Show simple item record

dc.contributor.advisorBaskoro, Dwi Putro Tejo
dc.contributor.advisorPurwakusuma, Wahyu
dc.contributor.authorHardiana, Egi
dc.date.accessioned2020-12-18T03:27:54Z
dc.date.available2020-12-18T03:27:54Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104270
dc.description.abstractIrigasi secara berselang (intermittent irrigation) merupakan teknik irigasi yang diterapkan dalam SRI (System of Rice Intensification) sebagai salah satu system budidaya padi sawah yang banyak menarik perhatian akhir akhir ini. Irigasi berselang adalah suatu konsep penghematan penggunaan air melalui pengaturan kondisi air di lahan. Dalam menerapkan metode irigasi berselang atau intermittent irrigation, perlu dipertimbangkan bahwa metode tersebut hanya dapat diterapkan pada jenis tanah yang tidak responsif terhadap penurunan kadar air. Konsep intermittent irrigation dapat menyebabkan terjadinya perubahan kadar air menjadi lebih rendah, yang selanjutnya akan menyebabkan meningkatnya nilai ketahanan penetrasi tanah. Ketahanan penetrasi tanah merupakan sifat tanah yang menggambarkan mudah tidaknya tanah ditembus akar. Tanah dengan ketahanan penetrasi yang tinggi akan menyulitkan akar tanaman untuk menembus tanah. Terganggunya pertumbuhan akar tanaman akan berpengaruh terhadap daya serap air dan unsur hara dari dalam tanah oleh akar tanaman. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon ketahanan penetrasi tanah sebagai akibat intermittent irrigation, hubungan ketahanan penetrasi tanah dengan kadar air tanah, dan pengaruh suhu tanah terhadap kadar air tanah telah dilakukan di Rumah Kaca DITSL, Kebun Pendidikan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Januari 2020 hingga bulan Maret 2020. Jenis tanah yang digunakan yaitu Regosol dan Latosol Dramaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ketahanan penetrasi tanah semakin meningkat dengan bertambahnya hari tanpa suplai air. Hal tersebut seiring dengan menurunnya kadar air tanah dengan bertambahnya hari tanpa suplai air. Peningkatan ketahanan penetrasi pada Regosol meningkat tajam diawal lalu melambat diakhir, sebaliknya peningkatan ketahanan penetrasi pada Latosol lambat diawal dan cepat diakhir. Pada hari keenam, garis batas pada alat penetrometer belum seluruhnya masuk kedalam tanah tetapi sudah mencapai angka maksimum dari penetrometer saku yang digunakan, hal tersebut menunjukkan bahwa ketahanan penetrasi yang sebenarnya lebih dari 4.5 kg/cm2. Hubungan antara kadar air tanah dengan ketahanan penetrasi tanah tergolong sangat erat dengan nilai coefficient of determination (R2) 0,9642 pada Latosol dan 0,9465 pada Regosol. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kadar air tanah terhadap ketahanan penetrasi tanah sangat besar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcLand Resources Managementid
dc.titlePengaruh Intermittent Irrigation terhadap Ketahanan Penetrasi Regosol dan Latosol Dramaga, Bogor, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordKetahanan Penetrasiid
dc.subject.keywordSystem of Rice Intensificationid
dc.subject.keywordKadar Air Tanahid
dc.subject.keywordSuhu Tanahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record