Show simple item record

dc.contributor.advisorWahjunie, Enni Dwi
dc.contributor.advisorTarigan, Suria Darma
dc.contributor.authorUtami, Widya Ulfah
dc.date.accessioned2020-08-03T06:36:44Z
dc.date.available2020-08-03T06:36:44Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103466
dc.description.abstractPermasalahan utama yang dihadapi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia saat ini adalah meningkatnya kerusakan DAS sebagai akibat dari bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya aktivitasnya. Peningkatan kerusakan DAS diikuti dengan munculnya status DAS-DAS kritis di Indonesia dari tahun ke tahun. Kerusakan DAS dicirikan dengan luasnya lahan kritis yang menyebabkan fungsi DAS dalam tata air tidak optimal sehingga frekuensi dan besaran banjir, kekeringan semakin meningkat serta urbanisasi dan tekanan populasi juga menjadi tantangan utama bagi pengelolaan sumber daya air, terutama di kota-kota di negara berkembang. DAS Cisadane merupakan salah satu DAS prioritas di Indonesia berdasarkan Renstra PDAS-HL tahun 2015. Perubahan tutupan lahan di daerah hulu DAS Cisadane menyebabkan sebagian besar air hujan yang jatuh di wilayah DAS tidak dapat diretensikan dengan baik sehingga mengalir dengan cepat kebagian hilir DAS, dimana peningkatan luas permukiman mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air yang menyebabkan menjadi aliran permukaan. Melihat berbagai permasalahan yang ada di Sub DAS Cisadane Hulu maka perlunya dilakukan kajian mendalam tentang kondisi hidrologi di Sub DAS Cisadane Hulu saat ini dan pengelolaan DAS yang direncanakan maupun yang telah dilakukan. Salah satu tool yang dapat menganalisis kondisi hidrologi suatu DAS adalah Soil and Water Assesment Tool (SWAT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan dan menganalisis pengaruh perubahan pada tutupan lahan terhadap karakteristik hidrologi Sub DAS Cisadane Hulu serta mendapatkan rekomendasi kebijakan untuk pengelolaan Sub DAS Cisadane Hulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan tutupan lahan dari tahun 2013 hingga tahun 2018. Perubahan terbesar terjadi pada tutupan lahan pemukiman sebesar 455.95 ha. Hasil analisis kesesuaian tutupan lahan terhadap RTRW menunjukkan terdapat ketidaksesuaian sebesar 3,810 ha (8.69%). Ketidaksesuaian pemanfaatan ruang ini banyak terdapat di wilayah sempadan sungai seluas 1,737.49 ha dan kawasan pertanian seluas 1,535.82 ha. Berdasarkan hasil kalibrasi dan validasi model SWAT menunjukkan nilai Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) sebesar 0.69 dan 0.57. Hasil analisis berdasarkan karakteristik hidrologi menjukkan bahwa tutupan lahan bangunan/gedung dan tanah kosong/lahan terbuka memiliki nilai terbesar dalam menyumbang aliran permukaan dengan nilai koefisien sebesar 0.71 dan 0.60. Penerapan skenario terbaik untuk pengelolaan Sub DAS Cisadane Hulu yaitu skenario penerapan RTRW dengan teknik KTA (skenario 3). Tenik KTA mampu menurunkan aliran permukaan sebesar 32% dan meningkatkan aliran lateral (lateral flow) sebesar 9%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcWater Shedid
dc.subject.ddcLand Coverid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogorid
dc.titlePerubahan Tutupan Lahan dan Strategi Pengelolaannya pada Sub DAS Cisadane Huluid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddebit aliranid
dc.subject.keywordkalibrasiid
dc.subject.keywordmodel SWATid
dc.subject.keywordperubahan tutupan lahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record