dc.description.abstract | Jintan hitam (Nigella sativa L.) merupakan tanaman obat yang berasal dari
daerah mediterania yang beriklim subtropik dan banyak dibudidayakan di negaranegara
Timur Tengah seperti Turki, India, Pakistan, Arab Saudi, Iran dan Mesir.
Jintan hitam telah dibudidayakan di Indonesia dan beradaptasi baik hanya terbatas
di tipe iklim B2. Saat ini jintan hitam yang telah dicobakan di tipe iklim B2
menggunakan enam aksesi yakni Arab Saudi, Turki, India, Kuwait, Amerika, dan
Slovenia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan, produksi,
kadar timokuinon dan timol beberapa aksesi Nigella sativa L. dengan waktu
panen berbeda pada rezim iklim tipe D3.
Percobaan di lapangan telah dilakukan pada bulan April 2019 hingga
September 2019 di Desa Ngadirejo Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo.
Analisis senyawa bioaktif dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium
Kimia Pangan. Departemen ITP, Fakultas Teknologi Pertanian dan Laboratorium
Pascapanen, Departemen AGH, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu
faktor untuk fase vegetatif yaitu aksesi (Amerika, India, Kuwait, dan Slovenia)
dan dua faktor untuk fase generatif yaitu aksesi dan waktu panen. Faktor aksesi
terdiri dari 4 taraf yaitu aksesi Amerika, India, Kuwait, dan Slovenia, dan faktor
waktu panen menggunakan 3 taraf yaitu 6, 7, dan 8 minggu setelah antesis,
sehingga terdapat dua belas kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan
diulang 3 kali, total terdapat 36 satuan percobaan. Satu satuan percobaan terdiri
dari 10 tanaman, sehingga total terdapat 360 tanaman. Pengamatan yang
dilakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah bunga
per tanaman, jumlah kapsul per tanaman, jumlah kapsul total, bobot biji per
tanaman, bobot 100 biji, estimasi produksi, kadar timokuinon dan timol.
Hasil percobaan menunjukkan jintan hitam aksesi India dan Slovenia
mempunyai pertumbuhan vegetatif terbaik. Aksesi India mempunyai jumlah
kapsul per tanaman, bobot biji per tanaman, dan estimasi produksi tertinggi
dibandingkan aksesi lain yaitu 603 kg biji ha-1. Aksesi Amerika, India, dan
Kuwait beradaptasi baik di tipe iklim D3. Waktu panen 7- 8 minggu setelah
antesis adalah waktu panen terbaik untuk semua aksesi. Kadar timokuinon dan
timol untuk ke empat aksesi berkisar 349.64 μg g-1 - 3030.45 μg g-1 biji dan
385.56 μg g-1 - 2003.46 μg g-1 biji, dengan potensi produksinya berturut-turut
adalah 0.18 kg ha-1 - 1.83 kg ha-1 dan 0.19 kg ha-1 - 0.45 kg ha-1. Tidak terdapat
interaksi antara aksesi dan waktu panen untuk menghasilkan produksi biji
maksimum. | id |