dc.description.abstract | BKPH Dander merupakan salah satu bagian dari KPH Bojonegoro yang
memiliki hutan tanaman Jati (Tectona grandis) dengan luasan 1370 ha. Jati
merupakan salah satu jenis pohon kehutanan yang memiliki nilai ekonomi yang
sangat tinggi namun sering terjadi kebakaran hutan jati dengan berbagai sebab.
Kebakaran hutan yang terjadi dalam satu tahun terakhir ini (2018) sebanyak 4 – 5
kali pada musim kering (April-Oktober). Kebakaran yang terjadi dapat menurunkan
kualitas tegakan atau kayu sehingga dapat menurunkan nilai ekonominya.
Kebakaran berulang mengakibatkan beberapa kerusakan pada pohon yang
berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas produktivitas, kualitas tapak, dan
vitalitas sehingga hutan menjadi tidak sehat. Hutan dikatakan sehat jika hutan masih
dapat memenuhi fungsinya sebagaimana fungsi yang ditetapkan. Oleh karena itu
perlu diukur status kesehatan hutan pasca kebakaran berulang dengan
menggunakan metode Forest Health Monitoring (FHM). Indikator yang digunakan
dalam metode FHM adalah produktivitas (LBDS), kualitas tapak (pH dan KTK),
dan vitalitas (kondisi tajuk dan kerusakan pohon). Klaster plot dibangun dengan
menggunakan desain klaster plot FHM pada areal terbakar berulang, tidak terbakar,
dan berada pada tegakan berumur 9 tahun (petak 22b), 8 tahun (petak 22b1), 5 tahun
(petak 13d), dan 4 tahun (petak 15) dengan setiap petak dibuat dua klaster plot FHM
sehingga terdapat 8 klaster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LBDS pada areal
tidak terbakar lebih besar dibandingkan LBDS pada areal terbakar. Kerusakan yang
mendominasi pada areal terbakar dan tidak terbakar adalah kerusakan pada bagian
tajuk (vitalitas) yang disebabkan oleh hama ulat dan sarang rayap pasca kebakaran,
sedangkan kerusakan lainnya yang ditemukan adalah liana dan cabang patah atau
mati. Dampak kebakaran terhadap kualitas tegakan dan kematian pohon masih
sangat kecil karena api kebakaran hutan termasuk api permukaan. Dampak
kebakaran hutan terhadap kualitas tapak termasuk tinggi hingga sangat tinggi. Hasil
akhir nilai kesehatan hutan pada semua klaster plot areal terbakar dengan kategori
sehat hingga sangat sehat dengan masing masing skor akhir 26-31, sedangkan areal
tidak terbakar dengan status kesehatan sangat sehat atau ideal dengan skor akhir 32. | id |