Show simple item record

dc.contributor.advisorDharmawan, Arya Hadi
dc.contributor.advisorSoetarto, Endriatmo
dc.contributor.advisorPacheco, Pablo
dc.contributor.authorYulian, Bayu Eka
dc.date.accessioned2020-08-03T00:17:18Z
dc.date.available2020-08-03T00:17:18Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103340
dc.description.abstractPenelitian ini menganalisasi suatu proses ekspansi perkebunan kelapa sawit yang kemudian memberikan dampak pada struktur agraria dan sistem nafkah rumah tangga pedesaan. Dengan menggunakan sequential mix method, penelitian ini memadukan pendekatan kualitatif dan kuantatif untuk melakukan kerja-kerja pengumpulan hingga analisis data. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan Companion Modeling untuk menganalisis proses terjadinya perubahan bentang alam akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit. Sebagai suatu pendekatan baru dalam kajian Sosiologi Pedesaan, Companion Modeling memberikan suatu cara pandang dalam menganalisa proses perubahan bentang alam akibat ekspansi yang dilakukan oleh beragam aktor termasuk perkebunan kelapa sawit. Ekspansi perkebunan kelapa sawit adalah suatu keniscayaan ditengahditengah menguatnya permintaan pasar global terhadap minyak kelapa sawit. Beragam aktor terlibat dalam ekspansi perkebunan kelapa sawit yaitu diantara perkebunan skala besar (swasta maupun milik negara), petani/pekebun swadaya, dan petani/pekebun plasma. Ekspansi perkebunan kelapa sawit dilakukan oleh perkebunan skala besar dengan difasilitasasi oleh instrumen kebijakan berupa izin lokasi, izin usaha perkebuan, dan hak guna usaha telah melakukan teritorialisasi ruang pedesaan. Proses ini berhadap-hadapan dengan klaim lokal dari masyarakat desa setempat. Perubahan struktur agraria pedesaan terjadi dengan bekerjanya organisasi produksi kelapa sawit. Lahan-lahan yang sebelumnya dikuasai, “dimiliki”, dan dimanfaatkan oleh masyarakat kini berubah fungsi menjadi konsesi perkebunan kelapa sawit perusahaan. Proses ekspansi perkebunan kelapa sawit ini juga terkait dengan isu-isu tentang deforestasi, konflik sosial, dan hilangnya keanekaragaman hayati akibat monokulturisasi tanaman perkebunan kelapa sawit. Mengangkangi debat tentang sawit sebagai penyebab deforestasi, penelitian ini melakukan penelusuran sejarah agraria atas proses deforestasi yang terjadi sejak era logging hingga era kejayaan perkebunan kelapa sawit. Memang benar bahwa kelapa sawit tidak menyebabkan deforestasi secara langsung (direct), karena deforestasi telah terjadi jauh sebelum era kejayaan perkebunan kelapa sawit. Namun penelitian ini melihat adanya fenomena teori pelanjut deforestasi (maintaining deforestation theory) yang diakibatkan oleh perkebunan kelapa sawit. Konsekuensi dari ekspansi perkebunan kelapa sawit skala besar, masyarakat juga terseret dalam euforia ekspansi perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini menemukan suatu bentuk ekspansi senyap (silent expansion) yang dilakukan oleh petani/pekebun swadaya. Ekspansi senyap merupakan suatu strategi perluasan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan secara diam-diam, ilegal (di belakang panggung negara), luasan kecil-terfragmentasi, dan dilakukan oleh petani/pekebun yang memiliki relasi dengan aktor-aktor seperti midlle man dan big man. Ekspansi senyap ini juga terjadi akibat adanya dukungan dari program-program ii pemberdayaan masyarakat dalam kerangka kerjasama antara perusahaan dengan pemerintah setempat seperti pembagian bibit kelapa sawit. Ekspansi senyap mempertegas Teori Akses yang memberikan kritik terhadap Teori Hak. Tanpa hak atas lahan atau sekumpulan hak (bundle of right), ternyata aktor mampu melakukan ekspansi perluasan kebun kelapa sawit dengan menggunakan sekumpulan kuasa (bundle of power). Hak (right) menjadi hal yang tidak dianggap penting oleh aktor-aktor yang melakukan ekspansi senyap, padahal dalam kerangka kehidupan bernegara hak merupakan yang terpenting karena terkait dengan instrumen politiko-legal dalam panggung negara. Penelitian ini menujukkan bahwa fenomena ekspansi senyap terjadi akibat terjadinya vacum of authority. Selanjutnya penelitian ini menujukkan bahwa perkebunan kelapa sawit telah menjadi pipa penghubung antara ekonomi desa dengan sirkuit ekonomi global. Desa-desa di sekitar perkebunan kelapa sawit Kabupaten Kutai Kartanagara mengalami ketergantungan pada ekonomi perkebunan kelapa sawit dan menujukkan gejala penunggalan sumber nafkah rumah tangga pedesaan. Rumah tangga pedesaan mengalami tragedi nafkah, karena semakin menunjukkan fenomena ketergantungan tunggal kepada perkebunan kelapa sawit. Proses monokulturisasi tanaman yang mengubah bentang alam telah mengakibatkan jebakan mono-struktur nafkah yang berbasis komoditas kelapa sawit. Proses ini menjadikan rumah tangga desa dalam posisi yang rentan, karena tidak lagi berdaulat atas usaha pertaniannya sendiri melainkan tergantung pada fluktuasi harga tandan buah segar kelapa sawit. Pada bagian akhir penelitian ini hendak memberikan alternatif terhadap penyelesaian masalah-masalah yang diakibatkan oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit. Penyelesaian masalah tersebut dimulai dengan melakukan pemeriksaan terhadap institusi legal-formal yang terdapat di Indonesia. Akhirnya pendekatan institusional dalam penyelesaian masalah-masalah ekspansi perkebunan kelapa sawit muaranya sangat bergantung pada political will pemangku kuasa tertinggi di republik ini.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSociologyid
dc.subject.ddcRural Sociologyid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcKalimantan Timurid
dc.titleEkspansi Perkebuan Kelapa Sawit: Perubahan Struktur Agraria dan Sistem Nafkah Rumah Tangga Pedesaanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAksesid
dc.subject.keywordbundle of powerid
dc.subject.keywordbundle of rightid
dc.subject.keywordcompanion modelingid
dc.subject.keywordekspansi senyapid
dc.subject.keywordstruktur agrariaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record