dc.description.abstract | Indonesia memiliki daya tarik wisata alam berupa 54 Taman Nasional yang
tersebar di seluruh wilayah kabupaten dan kota, dengan luas 16,304,707.13 hektar,
menampilkan keragaman ekosistem, pegunungan tinggi, dataran rendah, sabana
hingga lahan basah dan perairan. Namun, daya tarik wisata Taman Nasional, belum
cukup menjadikan sektor pariwisata alam memiliki portofolio produk wisata
unggulan di Indonesia. Sementara, berdasarkan situasi pariwisata global, saat ini
banyak wisatawan mancanegera justru cenderung lebih peduli pada pariwisata yang
bertanggung jawab termasuk ekowisata. Ini menyiratkan bahwa dengan
pertumbuhan pariwisata internasional yang terus-menerus dan perilaku wisatawan
yang berubah, ekowisata tampaknya menjadi salah satu sektor pariwisata utama
dalam dekade berikutnya.
Ditambah lagi saat ini telah terjadi pergeseran kemajuan teknologi pada
sektor pariwisata dengan munculnya era tourism 4.0 yang merupakan dampak dari
revolusi industri 4.0. Era yang ditandai dengan kemudahan akses atas informasi
melalui media digital. Era tourism 4.0 juga menjadi penyebab munculnya
fenomena pergeseran pengelolaan destinasi wisata akibat meningkatnya
penelusuran terkait wisata di mesin pencari sehingga pengelolaan destinasi harus
didukung oleh inovasi data dan platform yang bisa membantu manajemen Taman
Nasional memahami kebutuhan wisatawan sehingga manajemen Taman Nasional
mampu menciptakan produk dan jasa sesuai kebutuhan wisatawan.
Dalam upaya merespon fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji beberapa faktor pariwisata yang tidak bisa dipisahkan antara satu dan
yang lainnya. Kajian terdiri dari penerapan elemen ekowisata berbasis inovasi data
di Taman Nasional, peraturan perundang-undangan terkait penerapan elemen
ekowisata daya saing destinasi di wilayah geografis Taman Nasional, klasterisasi
dan efektifitas daya saing destinasi dan korelasi daya saing destinasi terhadap
pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan PNBP Taman
Nasional, dan pada akhirnya merumuskan model optimasi penerapan elemen
ekowisata dan daya saing destinasi berbasis inovasi data.
Penelitian ini didasari oleh teori daya saing destinasi, teori elemen ekowisata,
teori kebijakan pariwisata, dan teori teknologi kecerdasan buatan serta inovasi data.
Objek penelitian ini adalah wilayah geografis Taman Nasional di Indonesia,
peraturan perundangan terkait ekowisata Taman Nasional, dan penerapan elemen
Taman Nasional di Indonesia. Disain penelitian menggunakan 20 faktor daya saing
destinasi dan 12 elemen ekowisata, dengan teknik pengumpulan data pemanfaatan
data sekunder yang telah tersedia pada lembaga baik pemerintah dan non
pemerintah serta metode studi kepustakaan.
Berdasarkan tujuan penelitian, tahapan metode analisis terdiri dari analisis
konten, analisis deskriptif, analisis klaster dan analisis skala multidimensional,
analisis kanonikal, dan model dinamik. Hasil analisis konten menunjukkan
penerapan elemen ekowisata belum optimal dilakukan di Taman Nasional,
iii
utamanya pada elemen keterlibatan komunitas, pemasaran ekowisata, dan
membangun komunikasi dan informasi terkait pariwisata berkelanjutan. Secara
umum, penerapan elemen ekowisata pun belum memanfaatkan data terintergrasi
dan penerapan teknologi kecerdasan buatan berbasis inovasi mahadata. Sementara,
hasil analisis deskriptif menunjukkan penyelenggaraan elemen ekowisata di Taman
Nasional tidak diatur secara spesifik oleh peraturan perundangan, namun peraturan
perundangan sudah memberikan ruang terhadap penerapan elemen-elemen
ekowisata di Taman Nasional.
Berdasarkan karakteristik daya saing destinasi di wilayah geografis Taman
Nasional, penelitian ini menemukan tiga wilayah yaitu klaster wilayah luar Jawa
dan Bali (wilayah geografis di luar Pulau Jawa Bali), klaster wilayah Jawa (wilayah
geografis Pulau Jawa), dan klaster wilayah Bali (wilayah geografis Bali).
Berdasarkan hasil uji F dengan tingkat siginifikan < 0.05 ditemukan klaster wilayah
luar Jawa Bali memiliki karakteristik daya saing nilai daya beli, daya saing harga,
dan keberlanjutan lingkungan. Klaster wilayah Jawa memiliki karakteristik
keamanan wilayah, nilai daya beli, dan daya saing harga. Klaster wilayah Bali
memiliki karakteristik keamanan wilayah, kesehatan dan sanitasi, infrastruktur
layanan wisata, keterbukaan menerima wisatawan mancanegara, sumberdaya
budaya, dan pembangunan sosial.
Berdasarkan analisis skala multidimensional terhadap kedua klaster wilayah,
hasil uji statistik menunjukkan nilai stress menujukkan nilai 0.1 dan indeks
kesesuaian (R-kuadrat) 0.97 (> 0.6). Nilai stress ini dikategorikan sempurna dan
indeks kesesuaian dikategorikan dapat diterima. Berdasarkan hasil analisis skala
multidimensional ditemukan daya saing yang paing efektif pada masing-masing
klaster. Klaster wilayah luar Jawa Bali memiliki daya saing yang efektif pada faktor
infrastruktur transportasi udara, kesehatan dan sanitasi, sumberdaya budaya,
kebijakan pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi, infrastruktur layanan
wisata. Klaster wilayah Jawa memiliki daya saing yang paling efektif pada faktor
kesehatan dan sanitasi, keanekaragaman spesies fauna, nilai daya beli, daya saing
harga, keanekaragaman spesies flora, kelangkaan gejala alam.
Daya saing destinasi di wilayah geografis Taman Nasional secara simultan
dan parsial memiliki korelasi dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegra dan
PNBP Taman Nasional. Berdasarkan hasil uji statistik dari 20 daya saing destinasi
yang dianalisis, ada tiga daya saing yang memiliki korelasi sangat kuat dalam
mendatangkan kunjungan wisatawan dan PNBP di Taman Nasional dengan tingkat
sig < 0.05. Daya saing yang memiliki korelasi positif yang sangat erat tersebut
adalah faktor nilai daya saing, daya saing harga, dan penerimaan terhadap
wisatawan mancanegara.
Hasil modeling sistem dinamik menemukan dua model simulasi untuk
masing-masing klaster. Pada model simulasi 1, seluruh klaster wilayah
memanfaatkan mahadata dalam pengelolaan Taman Nasional, mahadata dijadikan
daya ungkit pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara dan berdampak pada
PNBP dan mampu meningkatkan tingkat pertumbuhan jumlah kunjungan
wisatawan dan PNBP. Pada klaster wilayah luar Jawa dan Bali sebesar 18%, klaster
wilayah Jawa sebesar 16%, dan pada klaster wilayah Bali sebesar 80% pertahun.
Pada model simulasi 2, seluruh klaster wilayah memanfaatkan mahadata dalam
pengelolaan Taman Nasional, mahadata merupakan daya ungkit pertumbuhan
jumlah wisatawan mancanegara dan PNBP dan didukung oleh kinerja daya saing
iv
destinasi wilayah geografis. Pendekatan ini mampu meningkatkan tingkat
pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara Taman Nasional dan PNBP pada
klaster wilayah luar Jawa dan Bali sebesar 26%, klaster wilayah Jawa sebesar 23%,
dan pada klaster wilayah Bali sebesar 124%. Uji validasi model menunjukkan
seluruh model berada pada nilai MAPE ≤ 10, dengan demikian, seluruh model
simulasi yang dikembangkan dianggap cukup handal dan baik untuk dijadikan
model simulasi dengan akurasi predisi yang tinggi.
Hasil penelitian ini menyarankan kepada manajemen Taman Nasional; dalam
upaya mengoptimalkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan
PNBP di Taman Nasional diperlukan penerapan teknologi kecerdasan buatan
berbasis mahadata dengan mengintegrasikan data kinerja penerapan elemen
ekowisata dan data potensi daya saing destinasi di wilayah klaster. Dalam upaya
mengoptimalkan jumlah wisatawan mancanegara dan PNBP Taman Nasional juga
harus didukung potensi daya saing destinasi sebagai faktor penunjang pariwisata di
wilayah klaster. Optimalisasi daya saing destinasi bisa menggunakan pendekatan
DMO (Destination Management Organization), yaitu suatu forum manajemen di
destinasi yang menangani manajemen kunjungan (visitor management), riset atau
informasi, koordinasi pemangku kepentingan pariwisata, manajemen krisis,
pengembangan sumber daya manusia, keuangan, dan modal usaha, pengurusan
sumber daya, kualitas pengalaman pengunjung dengan mengadopsi prinsip-prinsip
pariwisata berkelanjutan. | id |