Show simple item record

dc.contributor.advisorFarajallah, Achmad
dc.contributor.advisorHamidy, Amir
dc.contributor.authorRiyanto, Awal
dc.date.accessioned2020-11-22T06:55:28Z
dc.date.available2020-11-22T06:55:28Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104051
dc.description.abstractCicak jarilengkung genus Cyrtodactylus merupakan salah satu vertebrata di Asia Tenggara yang paling beragam (saat ini mencapai 300 spesies) dan paling cepat laju deskripsi spesies baru. Pulau Jawa merupakan salah satu habitat bagi genus Cyrtodactylus, yang pada saat ini baru dilaporkan ada empat spesies, yaitu C. klakahensis, C. marmoratus, C. petani and C. semiadii. Genus Cyrtodactylus di Jawa menyimpan dua permasalahan taksonomi. Permasalah pertama adalah C. marmoratus merupakan spesies kompleks. Hal ini terjadi karena hampir semua spesimen Cyrtodactylus dari Jawa yang mempunyai pola “marbled” pada punggung diidentifikasi sebagai C. marmoratus. Permasalahan kedua adalah C. klakahensis dan C. petani mempunyai morfologi yang sangat mirip sehingga menyebabkan kesulitan dalam identifikasi dan determinasi. Kekeliruan identifikasi dan determinasi mengakibatkan data kekayaan spesies dalam genus Cyrtodactylus menjadi bias. Kesulitan dalam identifikasi dan determinasi C. klakahensis dan C. petani terjadi karena ketika dideskripsi sebagai spesies baru belum disertai dengan analisis genetik dan perbandingan morfologi antara dua spesies tersebut. Hingga dilakukannya penelitian ini, belum ada penelitian yang mengevaluasi status taksonomi kedua spesies tersebut. Penelitian ini dikonsentrasikan pada pemecahan masalah taksonomi antara C. klakahensis dan C. petani, yang dilakukan melalui pendekatan integratif yang menggabungkan analisis genetik (filogenetik, penetapan spesies dan jarak genetik) dan evaluasi morfologi. Penelitian ini menggunakan marka gen NADH dehydrogenese subunit 2 (ND2) mitokondria dalam analisis genetik. Hasil rekonstruksi pohon filogenetik baik dengan Maximum Likelihood dan Bayesian Inferences menunjukkan bahwa dengan support yang tinggi C. klakahensis dan C. petani tidak terpisah secara jelas. Analisis penetapan spesies dengan metode Automatic Barcode Gap Discavery menunjukkan kedua spesies tersebut sebagai spesies yang sama. Jarak genetik antara C. klakahensis dan C. petani sangat rendah yaitu berkisar 1.5 hingga 1.6 % dan berada di bawah ambang batas khas spesies sister pada marga Cyrtodactylus (4%). Hasil evaluasi morfologi tidak menemukan adanya karakter diagnostik yang bisa membedakan keduanya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa C. klakahensis dan C. petani adalah sejenis, dan dengan mengikuti pasal 23 dari ICZN, C. klakahensis di sini dianggap sebagai sinonim junior dari C. petani.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Biosciencesid
dc.titleEvaluasi Taksonomi Dua Cicak Jarilengkung (Squamata: Gekkonidae: Cyrtodactylus Gray, 1827) dari Jawa Timur, Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbarcodingid
dc.subject.keywordconspecificid
dc.subject.keywordCyrtodactylusid
dc.subject.keywordDNA mitokondriaid
dc.subject.keywordmorfologiid
dc.subject.keywordsinonimid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record