Show simple item record

dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.advisorRushayati, Siti Badriyah
dc.contributor.authorCondro, Aryo Adhi
dc.date.accessioned2020-12-23T06:32:06Z
dc.date.available2020-12-23T06:32:06Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104320
dc.description.abstractPrimata merupakan satwaliar yang sangat esensial bagi kehidupan manusia dan ekosistem di dalamnya. Primata memberikan pengetahuan lebih untuk para peneliti terkait dengan evolusi manusia, biologi, maupun epidemiologi penyakit. Berbagai jenis primata mayoritas tersebar di daerah tropis termasuk Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan primata tertinggi di Asia. Namun, ancaman terhadap kepunahan primata sedang dihadapi oleh primata Indonesia – khususnya dari perubahan iklim serta kegiatan antropogenik yang menyebabkan kehilangan habitat primata. Hal ini menjadikan perencanaan konservasi primata sangatlah penting bagi Indonesia. Tiga famili primata yang memiliki keterancaman tinggi, yaitu Cercopithecidae, Hominidae, dan Hylobatidae dipilih sebagai objek penelitian. Adapun tujuan penelitian ini diantaranya: 1) Menentukan model distribusi spasial primata terbaik; 2) Menduga distribusi spasial dari primata untuk kondisi saat ini (baseline) dan masa depan (tahun 2030); serta 3) Mengidentifikasi wilayah prioritas nasional untuk konservasi primata. Analisis spasial dilakukan menggunakan Google Earth Engine untuk membangun model distribusi primata untuk baseline dan masa depan dengan skenario iklim RCP8.5. Titik sebaran primata yang bersumber dari Global Biodiversity Information Facility (GBIF), Direktorat Jenderal Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen KKH-KLHK), serta studi literatur digunakan sebagai peubah respon. Model MIROC5 dan WorldClim v2.0 digunakan sebagai peubah iklim, data hutan dari CCI-ESA yang dielaborasi dengan informasi tutupan tajuk digunakan sebagai peubah habitat, serta SRTM digunakan sebagai peubah geofisik. Hasil penelitian menunjukkan algoritma Random Forest merupakan algoritma terbaik dengan nilai statistik akurasi rata-rata (overall accuracy, true skill statistics, Kappa, dan area under the curve) sebesar 0.70. Luasan wilayah yang sesuai untuk habitat primata meningkat dari 4,096,200 ha pada tahun 2000 menjadi 5,516,050 ha pada tahun 2030. Peningkatan secara agregat terjadi pada habitat primata sebesar 1.4 juta ha sehingga menjadi prospeksi yang baik untuk konservasi primata di Indonesia. Namun, perlu ditinjau bahwa ditemukan pula beberapa kehilangan habitat yang dapat mengancam keberadaan primata saat ini di wilayah tersebut. Rincian luasan kehilangan habitat (loss), peningkatan habitat (gain), serta habitat persisten primata pada masa depan di Indonesia berturut-turut sebesar 1,985,700 ha, 3,405,550 ha, dan 2,110,500 ha. Kawasan konservasi yang memiliki kehilangan habitat relatif tinggi memiliki prioritas restorasi habitat. Ekosistem Gunung Leuser menjadi kawasan konservasi prioritas pertama untuk primata berdasarkan hasil analisis dengan luas kehilangan habitat sebesar 60,350 ha. Upaya restorasi kawasan serta perencanaan refugium perlu dilaksanakan sehingga dapat menekan terjadinya kontraksi populasi primata.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcTropical biodiversity conservationid
dc.titleDinamika Distribusi Spasial Primata: Perubahan Iklim dan Implikasinya terhadap Pengelolaan Kawasan Konservasiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCercopithecidaeid
dc.subject.keywordHominidaeid
dc.subject.keywordHylobatidaeid
dc.subject.keywordmodel distribusi spesiesid
dc.subject.keywordRandom Forestid
dc.subject.keywordRCP8.5id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record