dc.description.abstract | Masyarakat di Kalimantan membutuhkan informasi tentang pola curah hujan di kota mereka, sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan intensitas curah hujan secara lebih tepat. Pola curah hujan di Kalimantan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu monsunal dan ekuatorial. Pola curah hujan diperoleh dengan menganalisis frekuensi sinyal 6 bulanan. Analisis ini telah dilakukan pada data curah hujan di Indonesia, namun belum ada yang melakukan secara detail di Kalimantan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis frekuensi sinyal 6 bulanan dan pola curah hujan di Kalimantan. Data curah hujan yang digunakan adalah TRMM 3B42RT, yang mencatat curah hujan setiap 3 jam. Penelitian ini menggunakan metode Fast Fourier Transform (FFT) untuk menganalisis pengaruh sinyal curah hujan 6 bulanan dan Empirical Orthogonal Function (EOF) berbasis Singular Value Decomposition (SVD) untuk mereduksi data serta mendapatkan pola curah hujan di Kalimantan. Hasil analisis FFT pada 15 kota menunjukkan bahwa pola curah hujan di Samarinda, Sendawar, Tarakan, Tanjung Selor, Malinau, Pangkalan Bun, Ketapang dan Sintang adalah ekuatorial, sedangkan pola curah hujan di Balikpapan, Palangkaraya, Puruk Cahu, Banjarmasin, Kotabaru dan Barabai adalah monsunal. Selain itu, secara umum, berdasarkan analisis FFT dan EOF, Sebagian besar wilayah di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memiliki pola curah hujan ekuatorial. Sementara itu, sebagian besar Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah memiliki pola curah hujan monsunal. | id |