Pengaruh Faktor Meteorologi terhadap Fluktuasi Konsentrasi PM2.5 dan PM10 (Studi Kasus: Jakarta)
Abstract
Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia merupakan salah satu kota dengan aktivitas penduduk, transportasi dan industri yang tinggi. Hal ini mendorong semakin tingginya pencemaran udara di Jakarta. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pencemaran udara, salah satunya faktor meteorologi. Faktor meteorologi dapat mempengaruhi fluktuasi konsentrasi polutan di udara, seperti suhu udara, kelembaban, curah hujan, radiasi, kecepatan dan arah angin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fluktuasi konsentrasi PM2.5 dan PM10 di Jakarta serta interaksi antara faktor meteorologi dengan konsentrasi partikulat. Interaksi antara faktor meteorologi dan konsentrasi partikulat ditunjukkan melalui korelasi pearson dan menggunakan package openair di RStudio. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi PM2.5 dan PM10 di Jakarta memiliki puncak pada siang hari, menurun saat menuju sore hari dan kembali meningkat pada saat menuju malam hari. Interaksi antara faktor meteorologi dengan konsentrasi PM2.5 dan PM10 di Jakarta berkorelasi positif dengan suhu dan radiasi, serta berkorelasi negatif dengan kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin. Secara bulanan konsentrasi PM di bulan kering lebih tinggi daripada di bulan basah. Jakarta as the capital city of Indonesia is one of the cities with high population, transportation, and industrial activity. This has led to higher air pollution in Jakarta. There are various factors that influence air pollution, one of which is meteorological factors. Meteorological factors will affect the fluctuation of pollutant concentrations in the air, such as air temperature, humidity, rainfall, radiation, wind speed and wind direction. This study aims to see the fluctuation of PM2.5 and PM10 concentrations in Jakarta and the interaction between meteorological factors and PM concentrations. The interaction between meteorological factors and PM concentrations was shown through Pearson correlation and using the openair package in RStudio. The results showed that the concentrations of PM2.5 and PM10 in Jakarta had a peak during the day, decreases towards the afternoon and increases towards the evening. The interaction between meteorological factors and concentrations of PM2.5 and PM10 in Jakarta has a positive correlation with temperature and radiation, and negatively correlates with humidity, rainfall and wind speed. On a monthly basis, PM concentration will increase in dry months and decrease in wet months.