Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.advisorWidyastutik
dc.contributor.advisorRifin, Amzul
dc.contributor.authorYuliani, Fitria
dc.date.accessioned2020-08-03T00:18:31Z
dc.date.available2020-08-03T00:18:31Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103345
dc.description.abstractIndonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak dapat hanya mengandalkan tingkat tabungan atau investasi dari dalam negeri saja untuk melakukan investasi karena tingkat tabungan di dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan untuk melakukan investasi. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan investasi asing langsung (FDI). FDI tidak hanya memberikan dampak bagi sektor/ industri dimana FDI ditanamkan, melainkan juga memberikan dampak bagi sektor/ industri lainnya. Bagi sektor/ industri dimana FDI ditanamkan, FDI akan memberikan dampak berupa peningkatan investasi, lapangan pekerjaan, output, dan juga spillover. Sementara, bagi sektor/ industri lain, FDI akan memberikan dampak berupa spillover yang akan meningkatkan produktivitas sektor/ industri lain. Investasi asing langsung (FDI) yang terbesar di Indonesia selama tahun 1990- 2017 adalah FDI pada sektor industri makanan. Namun, produktivitas industri makanan cukup rendah jika dibandingkan industri kimia dan industri tekstil. Selain itu, berdasarkan data BPS, laju nilai tambah industri makanan tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan industri lain yang investasi asingnya tidak sebesar industri makanan, seperti industri tekstil, industri non logam, dan industri alat angkut. Sektor industri makanan di Indonesia memiliki beberapa sub sektor. Dampak spillover pada masing-masing sub sektor industri makanan tersebut diperkirakan berbeda-beda, ada yang berdampak positif, negatif, atau bahkan tidak memberikan dampak apapun. Perbedaan dampak spillover tersebut menyebabkan produktivitas pada masing-masing sub sektor industri makanan pun berbeda-beda. Hal tersebut mengakibatkan produktivitas pada industri makanan tidak optimal. Untuk mengoptimalkan dampak spillover FDI terhadap produktivitas pada industri makanan, perlu diketahui FDI pada sub sektor mana saja yang dapat memberikan dampak spillover positif ataupun negatif. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak spillover FDI horizontal, FDI vertikal dengan keterkaitan ke depan (upstream linkage), serta FDI vertikal dengan keterkaitan ke belakang (downstream linkage) terhadap produktivitas dan nilai tambah pada sub sub sektor pada sektor industri makanan. Penelitian ini juga bertujuan menganalisis dampak faktor-faktor yang mempengaruhi spillover FDI, seperti kapasitas penyerapan (kapital dan tenaga kerja), ukuran perusahaan, dan perbedaan teknologi terhadap produktivitas dan nilai tambah perusahaan domestik. Penelitian ini menggunakan data panel dari 18 sub sektor industri makanan, selama kurun waktu 1990-2014. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua model yaitu dengan variabel dependen nilai tambah dan produktivitas. Metode estimasi yang digunakan adalah fixed effect cross section SUR model dan random effect model. v Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum spillover FDI berdampak positif terhadap nilai tambah dan produktivitas perusahaan domestik pada industri makanan. FDI yang paling besar memberikan dampak spillover terhadap nilai tambah dan produktivitas perusahaan domestik adalah FDI yang menggunakan bahan baku dari industri domestik. Spillover FDI horizontal dan vertikal dengan keterkaitan ke depan berdampak positif terhadap perusahaan domestik besar dengan sumber daya manusia dan tingkat teknologi tinggi. Sementara spillover FDI vertikal dengan keterkaitan ke belakang berdampak positif terhadap perusahaan domestik dengan tingkat teknologi rendah, modal rendah dan padat tenaga kerja (padat karya). Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini adalah agar investasi asing tetap dibuka, terutama pada industri makanan paling hilir, seperti industri minuman tidak beralkohol dan industri makanan lainnya. Namun, dalam membuka investasi asing, pemerintah perlu memberikan persyaratan bagi investor asing agar melakukan kerja sama sub contracting dengan perusahaan domestik, terutama UMKM pada sektor hulu serta melakukan transfer teknologi dan pelatihan teknologi bagi perusahaan domestik. Agar investor asing bergairah untuk melakukan transfer teknologi dan pelatihan teknologi kepada perusahaan domestik, maka pemerintah dapat memberikan insentif berupa pemotongan tarif PPh apabila investor asing terbukti dapat meningkatkan nilai tambah dan produktivitas perusahaan domestik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgricultural Economicid
dc.subject.ddcVallue addedid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleDampak Spillover FDI terhadap Nilai Tambah dan Produktivitas Perusahaan Domestik pada Sub Sektor Industri Makananid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordFDI horizontalid
dc.subject.keywordFDI vertikalid
dc.subject.keywordindustri makananid
dc.subject.keywordnilai tambahid
dc.subject.keywordproduktivitasid
dc.subject.keywordspilloverid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record