Show simple item record

dc.contributor.advisorSarwoprasodjo, Sarwititi
dc.contributor.advisorHubeis, Musa
dc.contributor.advisorAmanah, Siti
dc.contributor.authorNindatu, Peinina Ireine
dc.date.accessioned2020-08-03T00:19:47Z
dc.date.available2020-08-03T00:19:47Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103351
dc.description.abstractKearifan lokal (local wisdom) memiliki peran penting untuk pengembangan dan keberlanjutan kehidupan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam, seperti pada bidang perikanan, perubahan iklim, kehutanan, mitigasi dan pertanian. Peran kearifan lokal di Indonesia telah memberikan dampak positif, misalnya pamali di Jawa Barat, subak wangaya betan di Bali, sasi di Maluku dan mapalus di Minahasa. Khususnya dalam bidang pertanian, kearifan lokal digunakan petani untuk mengambil keputusan dalam memulai waktu produksi, yaitu musim menanam, meningkatkan konservasi air dan tanah, serta meningkatkan adaptasi tanaman terhadap kekeringan dan digunakan dalam praktik pertanian berkelanjutan. Kearifan lokal merupakan aktualisasi kebudayaan sebuah kelompok masyarakat dan tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, karena melalui komunikasi maka kebudayaan akan eksis. Komunikasi tidak hanya diarahkan untuk perluasan pesan di suatu tempat, tetapi merupakan proses simbolis tempat realitas dihasilkan, dipelihara, diperbaiki dan ditransformasikan. Juga merupakan kreasi, representasi dan perayaan keyakinan bersama suatu komunitas. Komunitas Sahu Jio Tala’i Padusua merupakan salah satu suku asli di Kabupaten Hamahera Barat (Halbar). Rion-rion dan orom sasadu adalah kearifan lokal yang dimiliki komunitas ini, dalam praktik budi daya padi ladang. Praktik budi daya padi ladang dengan kearifan lokal merupakan tradisi yang telah diwariskan nenek moyang Suku Sahu sejak dahulu. Eksistensi praktik budi daya padi ladang mulai tergerus akibat pengaruh faktor internal dan eksternal komunitas, untuk itu perlu dilakukan usaha pelestariannya di dalam masyarakat, sehingga dapat menunjang pembangunan daerah di Kabupaten Halbar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pemaknaan Suku Sahu terhadap praktik budi daya padi ladang berbasis rion-rion dan orom sasadu sebagai identitas budaya; (2) Menjelaskan proses signifikasi, dominasi dan legitimasi yang terjadi pada hubungan dualitas agensi dan struktur dalam budi daya padi ladang oleh Suku Sahu; (3) Mengungkapkan peran struktur dan agensi para pihak (petani, tokoh-tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan DPRD Halbar) dalam mengembangkan perilaku masyarakat untuk mendukung budi daya padi ladang di Kabupaten Halbar; (4) Mengkonstruksi pendekatan komunikasi pembangunan yang dapat dikembangkan untuk menunjang pengembangan pertanian berkelanjutan, khususnya budi daya padi ladang di Kabupaten Halbar . Penelitian ini dirancang secara kualitatif dengan metode analisis etnografi komunikasi model SPEAKING, dengan bantuan software Nvivo pro 12. Para informan yang berjumlah 28 orang merupakan partisipan budaya, yaitu petani padi ladang, Kades, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh masyarakat, ketua dewan adat Suku Sahu, pemerintah daerah dan DPRD Halbar. Lokasi penelitian pada Desa Cempaka di Kecamatan Sahu Timur, yang masih rutin melakukan budi daya padi ladang dan orom sasadu, dan merupakan kelompok Tala’i, sedangkan Desa Worat-Worat di Kecamatan Sahu, yang mulai berkurang melakukan budi daya padi ladang tetapi, rutin merayakan syukuran panen orom sasadu, dan merupakan kelompok Padusua. Metode etnografi komunikasi digunakan untuk menganalisis pola komunikasi pada praktik budi daya padi ladang secara rion-rion dan perayaan syukuran panen orom sasadu, sehingga dapat diketahui pemaknaan komunitas petani Sahu terhadap praktik sosial tersebut. Selain itu dapat digunakan peneliti untuk menganalisis hubungan dualitas agensi dan struktur dengan kombinasi teori strukturasi dan hibridisasi budaya sebagai teori komunikasi pembangunan, selanjutnya peran-peran agensi dan struktur untuk pelestarian budi daya padi ladang serta mengkonstruksi pendekatan komunikasi pembangunan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Halbar. Penelitian ini menemukan pemaknaan Suku Sahu Jio Tala’i Padusua tentang budi daya padi ladang secara rion-rion dan orom sasadu yaitu: (1) Pelestarian nilai-nilai historis, tradisi, kerjasama, tolong-menolong, kekeluargaan, kerukunan; (2) Nasi adalah makanan pokok dan istimewa; (3) Perayaan syukuran panen dan berkat Tuhan selama setahun. Rion-rion dan orom sasadu merupakan bentuk komunikasi ritual karena terdapat ritual doa sebelum dan sesudah penanaman padi ladang, kebiasaan meletakkan bambu tempat benih dan sasapu secara vertikal di tanah, sedangkan pada orom sasadu,terdapat juga ritual doa, penyampaian pesan adat (bobita), nyanyian berbalas pantun (ma’io) dan ritual diskusi adat (kokonofu) serta tari-tarian. Hubungan agensi dan struktur dalam praktik budi daya padi ladang secara rion-rion dan orom sasadu merupakan hubungan dualitas, dimana struktur maupun agen dengan agensinya memiliki pengaruh seimbang dalam praktik budi daya padi ladang. Pengaruh faktor internal dan eksternal komunitas menyebabkan telah terjadi perubahan atau tranformasi struktur, yang merupakan hibridisasi budaya. Selanjutnya para agen dengan agensinya melakukan peran-peran sebagai pelaku praktik budi daya padi ladang dan para tokoh masyarakat melakukan peran advokasi pelestarian budi daya padi ladang pada kebijakan pemerintah daerah Halbar. Penelitian ini menemukan transformasi struktur merupakan hibridisasi budaya dimana terjadi perpaduan dua budaya, yaitu budaya lokal Sahu (rion-rion, orom sasadu) dengan kebijakan pemerintah daerah melalui program kerja khususnya untuk budi daya padi ladang sebagai budaya lain atau budaya modern (teknologi pertanian), sehingga membentuk struktur hibrid dalam pendekatan komunikasi pembangunan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan, khususnya budi daya padi ladang di Kabupaten Halbar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcCommunication developmentid
dc.subject.ddcRitual communicationid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcMaluku Utaraid
dc.titleKomunikasi Ritual dalam Hibridisasi Budaya pada Pembudidayaan Padi Ladang untuk Pengembangan Pertanian Berkelanjutan.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordagensiid
dc.subject.keywordkomunikasi ritualid
dc.subject.keywordrion-rionid
dc.subject.keywordtransformasi strukturid
dc.subject.keywordwacanaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record