Show simple item record

dc.contributor.advisorWijayanto, Hari
dc.contributor.advisorSumertajaya, I Made
dc.contributor.authorHasanah, Fitria
dc.date.accessioned2020-08-10T06:58:32Z
dc.date.available2020-08-10T06:58:32Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103535
dc.description.abstractDaging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang diperlukan bagi tubuh. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan, serta kesadaran akan pentingnya protein hewani maka permintaan terhadap daging sapi juga semakin meningkat. Konsumsi daging sapi nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan pertumbuhan sebesar 6.24%. Peningkatan populasi sapi potong dan produksi daging belum mencukupi konsumsi daging yang meningkat setiap tahun sehingga ketersediaan daging sapi di dalam negeri dipenuhi dari produksi lokal dan impor. Permintaan daging sapi yang terus meningkat menyebabkan senjang produksi dan konsumsi bertambah besar. Permintaan daging sapi meningkat pada hari-hari besar keagamaan seperti Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Hal ini menyebabkan terjadinya kenaikan harga. Harga yang tinggi merupakan permasalahan penting yang menjadi perhatian pemerintah karena berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan upaya stabilisasi harga dapat menjadi indikator kinerja pemerintah. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari perilaku harga daging sapi. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku harga daging sapi dengan metode dekomposisi dan melakukan peramalan harga daging sapi dengan model EEMD-ARIMA. Penelitian ini menggunakan metode Ensemble Emprical Mode Decomposition (EEMD) untuk mendekomposisi data harga daging sapi. Hasil dekomposisi data tersebut selanjutnya digunakan untuk melakukan peramalan harga daging sapi dengan dengan model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). EEMD menghasilkan 6 Intrinsic Mode Function (IMF) dan sisaan IMF. IMF dapat menggambarkan karakteristik fluktuasi data sehingga dapat dijelaskan makna ekonominya. Sisaan IMF merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar yaitu 98.55% terhadap ragam data harga yang berarti harga daging sapi dipengaruhi oleh tren jangka panjangnya. Hal ini sesuai dengan tren sisaan IMF yang searah dengan pergerakan harga daging sapi. Berdasarkan hasil EEMD, kenaikan harga daging sapi terjadi karena beberapa faktor diantaranya: hari besar keagamaan terutama bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, kebijakan impor, nilai tukar rupiah, harga BBM, dan hal-hal lainnya yang berpengaruh dalam jangka panjang. Peramalan harga mingguan daging sapi diperoleh dengan menjumlahkan komponen IMF dan sisaan IMF. Model EEMD-ARIMA menghasilkan peramalan dengan nilai MAPE sebesar 0.42%. Nilai ini lebih kecil dibanding hasil peramalan menggunakan model ARIMA dengan nilai MAPE sebesar 0.46%. Walaupun nilai MAPE yang diperoleh kecil, namun perlu kehati-hatian dalam melakukan peramalan harga daging sapi terutama pada jangka waktu yang relatif panjang. Peramalan dalam jangka panjang akan membuat ragam dugaan bertambah besar karena banyak faktor yang mempengaruhi, sehingga bisa membuat hasil peramalan menjadi tidak rasional.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcStatisticsid
dc.subject.ddcPrice Analysisid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Harga Daging Sapi Menggunakan Ensemble Empirical Mode Decomposition.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordarimaid
dc.subject.keyworddekomposisiid
dc.subject.keywordharga daging sapiid
dc.subject.keywordperamalanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record