Pengaruh Karakteristik Spikelet Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap Populasi Kumbang Penyerbuk (Elaeidobius kamerunicus Faust)

Abstract

Kumbang Elaeidobius kamerunicus merupakan polinator utama pada pertanaman kelapa sawit. Aktivitas dan populasi E. kamerunicus di lapangan meningkatkan komponen-komponen produksi yakni peningkatan berat tandan, nilai fruitset kelapa sawit dan Crude Palm Oil (CPO) per Ha. Kurangnya keteresedian bunga jantan pada pertanaman dengan material yang memiliki produktivitas tinggi mempengaruhi jumlah populasi E. kamerunicus yang berperan penting dalam penyerbukan. Material supermale dengan rasio bunga jantan tinggi ditanam untuk menyediakan bunga jantan dilapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara spikelet pada tandan bunga jantan material supermale dan komersial serta pengaruhnya terhadap perkembangan populasi E. kamerunicus. Pengamatan dilakukan pada pertanaman kelapa sawit yang berlokasi di Bangun Bandar, Sumatera Utara. Sebanyak 16 tandan bunga jantan supermale dan 8 tandan bunga jantan komersial diamati. Setiap spikelet pada tandan bunga jantan dihitung dan diukur. Panjang bagian pada setiap spikelet yaitu bagian normal, bagian abnormal, dan total diukur. Pengamatan populasi E. kamerunicus di dalam spikelet dilakukan dengan membelah spikelet. Stadia E. kamerunicus diidentifikasi dan jumlah tiap stadia yang ditemukan dihitung. Terdapat perbedaan karakteristik spikelet pada tandan bunga jantan antara material supermale dan komersial. Material supermale memiliki jumlah spikelet per tandan yang lebih tinggi, dengan panjang masing-masing spikelet lebih pendek jika dibandingkan dengan komersial. Populasi E. kamerunicus tertinggi ditemukan pada tandan bunga jantan material supermale dengan rata-rata 19 017.06 individu. Perkembangan E. kamerunicus pada tandan bunga jantan menunjukkan pola yang sama antara material supermale dan komersial. Perbedaan karakteristik antara spikelet pada tandan bunga jantan material supermale dan komersial tidak mempengaruhi perkembangan populasi E. kamerunicus.