Deteksi Residu Antibiotik Enrofloksasin dalam Susu yang Dipanaskan.
View/ Open
Date
2020Author
Widiyanti, Prima Mei
Bachrum, Mirnawati
Sudarnika, Etih
Metadata
Show full item recordAbstract
Enrofloksasin merupakan satu dari jenis antibiotik golongan fluorokuinolon
yang digunakan untuk terapi pada hewan. Enrofloksasin memiliki spektrum luas,
sehingga efektif untuk pengobatan penyakit infeksi bakteri Gram positif dan Gram
negatif. Residu antibiotik enrofloksasin dalam susu dapat mempengaruhi kualitas
produk dan kesehatan manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan validasi metode deteksi residu
antibiotik enrofloksasin dalam susu menggunakan metode high performance
liquid chromatography (HPLC) dan menganalisis pengaruh pemanasan terhadap
residu antibiotik enrofloksasin dalam susu.
Tahap pertama penelitian melakukan validasi metode deteksi residu
antibiotik enrofloksasin dalam susu menggunakan HPLC. Tahap selanjutnya
menganalisis pengaruh pemanasan terhadap residu antibiotik enrofloksasin dalam
susu menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Sampel susu ditambahkan
standar antibiotik enrofloksasin, kemudian dilakukan perlakuan pemanasan.
Sampel susu dianalisis menggunakan metode HPLC yang telah divalidasi.
Hasil validasi metode menunjukkan spesifisitas yang baik. Hasil akurasi
yang diperoleh menunjukkan persentase rataan 98.86% dan presisi dengan nilai
relative standard deviation (RSD) adalah 3.75% serta linieritas dengan nilai
koefisien determinasi (R2)=0.999. Hasil limit of detection (LOD) adalah 11.44
ppb dan limit of quantitation (LOQ) adalah 15.28 ppb. Validasi metode analisis
antibiotik enrofloksasin menggunakan HPLC pada semua parameter validasi
menunjukkan hasil yang baik sesuai persyaratan regulasi. Berdasarkan hasil
tersebut, maka metode dapat digunakan untuk mendeteksi residu antibiotik
enrofloksasin dalam sampel susu secara kuantitatif di bawah batas maksimal
residu (BMR). Selain itu, di Indonesia metode analisis tersebut belum pernah
digunakan sebelumnya, sehingga dapat menjadi pertimbangan Badan
Standardisasi Nasional (BSN) untuk menjadi metode Standar Nasional Indonesia
(SNI).
Hasil analisis menunjukkan perlakuan tanpa pemanasan, pemanasan suhu 72
oC selama 15 detik, suhu 89 oC selama 1 detik tidak terdapat pengaruh terhadap
antibiotik enrofloksasin, namun pemanasan pada suhu 121 oC selama 15 menit
terdapat pengaruh terhadap antibiotik enrofloksasin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa enrofloksasin relatif stabil terhadap proses pemanasan.
Kestabilan residu antibiotik enrofloksasin dalam susu tersebut dapat menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat. Residu antibiotik dapat mengakibatkan
resistansi mikroba, toksisitas, dan penolakan produk. Sebaiknya dilakukan
pencegahan dan pengendalian residu antibiotik dengan cara sosialisasi ke
masyarakat, monitoring pemeriksaan antibiotik pada produk hewan dan penerapan
hazard analysis and critical control point (HACCP) dalam industri pangan.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]