Show simple item record

dc.contributor.advisorWisudo, Sugeng H.
dc.contributor.advisorMawardi, Wazir
dc.contributor.advisorBaskoro, Mulyono S.
dc.contributor.authorSumardi
dc.date.accessioned2020-10-22T01:20:23Z
dc.date.available2020-10-22T01:20:23Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103610
dc.description.abstractPenggunaan cahaya lampu dalam pengoperasian penangkapan ikan, pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1900 untuk menarik perhatian berbagai jenis ikan, kemudian berkembang dengan pesat setelah Perang Dunia II. Di Norwegia penggunaan lampu berkembang sejak tahun 1930 dan di Uni Soviet baru mulai digunakan pada tahun 1948 (Nikonorov 1975). Penggunaan lampu merupakan salah satu teknik modern dan efektif, memanfaatkan tingkah laku ikan yang tertarik dengan cahaya agar berkumpul di sekitar alat tangkap (Anongponyoskun et al. 2011). Menurut Wisudo et al. (2002), perkembangan perikanan lampu semakin pesat setelah ditemukannya lampu listrik (lampu merkuri, halogen, fluorescent dan metal halide) yang memiliki iluminasi cahaya lebih tinggi dibandingkan lampu petromaks. Cahaya digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan kawanan ikan pada catchable area yang selanjutnya dengan menggunakan alat tangkap tertentu untuk menangkapnya (Setiawan et al. 2015). Beberapa penelitian terdahulu telah menggunakan lampu LED pada kegiatan operasi penangkapan ikan di bagan seperti yang dilakukan oleh (Thenu et al. 2013; Taufiq et al. 2015, Sulaiman et al. 2015; Hamidi 2017; Susanto 2019; Sugandi 2019). Cahaya yang digunakan pada perikanan bagan, biru, hijau, merah, kuning dan putih. Lampu LED biru memiliki panjang gelombang yang sangat pendek, namun jangkauan cahayanya jauh, sehingga lampu LED biru dapat digunakan untuk memikat ikan yang jauh dari sumber cahaya. Menurut Hamidi (2017) jumlah hasil tangkapan terbesar diperoleh pada lampu LED biru sebesar 79%, diikuti oleh lampu LED warna merah 13% dan kuning 8%. Hal ini membuktikan bahwa cahaya lampu biru dapat menjangkau areal yang lebih luas dibanding lampu merah dan kuning. Retina ikan memiliki tiga macam reseptor yaitu reseptor biru, reseptor hijau dan reseptor merah dimana masing-masing reseptor menyerap satu dari 3 warna utama (Verheyen 1959). Ada dua macam sel reseptor pada retina mata ikan yaitu sel kerucut (cone cell) dan sel batang (rod cell) dimana sel cone berfungsi pada lingkungan yang terang untuk membedakan warna, sel ini peka terhadap cahaya merah, hijau dan biru sedangkan sel rod cell berfungsi pada lingkungan kurang terang (Herring et al. 1990). Tingkah laku ikan terhadap warna utama yaitu merah, biru dan hijau membuktikan bahwa retina mata ikan juga hanya dapat menangkap cahaya (Hamidi 2017). Berdasarkan penelitian Sulaiman et al. (2015), pergantian warna menggunakan cara manual dengan menaikan dan menurunkan saklar, mempengaruhi tingkah laku ikan, dimana ikan terkejut dengan adanya perubahan warna tersebut, bahwa pada saat pergantian warna cahaya yang digunakan untuk memikat ikan dan mengumpulkan ikan, tejadi pengaruh terhadap tingkah laku ikan, yaitu ikan menjadi terkejut dan keluar dari catchable area. Berdasarkan penelitian Thenu (2014), pergantian warna cahaya LED menggunakan dimmer, pengaturan dengan menggunakan dimmer ini tidak stabil dan tidak konstan untuk jangka waktu tertentu, dan tidak dapat menggunakan v pengaturan yang sama pada waktu dan tempat berikutnya, karena pemutaran dengan cara manual menggunakan potensiometer. Beberapa permasalahan di atas yaitu pengaturan intensitas cahaya dilakukan secara manual (Thenu et al. 2013; Taufiq et al. 2015, Sulaiman et al. 2015; Hamidi 2017; Susanto 2019), sedangkan pada penelitian ini dilakukan perubahan intensitas cahaya secara konstan dan otomatis dilakukan secara halus menggunakan modulasi lebar pulsa. Tujuan dari penelitian ini pertama, merancang bangun lampu pemikat ikan warna Red, Green dan Blue (RGB) menggunakan LED jenis high power LED (HPL). Kedua, merancang bangun sistem dan konstruksi kontrol intensitas cahaya berbasis microcontroller ATMega 328. Ketiga, menentukan karakteristik lampu LED-RGB dengan intensitas cahaya PWM yang berbeda. Keempat, menentukan efektifitas lampu LED-RGB pada bagan tancap berdasarkan tingkah laku ikan, komsumsi energi dan hasil tangkapan. Metode yang digunakan adalah pertama, eksperimen di Lab. PSP FPIK IPB dalam uji coba sebaran intensitas cahaya di udara dan sebaran intensitas cahaya di bagan tancap. Kedua, eksperimen lapangan di bagan tancap pulau Bokor, Kepulauan Seribu DKI Jakarta untuk uji coca sebaran intensitas cahaya di air dan implementasi alat. Hasil penelitian ini pertama, menghasilkan sebuah konstruksi dan desain lampu pemikat ikan dengan sistem pengaturan intensitas cahaya berdasarkan modulasi lebar pulsa dibuat berdasarkan bentuk armature yang dapat mengkonsentrasikan intensitas cahaya pada sudut antara 120o-240o dengan spesifikasi ukuran, diameter 32 cm, tinggi 22 cm, dan daya 42 Watt. Kedua, Karakteristik intensitas cahaya berdasarkan modulasi lebar pulsa yang berbeda beda, dari alat pemikat ikan menghasilkan pola sebaran cahaya secara vertikal dan horizontal, ditunjukan dengan pembagian zona cahaya yang terdiri dari centre zone (CZ) dengan kedalaman cahaya 0-4 m jangkauan 0-4 m, main zone (MZ) dengan kedalaman cahaya 5-12 m jangkauan 5-6 m, influence zone (IZ) dengan kedalaman cahaya 13-15 m jangkauan 6-7 m. Ketiga, Hasil dari penelitian ini adalah perubahan warna hijau ke biru dan biru ke merah secara halus (smooth) dan konstan. Berdasarkan hasil uji coba di bagan tancap perubahan intensitas cahaya secara halus pada Gambar 63 sampai dengan Gambar 70, menunjukkan bahwa ikan tidak mengalami terkejut tetapi tetap di catchable area. Dari kedua pengamatan keberadaan ikan untuk transisi intensitas cahaya warna biru-hijau 0-250 PWM dan hijau-merah 0-250 PWM, dari sisi spasial menunjukkan pola tingkah laku ikan disekitar cahaya saat terjadi perubahan warna biru ke hijau atau hijau ke merah, tidak keluar dari catchable area, atau ikan tidak terkejut untuk meninggalkan catchable area. Pengamatan keberadaan ikan pada transisi warna biru-hijau dan hijaumerah, baik dari sisi temporal atau sisi spasial menunjukkan bahwa ikan tetap berada pada sekitar cahaya atau ikan tidak terkejut terhadap perubahan warna yang dilakukan secara halus. Berdasarkan hasil uji coba pada saat pengoperasian alat pemikat ikan dengan sistem microcontroller di bagan tancap, perubahan warna cahaya LED dapat dilakukan dengan halus (smooth) secara konstan dan kontinyu menggunakan sistem modulasi lebar pulsa atau PWM dengan langkah pengaturan pulsa 5 PWM. Pengaturan modulasi lebar pulsa mempunyai range 0 – 250 PWM. Keempat, vi Perubahan warna cahaya yang dilakukan dengan halus (smooth) pada saat pengoperasian ikan di bagan tancap, mempengaruhi perubahan tingkah laku pada ikan untuk tetap melakukan schooling, ikan tidak terkejut dengan adanya perubahan warna cahaya secara halus namun tetap berada sekitar catchable area. Efektifitas alat pemikat ikan dengan perubahan intensitas cahaya LED RGB mampu mendapatkan komposisi tangkapan ikan dengan jumlah 50 kg dari 5 spesies ikan yang berbeda yaitu petek (Leiognathus equulus), selar bentong (Selar crumenophthalmus), cumi-cumi (Loligo sp), teri (Stolephorus indicus), teri nasi (Stolephorus sp), beseng (Apogon sp) pada pengoperasian bagan tancap jam 18.00 – 03.00 WIB. Alat pemikat ikan dengan pengaturan intensitas cahaya berdasarkan modulasi lebar pulsa cukup efisien dalam pemakaian BBM, dimana konsumsi bahan bakar minyak dengan menggunakan 3 liter bensin atau Rp30 000 mampu menghemat biaya sebesar Rp45 000 dalam satu malam, dibandingkan dengan menggunakan lampu halogen dan neon yang mengkonsumsi bahan bakar 10 liter solar atau sebesar Rp75 000. Pendapatan hasil tangkapan untuk lampu kontrol Rp750 000 dan lampu perlakuan (lampu LED RGB) Rp850 000. Keuntungan ekonomi yang diperoleh sebesar Rp145 000. Biaya pembuatan alat ini termasuk murah, karena dapat dibuat dengan biaya sebesar Rp4 315 000 dibandikan dengan menggunakan lampu merkuri atau neon yang memiliki harga cukup tingi dan sering putus. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa rekayasa pengembangan lampu LED alat pemikat ikan dengan sistem microcontroller pada perikanan bagan tancap mampu mengatur perubahan intensitas warna cahaya secara halus (smooth) dan konstan, efektif dalam penangkapan ikan, dan efisien dalam bahan bakar minyak (BBM).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEngineering of Fishid
dc.subject.ddcAttractor Lampid
dc.titleRekayasa Sistem Mikrokontroler Lampu Pemikat Ikan Pada Perikanan Bagan Tancap.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordintensitas cahayaid
dc.subject.keywordspektrum intensitas cahayaid
dc.subject.keywordmicrocontrollerid
dc.subject.keywordmodulasi lebar pulsa (PWM)id
dc.subject.keywordpemikat ikanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record