Kajian Pengembangan Kawasan UMKM Digital Pengolah Makanan Di Kota Bekasi
Abstract
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan
penting dalam perekonomian Indonesia, terutama ditinjau dari segi jumlah
unit usaha dan daya serap tenaga kerja sebesar 97,17%. Sementara
kontribusi rata-rata UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu
sebesar 57,88%. Pertumbuhan perekonomian kota Bekasi tidak terlepas dari
kontribusi UMKM. Hal ini dapat dilihat dari jumlah UMKM yang cukup
banyak, dengan jumlah lebih kurang 203.000 unit UMKM yang tersebar di
56 kelurahan yang terdiri dari jenis usaha perdagangan pengolahan makanan
dan minuman sebanyak 12.988 UMKM dan berhasil menyerap sedikitnya
410.000 orang pekerja pada tahun 2016. Namun kontribusi UMKM hanya
sepertiga dari total kontribusi seluruh unit usaha dalam menstimulasi
pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu faktor penyebab rendahnya
peran UMKM dalam mendukung pertumbuhan ekonomi adalah tingginya
biaya atau proses pemasaran.
Solusi dari permasalahan pemasaran adalah membuat suatu zona/
kawasan/ sentra pemasaran UMKM pengolah makanan di tempat-tempat
strategis sehingga masyarakat umum dapat dengan mudah mengetahui dan
mendapatkan produk dari UMKM tersebut. Namun demikian tidaklah
mudah membentuk suatu kawasan UMKM mengingat Kota Bekasi
merupakan wilayah hinterland, sehingga solusi lain adalah dengan
memanfaatkan teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mengetahui persebaran spasial UMKM pengolah makanan di Kota Bekasi
(2) menganalisis alternatif wilayah dan sentra-sentra pengembangan
UMKM pengolah makanan di Kota Bekasi (3) merumuskan
arahan/rekomendasi wilayah dan program pengembangan kawasan UMKM
digital pengolah makanan di Kota Bekasi sehinnga kawasan UMKM
pengolah makanan akan terbentuk menjadi suatu kawasan yang terhubung
secara digital melalui suatu platform dengan memanfaatkan teknologi
berupa e-commerce yang disesuaikan dengan karakteristik dari masing–
masing wilayah.
Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Desember
2019. Identifikasi dan kategorisasi UMKM pengolah makanan dilakukan
melalui analisis distribusi geografi, yang menjadi dasar survei lapangan
untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data atribut melalui perangkat
lunak ArcGIS. Penentuan kawasan pengembangan UMKM pengolah
makanan digital dibangun berdasarkan penggabungan antara kawasan
UMKM pengolah makanan dan kawasan digital, yang dianalisis dengan
menggunakan teknik tumpang tindih. Kawasan UMKM pengolah makanan
disusun berdasarkan indikator kerapatan UMKM, tenaga kerja, jangkauan
pemasaran, kemitraan, dan penerapan standar K3. Sementara kawasan
digital disusun berdasarkan indikator wadah komuitas, jaringan infrastruktur
telekomunikasi, dan rencana pola ruang. Arahan pengembangan dilihat dari
sisi tata ruang dengan menggunakan matrik hubungan antara kawasan
UMKM, kawasan digital dan arahan pola ruang berdasarkan RTRW Kota
Bekasi Tahun 2011-2031, yang kemudian dikembangkan melalui analisis
deskriptif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat tiga kategori
kawasan pengembangan pengolah makanan di Kota Bekasi yaitu sentra
pengembangan 1 terdiri dari Kecamatan Bekasi Barat, Kecamatan Jatiasih,
dan Kecamatan Jatisampurna. Sentra pengembangan 2 terdiri dari
Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Pondok
Gede, dan Kecamatan Pondok Melati. Sentra pengembangan 3 terdiri dari
Kecamatan Bantar Gebang, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi
Timur, Kecamatan Mustika Jaya, dan Kecamatan Rawalumbu.
Hasil Pengembangan kawasan UMKM pengolah makanan digital
terhadap pola ruang terdiri dari kawasan tiga kategori pengembangan yaitu
untuk peruntukan kawasan UMKM dalam pola ruang dengan cara
meningkatkan pemasaran menjadi go digital, kawasan yang dapat
dikembangkan, dan dikembangkan bersyarat. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pengembangan UMKM pengolah makanan digital di Kota Bekasi
dapat dikembangkan dengan arahan/rekomendasi sesuai dengan karakter
kategori wilayah masing-masing.
Collections
- MT - Agriculture [3772]