Cemaran Escherichia coli dan Resistansinya terhadap Antibiotik pada Daging Burger yang Dijual di Dramaga Bogor
View/ Open
Date
2020Author
Asari, Kumala Andri
Lukman, Denny Widaya
Purnawarman, Trioso
Metadata
Show full item recordAbstract
Burger merupakan jenis makanan ready-to-eat food (RTE) yang banyak
dikonsumsi. Bagi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), burger biasanya
diperoleh dari pedagang makanan jajanan kaki lima yang tersebar di sekitar
kampus. Kebiasaan mengonsumsi makanan RTE dapat meningkatkan risiko
terjadinya foodborne disease. Salah satu bakteri penyebab foodborne disease
adalah E. coli. Keberadaan Escherichia coli pada daging burger dapat menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang serius apabila tidak ditangani dengan benar
dalam proses pengolahan maupun penyajiannya. Selain itu, E. coli juga diduga
telah banyak mengalami kejadian resistansi antibiotik yang menyebabkan
pengobatan menjadi tidak efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran E. coli dan sifat
resistansinya terhadap antibiotik pada sampel daging burger yang dijual di
Dramaga, Bogor. Sebanyak 35 sampel daging burger diperoleh dari 7 pedagang
burger yang berjualan pada radius 2 km di sekitar Kampus IPB, Dramaga, Bogor
dengan ulangan sebanyak 5 kali pada hari yang berbeda. Isolasi dan identifikasi
E. coli mengacu pada SNI 2897:2008 dari Badan Standardisasi Nasional tentang
Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam Daging, Telur, dan Susu, serta Hasil
Olahannya. Escherichia coli (ATCC) 25922 digunakan sebagai kontrol positif
dalam setiap pengujian. Uji resistansi terhadap antibiotik menggunakan metode
Kirby Bauer dengan acuan dari Clinical Laboratory Standards Institute (CLSI)
tahun 2018. Uji resistansi antibiotik dilakukan terhadap semua isolat E. coli yang
didapat dari semua koloni E. coli yang diisolasi dari sampel daging burger.
Antibiotik yang digunakan dalam penelitian antara lain: ampisilin, amoksisilin,
trimetoprim-sulfametoksasol, tetrasiklin, oksitetrasiklin, gentamisin, streptomisin,
kloramfenikol, sefotaksim, asam nalidiksat, serta enrofloksasin. Karakteristik dan
praktik pedagang burger diperoleh melalui kuesioner terstruktur dengan tujuan
mengetahui faktor-faktor yang mendukung terhadap keberadaan E. coli.
Hasil pengujian laboratorium terhadap E. coli pada daging burger yang
berasal dari pedagang burger yang berjualan di Dramaga, Bogor, utamanya di
sekitar kampus IPB, Dramaga, Bogor diperoleh sampel positif E. coli sebanyak 4
sampel (11.4%) dari total 35 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
seluruh isolat E. coli (100%) mengalami kejadian resistansi terhadap antibiotik.
Resistansi tertinggi ditemukan pada antibiotik streptomisin (100%) dan
gentamisin (80%). Dari 5 isolat E. coli yang didapat, 4 isolat diantaranya telah
resistan terhadap 3 atau lebih golongan antibiotik yang dikenal sebagai MDR,
dengan pola resistansi yang terdiri atas: AMP-AMC-S-CN (ampisilin-amoksisilinstreptomisin-
gentamisin), AMP-S-ENR-NA-SXT-CN (ampisilin-streptomisinenrofloksasin-
asam nalidiksat-trimetoprim sulfametoksasol-gentamisin), AMP-SENR-
NA-SXT-OT-CN (ampisilin-streptomisin-enrofloksasin-asam nalidiksattrimetoprim
sulfametoksasol-oksitetrasikilin-gentamisin), serta pola AMC-TE-SNA-
SXT-OT-CN (amoksisilin-tetrasiklin-streptomisin-asam nalidiksattrimetoprim
sulfametoksasol-oksitetrasiklin-gentamisin).
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan
nyata (P<0.05) antara suhu dengan jumlah E. coli dengan nilai korelasi negatif,
dimana semakin tinggi suhu, maka jumlah E. coli semakin rendah. Selain itu,
berdasarkan symmetric measures terdapat hubungan yang kuat antara
ada/tidaknya pemakaian sarung tangan dengan keberadaan E. coli (CC=0.707;
p<0.05) dan ada/tidak adanya sabun dengan keberadaan E. coli pada daging
burger yang dijual di Dramaga, Bogor (CC=0.600; p<0.05).
Collections
- MT - Veterinary Science [909]