Show simple item record

dc.contributor.advisorNugroho, Naresworo
dc.contributor.advisorBahtiar, Effendi Tri
dc.contributor.authorKirana
dc.date.accessioned2020-07-29T06:22:49Z
dc.date.available2020-07-29T06:22:49Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103317
dc.description.abstractStruktur menara pendingin utamanya adalah kayu. Kayu merupakan material organik tersedia di alam, mudah diperoleh, dan berasal dari sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Menara pendingin di Indonesia umumnya menggunakan kayu redwood dan douglas fir sesuai dengan persyaratan CTI (Cooling Tower Institute) STD 103 dan 114. Biaya pengadaan dan pemeliharaan kayu impor cukup mahal sehingga penggunaan kayu lokal sebagai komponen menara pendingin menjadi salah satu solusi. Salah satu kayu lokal yang diteliti dan dipelajari sebagai komponen menara pendingin adalah kayu pinus (Pinus merkusii). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh bahan pengawet Alkaline Copper Quaternary (ACQ) pada sifat fisis, mekanis, keterawetan kayu, dan keawetan kayu. Sifat fisis, mekanis, dan keawetan diukur sebelum dan sesudah pengawetan dengan cara impregnasi vakum-tekan metode full-cell ACQ, selanjutnya diuji-t dengan asumsi ragam yang sama untuk mengetahui perubahan sifat fisis mekanis dan keawetan setelah impregnasi. Hasil penelitian ini menunjukkan kayu pinus memiliki tegangan izin geser, lentur dan tekan tegak lurus yang sedikit lebih rendah dari persyaratan pada CTI-114, CTI-103, dan NDS 2005 sehingga untuk mensubstitusi douglas fir dan redwood sebagai komponen menara pendingin di Indonesia diperlukan dimensi kayu yang lebih besar. Kayu pinus memiliki sifat keterawetan yang bagus karena diindikasikan oleh nilai retensi yang tinggi dan nilai penetrasi yang sesuai dengan syarat CTI-112. Hasil uji ketercucian menunjukkan bahan pengawet ACQ lebih banyak tercuci pada air panas dibandingkan air dingin. Hasil uji ketahanan terhadap rayap tanah laboratorium dengan standar SNI 7207:2014 dan uji ketahanan terhadap rayap di lapang dengan standar ASTM D1758-08 menunjukkan bahwa proses pengawetan memiliki pengaruh nyata terhadap weight loss kayu pinus yang berkurang secara signifikan setelah diawetkan dengan ACQ, yang berarti umur pakai kayu pinus menjadi lebih tinggi setelah diberikan pengawet ACQ. Pengawetan dengan ACQ memberikan pengaruh sifat fisis dan mekanis yang bervariasi, namun secara umum tidak ada kenaikan maupun penurunan yang berbeda nyata setelah proses pengawetan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest Productid
dc.subject.ddcPinus merkusiiid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengawetan Kayu Pinus (Pinus merkusii) dengan Alkaline Copper Quaternary (ACQ) sebagai Komponen Menara Pendinginid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordACQid
dc.subject.keywordimpregnasiid
dc.subject.keywordmenara pendinginid
dc.subject.keywordpengawetanid
dc.subject.keywordsifat fisis mekanis kayuid
dc.subject.keyworduji graveyardid
dc.subject.keywordpinusid
dc.subject.keywordrayapid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record