ditentukan oleh pemborong sebaga i pemilik modal dan penyedia bahan baku. Disamping itu pemasaran bergantung pada pemborong sehingga akses terhadap pasar menjadi kendala. Sektor informal ini di satu sisi memberikan peluang kerja bagi rumah tangga petani terutama buruh tani, menjembatani ketimpangan antara sulitnya lapangan kerja di desa dengan pertumbuhan angkatan kerja yang ada, tetapi di sisi lain kondisi buruh tani senantiasa berada dalam keadaan miskin dan hampir tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Tujuan kajian pengembangan masyarakat ini adalah menyusun kegiatan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin di Desa Tangsi Mekar sehubungan dengan permasalahan yang dialami dalam meningkatkan keberfungsian sosialnya yang disebabkan lemahnya aspek budaya dan politik berkaitan de ngan lemahnya jaringan sosial pengrajin dalam melakukan mobilitas di luar rumah baik secara horizontal maupun vertikal; aspek manfaat kesejahteraan berkaitan dengan asesibilitas terhadap sistem sumber yaitu terbatasnya kredit dan juga ketidakmampuan menjangkau sistem sumber yang ada dalam komunitas; serta aspek ekonomi berkaitan dengan terbatasnya modal sehingga menyebabkan ketergantungan kepada pihak lain. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara mendalam, pengamatan dan diskusi kelompok. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara lengkap dan mendetail tentang kehidupan para pengrajin benang Pelaksanaan Kegiatan Program Pemberdayaan Pengrajin Benang yang dilaksanakan di lapangan mengedepankan potensi yang dimiliki oleh para pengrajin yang selama ini belum dioptimalkan. Keberhasilan pemberdayaan pengrajin benang yang dilaksanakan belum sepenuhnya optimal namun telah menunjukkan keberdayaan bagi para pengrajin khususnya maupun masyarakat umumnya, yang ditandai dengan terbentuknya kelompok yang dapat dijadikan pemecahan masalah mereka; adanya lembaga keuangan mikro yang mudah diakses baik oleh pengrajin benang khususnya maupun masyarakat; dan terbangunnya kesadaran kebersamaan berbagai elemen msyarakat untuk mengatasi masalah yang ada pada komunitasnya. Berkenaan dengan pemberdayaan pengembangan usaha, diharapkan program-program pemberdayaan masyarakat disamping sebagai alternatif pemecahan isuisu kemiskinan. Selain itu juga dapat berperan menjadikan keluarga miskin berpartis ipasi aktif dalam kegiatan ekonomi lokal dan menjadi alat bantu diri bagi diri, keluarga dan lingkungannya melalui keterlibatannya dalam menentukan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembangunan di wilayahnya.
Collections
- MT - Professional Master [887]